7 - Belanja

977 107 78
                                    

omaygat halo semua nya apa kabarrrr??
emang btulan setahun sekali update nya hehe mianhae 🙏🏻🙏🏻

HAPPY READING 💚

•••

"Ya Allah, A. Aku tinggal lama beli sarapan belum bangun juga. Bangun gak! Itu liat udah jam berapa sekarang." Nayya menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuh Sargas.

Wanita itu menarik-narik tangan suami nya supaya cepat bangun, namun Sargas tetap memejamkan mata. Masih tidur.

Tentu Nayya geram dibuatnya. Senyum licik terpatri seram di wajahnya. Ia mempunyai sebuah ide yang tentu saja membuat siapa pun akan bangun. Mata nya menatap kaki Sargas.

1

2

3

"ADUH APA SIH?!" Sargas langsung terduduk, mengusap-usap kaki nya yang terasa perih akibat 3 bulu kaki nya dicabut bersamaan oleh Nayya.

"BANGUN GAK LU!"

"Masih ngantuk, Nay."

"Gak ada ngantuk-ngantuk. Suruh siapa abis subuh tidur lagi? Oiya, semalem kamu tidur jam berapa ha?! Mabar aja terus mabar sama temen kamu itu. Udah bapak-bapak juga-"

Omelan Nayya tidak didengar oleh Sargas, laki-laki itu malah kembali memejamkan mata dengan posisi duduk.

PLAK!

Sargas melotot menatap Nayya, dibalas pelototan juga oleh Nayya yang membuat Sargas langsung menciut.

"Mandi."

Sargas cemberut. "Air nya dingin, Nay."

"Mandi."

"Kan aku dirut nya, schedule ku hari ini cuman rapat kok jam 11."

"MANDI!"

"IYA-IYA INI MANDI!" Sargas otomatis berlari, mengambil handuk yang terjemur di dekat pintu kamar mandi lalu langsung masuk ke kamar mandi.

Nayya geleng-geleng kepala sambil mengusap dada sabar. Hari-hari biasanya Sargas memang tidak seperti ini, biasanya laki-laki itu akan susah bangun kalau malem nya bergadang.

Gimana nanti kalo dia punya anak, ya? Bisa-bisa nanti anaknya yang malah jadi figur ayah buat Sargas.

•••

"Udah aku bekelin nasi buat kamu sarapan, ini ada dancow nya juga di tempat minum warna hitam. Yang warna putih vitamin buat kamu. Habisin makanannya, kalo gak habis jangan pulang ke rumah."

Sargas mengangguk-angguk nurut dengan wajah cemberut. Dia sedang berusaha memasang dasi yang sebentar lagi akan membuatnya frustasi.

"Kenapa aku gak boleh sarapan di rumah?" tanya Sargas menatap Nayya melas.

"Soalnya kamu udah telat."

Tatapan melas itu langsung berubah sedih. Ia menarik dasi nya yang tak kunjung jadi lalu menyodorkan ke Nayya.

Nayya menghela napas, menerima dasi itu dan menyuruh Sargas supaya agak menunduk. Wajah laki-laki itu tetap sama, cemberut karena dia tidak boleh sarapan bersama istrinya.

ÉTERNITÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang