8 - Hal Aneh

528 71 30
                                    

haii syank² qqqq
gua update dalam merayakan kelolosan di snbp hihi Alhamdulillah. terima kasih yaaa atas doa doa baiknya dari kalian, lov uu

anw chapter ini ilang semua dan gada riwayat revisi nya :)
kurang sabar apalagi diriku

HAPPY READING 💚

•••

Hari minggu ini Sargas pakai untuk kumpul dengan teman-temannya—Gino dan Putra—yang sudah lama tidak bertemu. Semuanya sibuk. Alan dan Anji jauh lebih sibuk karena tidak bisa hadir sekarang.

Mari kita lihat kesibukan kawan-kawan Sargas saat ini. Yang pertama Gino. Semenjak pernikahan nya diundur yang membuat laki-laki itu stres berat, sekarang Gino sedang sibuk mengurus restoran nya. Iya, Gino punya resto. Jadi chef ceritanya dan kerennya dia udah merekrut banyak karyawan. Biarpun agak sinting, gitu-gitu juga Gino pintar memasak.

Yang kedua Putra. Laki-laki berwajah kecil itu sibuk mengurus gedung-gedung meneruskan pekerjaan Papa Bear. Bahkan gedung-gedung di kota nya dominan dimiliki oleh Putra. Bagi yang mau menyewa gedung segala macem nya boleh menghubungi Putra, ya.

Kemudian Anji. Sahabat yang kerap dipanggil oleh Sargas dengan sebutan boncel itu sekarang sedang melanjutkan pendidikan S2, di luar negeri pula. Katanya biar gak insecure-insecure banget pas mau nikah sama Rara. Soalnya Rara juga lagi lanjut S2, makanya tidak pernah main dengan Nayya akhir-akhir ini.

Terakhir ada Alan. Saat ini dia berprofesi sebagai dokter obgyn alias bidan kalau kata Sargas. Emang kurang ajar. Alan juga udah punya tempat praktek sendiri, makanya laki-laki itu super sibuk karena tempat praktek nya penuh setiap hari kecuali hari senin. Ya daripada dia seperti orang-orang yang benci hari Senin, Alan malah menyukai hari mematikan itu soalnya dia libur. Lagian kenapa para ibu-ibu hamil itu seneng banget dateng ke Alan? Karena dia ganteng makanya wanita-wanita pun modus.

Saat ini Sargas, Gino, dan Putra sedang berada di basecamp mereka, tepatnya di kamar Putra. Kalau lagi kumpul bertiga seperti ini membuat mereka lupa umur, mendadak kelakuannya seperti anak SMA.

Sebelum datang kesini, Sargas sempat bertengkar kecil dengan Nayya. Nayya terus mengomel akibat Sargas bergadang terus dan berakhir laki-laki itu sulit dibangunkan. Seperti biasa, tanpa melawan istrinya itu dan dengan jurus membujuk ala-ala Sargas, Sargas akhirnya bisa pergi dengan selamat. Biarpun Nayya menangis setelahnya karena ditinggalkan oleh Sargas, tapi ya sudahlah.

Lagian Nayya sekarang sensitif banget, gampang emosian. Gak mungkin 'kan Sargas diceraikan? Hoho pikiran Sargas terlalu jauh.

“Udah lama gak main ginian, gue ngerasa peforma gue menurun,” ucap Gino sambil memegang stik game nya heboh.

“Bilang aja emang gak jago! Nih gue udah lama gak main tetep keren gini mainnya,” sahut Sargas sombong.

“Lo 'kan dirut gabut!” Gino mendapat geplakan di wajahnya.

Putra datang ke kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan ringan beserta minuman kaleng.

Iraha deui nempo si Puput mamawa nampan kieu?” ejek Gino sambil tertawa. “Tumben maneh?”

(Kapan lagi lihat si Puput bawa-bawa nampan begini?)

(Tumben lo?)

Geus gede, ah. Kudu jadi jelema bener!” jawab Putra sambil mendengus sebal.

(Udah gede, ah. Harus jadi orang bener!)

Sargas yang dari tadi menyimak hanya bisa terkekeh. Tapi, dia mencium sesuatu yang membuat perutnya seperti diaduk-aduk. Sargas langsung berlari ke kamar mandi yang berada di dalan kamar Putra.

ÉTERNITÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang