14.

15K 1.6K 32
                                    






Seminggu berlalu sejak Elio mengalami perundungan dan tepat hari ini dia kembali ke sekolah. Mobil yang dikendarai Leon terparkir di parkiran khusus, keduanya keluar dan menghampiri kedua teman Leon yang sudah menunggu di parkiran motor.

"Wih, kakak manis udah sehat nih. Ga ada sakit lagi kan? "

"Um! El gapapa kok. " Bocah itu menjawab sembari tersenyum.

Riko terlihat lega. Setelah seminggu lamanya dia tak melihat wajah itu. "Lain kali kakak jangan pergi sendirian, kalo Leon ada urusan, kakak bisa manggil kita berdua. Ya, kan, Daniel?" Daniel mengangguk.

Elio memandang Riko ragu. "Emangnya Riko bisa di andalkan?"

Pipi Riko berkedut-kedut , mau kesal.. Takut pawangnya marah. " Kak.. Kalo isengin yang lebih muda. Pantatnya nanti kelap kelip mau?" ancaman tak bermutu.

"Ancaman anak kecil bisa aja." Leon menjitak kepala Riko tanpa beban.

Elio di samping Leon sudah pucat pasi, langsung bersembunyi di belakang tubuh Leon seraya menggeleng ribut.

"Nooo! El ga mau, El janji ga bakal nakal lagi."

"Hah?!" Leon berbalik, apakah kakaknya percaya ancaman anak kecil? Terlebih sampai menangis?!!

Riko pun tak kalah kaget. Dia hanya bercanda dengan ancaman non faedahnya, kakak temannya itu percaya? Dia polos atau bodoh sih! teriak Riko dalam hati.

Leon berusaha menahan tawa, mengusak kepala Elio agar lebih tenang tentu saja.

"Tidak kak, dia hanya bercanda. Mana mungkin pantat kakak berkedip kan? " Leon berusaha meyakinkannya Elio untuk percaya.

Dengan gemas  Elio menatap Leon. "Sungguh? " Leon mengangguk.

Maka setelah itu, Elio memandang Riko garang. Dia mendekati Riko, menarik seragam Riko hingga anak itu tertunduk lalu menarik rambut pemuda itu gemas.

"Dasar nakal. Riko pembohong!!" Erangnya.

Leon dan Daniel tidak berniat membantu sama sekali, mereka cukup puas karena tingkah keduanya. Sayangnya kesenangan mereka tak bertahan lama, karena tepat setelahnya suara seseorang membuatmu mereka muak.

"KAK DANIEL! TUNGGUIN QILA! "

Mereka menatap malas Aqila yang berlari ke arah mereka dengan tampang polos.

"Kakak ih! Tungguin Qila!" rengek Aqila dan langsung menggandeng tangan Daniel. Bibirnya mengerucut karena kesal.

Daniel terlihat risih, dia melepaskan rengkuhan Aqila. Apalagi dada yang sengaja di gesekkan berhasil membuat Daniel semakin Illfeel.

"Kakak ih!" Sebal Qila. Dia tetap bertingkah imut.

Leon segera membawa kakaknya menjauh. Takut-takut sang kakak kesurupan setan keganjenan macam Qila. Meski dia suka mengingat kakaknya imut, tapi kalo modelan kek Qila mending skip.

Riko pun mengikuti Leon. Dirinya hanya bisa menatap Daniel kasihan. Keluarga Daniel membawa Aqila ke mansion hanya sebatas 'kasihan' sebagai alasan.

Ya, malam itu, saat Aqila ditelantarkan di jalan, kebetulan orang tua Daniel melihatnya. Aqila ingat jika keluarga Daniel terkenal dermawan, karena itu dia berakting sok tersakiti agar mendapat simpati dari mereka.

Dan siapa sangka jika rencananya berhasil. Memang keluarga Daniel tidak sekaya dan tidak memiliki banyak kuasa. Tapi Aqila akan menggunakan mereka sebagai baru loncatan.

Aqila berencana akan mendekati entah itu Farel ataupun Leon untuk menjadi kekasihnya kelak. Dengan begitu dia bisa masuk ke dalam keluarga kaya itu lebih mudah.

Became A Favorit Figure - EndWhere stories live. Discover now