Chapter 5

235 28 0
                                    

Ayo guys follow akunku dulu ya 😊

Wattpad: Azuretanaya
Facebook: Azuretanaya
Instagram: _azuretanaya

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya ya guys 🙏



Happy reading



Sudah menjadi kebiasaan bagi Jeslyn selama dua bulan terakhir ini ia hanya akan berada di dalam kamar tidurnya jika Andra sedang libur kerja dan ada di apartemen. Jeslyn hanya bergegas meninggalkan kamarnya ketika ia ingin ke kamar mandi atau kurir pengantar makanan datang. Bahkan, makan pun Jeslyn di dalam kamar tidurnya. Untungnya kamar tidur tersebut sudah dilengkapi televisi, jadi ia tidak akan merasa terlalu bosan saat berada di sana dalam waktu yang relatif lama. Jeslyn memang sengaja mendekam di dalam kamar karena ia ingin menghindari bertatap muka dengan Andra.

Perhatian Andra yang sedang membuat makanan untuk santap siang teralih saat mendengar bel apartemennya berbunyi. Tanpa melepas celemek ia mematikan kompor terlebih dulu sebelum membuka pintu. Ia menduga jika orang yang menekan bel apartemennya adalah kurir yang mengantarkan makanan pesanan Jeslyn. Apalagi sekarang sudah menjelang waktu makan siang, belum ada satu pun kurir pengantar makanan yang datang. Sudah bukan hal baru lagi jika kini apartemennya sering didatangi oleh kurir pengantar makanan, mengingat Jeslyn sangat rajin melakukan pemesanan secara online.

Di awal-awal mereka tinggal bersama, beberapa kali Andra sempat menegur Jeslyn yang dianggap terlalu sering memesan makanan dari luar. Andra hanya khawatir kebutuhan gizi janin di dalam perut Jeslyn tidak terpenuhi dengan baik, apalagi tidak hanya sekali ia pernah memergoki perempuan tersebut memesan makanan siap saji. Jeslyn bukannya mengindahkan teguran Andra, mereka malah terlibat pertengkaran. Bahkan, Jeslyn pernah mengatakan bahwa ia tidak mempunyai kepedulian apa pun terhadap janin di dalam perutnya jika makanan yang dimakannya tidak bergizi. Pertengkaran yang kerap terjadi setiap kali Andra menegur Jeslyn sering berujung pada perempuan tersebut mengalami pendarahan akibat stres. Tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk menimpa calon anaknya atau Jeslyn, Andra pun memilih untuk mengalah.

"Mama," ucap Andra dengan nada terkejut setelah membuka pintu dan melihat tamu yang datang karena sang ibu tidak memberitahukan kedatangannya terlebih dahulu.

"Di mana Jeslyn?" Tiara mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartemen Andra setelah anak bungsunya tersebut mempersilakannya masuk.

"Di kamar," jawab Andra yang berjalan di belakang tubuh Tiara. "Mama ada acara di Bali?" tanyanya sambil menatap Tiara yang masih mengamati apartemennya.

Tiara mengangguk. "Kalian berbagi kamar dan tidur bersama?" tanyanya ingin tahu karena seingatnya apartemen yang ditempati oleh Andra mempunyai hanya satu kamar tidur.

Dengan cepat Andra menggeleng. "Tidak. Aku tidur di ruang kerjaku," jawabnya memperjelas.

Tiara manggut-manggut. "Seharusnya kamu mencari apartemen yang lebih besar dan mempunyai dua kamar tidur," sarannya setelah mendengar jawaban Andra.

"Menurutku apartemen ini masih cukup untuk menampung dua orang, aku dan anakku nanti. Bahkan, lebih dari cukup," Andra menjawabnya dengan santai.

Tiara menghela napas. Saat ini ia sedang tidak tertarik untuk berdebat dengan Andra. "Kamu masak?" tanyanya saat baru menyadari sang anak masih memakai celemek.

"Iya, untuk makan siang," Andra menjawab saat ia hendak kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatan memasaknya. "Mama mau makan siang bersamaku?" tanyanya.

Tiara menggeleng. "Mama sudah ditunggu di parkiran oleh Papa. Mama ke sini untuk menjemput Jeslyn. Mama dan Papa ingin mengajaknya makan siang bersama," beri tahunya.

Unwanted MarriageWhere stories live. Discover now