19

2.7K 141 3
                                    

Jaehyun terbagun lebih dulu, ia melihat ke arah ketiga orang yang tengah tertidur pulas. perlahan Jaehyun bangkit dari tidur berusaha untuk tidak membangukan ketiga orang yang lebih muda dari nya itu.

Jaehyun masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri nya sebelum memulai hari yang berat ini.
lima belas menit berlalu, Jaehyun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe.

Jaehyun berjalan kearah kasur, ia memperhatikan wajah Renjun. mata nya terlihat bengkak karena menangis semalaman akibat kedua adik nya.
Jaehyun menghela nafas nya.

" eunghh.." baru saja Jaehyun berbalik tiba-tiba ia mendengar lenguhan dari bibir Renjun, segera ia membuka selimut yang menutupi sebagian tubuh mereka bertiga, berfikir bahwa salah satu atau mungkin kedua adik nya kembali menyentuh Renjun.
namun pikiran itu seketika hilang begitu saja saat melihat kedua adik nya ternyata masih tertidur.

" eumhh" kembali Renjun melenguh.

Jaehyun duduk di belakang Jeno, tangan nya terulur menyentuh kening Renjun, namun saat telapak tangan nya bersentuhan dengan kulit putih Renjun, Jaehyun merasakan betapa panas nya suhu tubuh Renjun.

segera Jaehyun pergi keluar kamar, menyuruh salah satu maid membawakan kompres hangat ke kamar Renjun, ia juga menelfon dokter untuk datang ke rumah nya.
saat Jaehyun masuk ke kamar di ikuti oleh maid yang membawakan kompres.
ia melihat Jaemin yang telah bangun, tengah duduk di kasur sambil mengelus kepala Renjun.

" Jeno kemana? " tanya Jaehyun sebab Jeno tidak terlihat di samping Jaemin dan Renjun

" kenapa? " terdengar suara yang berasal dari arah kamar mandi.
terlihat Jeno yang sudah segar sehabis mandi tengah mengerikan rambut nya dengan handuk kecil.

" biar saya saja, kau keluar lah " kata Jeno pada maid yang sebelumnya mengikuti Jaehyun, saat hendak membantu Mengompres Renjun sebab Jaemin tidak dapat melakukan nya sendiri karena tangan kanan nya sedari tadi di genggam sangat erat oleh Renjun.

akhirnya maid itu pun pamit pergi dari hadapan ketiga tuan nya itu. Jeno duduk di sisi kasur yang kosong lalu dengan telaten Mengompres Renjun, ia juga sedikit menekan-nekan kompres tersebut.

" Jaemin, mandi dulu " Jaehyun berjalan mendekat kearah Jaemin.

" tidak bisa " Jaemin menunjukkan tangan nya yang di genggam dengan erat oleh Renjun

" permisi tuan, dokter nya sudah tiba " Tiba-tiba seorang maid datang bersama seorang dokter di samping nya. Jaehyun mempersilahkan sang dokter untuk masuk lalu menyuruh maid yang mengantarkan dokter itu untuk pergi.

" tolong di periksa dok " ucap Jaehyun pada sang dokter sambil menunjuk Renjun. dokter tersebut mendekat ke arah Renjun, Jeno segera menyingkir dari duduk nya untuk memberikan ruang pada sang dokter.

Jaehyun, Jeno dan Jaemin diam memperhatikan dokter tersebut memeriksa Renjun. setelah memberikan suntikan pada Renjun dokter tersebut pun mengambil secarik kertas lalu menuliskan sesuatu di kertas tersebut.

" ia hanya kelelahan, tadi saya sudah memberikan suntikan untuk memulihkan stamina nya, setelah ia bangun jangan biar kan ia mengangkat berat atau apapun yang berpotensi membuat ia kelelahan. ini resep obat yang harus dia minum. jangan lupa untuk memberikan makanan bergizi untuk nya. " dokter itu menyodorkan kertas tadi kepada Jaehyun di ikuti dengan penjelasan.

mereka bertiga mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama. setelah memberikan penjelasan sang dokter pun bersiap untuk pulang

" baik dokter, terimakasih. mari saya antar" Jaehyun dan dokter itu pun pergi dari kamar Renjun.

Jaemin merasakan genggam di tangan nya melemah, lenguhan dan kerutan di dahi Renjun juga sudah tidak terdengar dan terlihat, membuat Jaemin dan Jeno bernafas lega.
Jaemin menyuruh Jeno untuk tetap di samping Renjun karena ia mau menyegarkan diri nya dulu. setelah mendapat persetujuan, dengan hati-hati Jaemin melepaskan genggam Renjun dari tangan nya dan perlahan turun dari kasur.

.
.
.
.
.

Jam dua siang Renjun terbangun. ia mulai membuka mata nya. kepala nya terasa pusing, perlahan ia mencoba bangun dari tidur nya. saat bagun tiba-tiba saja sebuah handuk kecil yang terasa basah jatuh dari kepala nya.

ia melihat ke sampaing, terdapat Jeno yang tengah tertidur dengan posisi duduk. terlihat tidak nyaman.
Renjun memperhatikan wajah Jeno. terlihat damai saat tidur, namun tidak saat bersetubuh dengan nya, Jeno agak sedikit kasar jika sedang bernafsu.

Renjun terus memperhatikan wajah Jeno.

tampan.

satu kata yang terlintas di pikiran Renjun.

" kalau sudah memperhatikan ku seperti itu, berarti sudah sembuh " ucap Jeno, namun mata nya masih terpejam.

wajah Renjun memerah mendengar perkataan Jeno. ternyata Jeno tau ia tengah memperhatikan nya.
Jeno membuka mata nya memperbaiki posisi duduk nya. tangan nya terulur menyentuh kening Renjun.

" hm.. panas nya sudah turun "

Jeno mengambil handuk yang sedari tadi di genggam oleh Renjun. memasukkan nya ke dalam baskom lalu turun dari kasur.

" tetap di sini, aku akan membawakan makanan. jangan kemana-mana " tanpa menunggu jawaban Renjun, Jeno langsung pergi keluar dari kamar Renjun sambil membawa baskom berisi air kompresan Renjun

Renjun terus memperhatikan langkah Jeno. wajah nya semakin memerah saat mengingat perlakuan Jeno pada nya tadi.

" wahh.. " Renjun menyentuh kedua pipi nya. seketika Renjun lupa dengan rasa pusing yang mendera kepala nya.


⋇⋆✦⋆⋇

Sugar DaddyWhere stories live. Discover now