ENAM

5.7K 394 0
                                    

Pada kehidupan sebelumnya, Lovely butter adalah parfum limeted edition yang jarang diproduksi lagi oleh perusaha 'LED COMPANY'.

Parfum itu banyak disukai oleh banyak orang, tapi menurut berita proses pembuatannya begitu lama. Sehingga perusahaan membatasi penjualannya.

Ada yang lebih penting daripada itu "LED COMPANY" adalah perusahaan yang dimiliki oleh Raven. Perusahaan raksasa yang banyak bergerak di berbagai bidang hingga menjadi saingan dari perusahaan lainnya, contohnya saja Narendra Corp.

"Gilaaa jadi itu tadi usaha kecil-kecilannya Raven? Gila! Gila! Dia nyadar nggak yah di masa depan karena parfum-parfum ini dia bisa menjadi lebih kaya?" Girang Arella melompat-lompat kecil membuat pengunjung yang lewat herat melihat tingkahnya.

Tapi ada yang membuat Arella begitu tertarik pada Raven, pria itu begitu pekerja keras, pantas saja di 5 tahun mendatang lagi, dia sudah bisa menjadi pengusaha sukses bahkan bisa debut di majalah Time.

Arella jadi minder sekarang, bahkan saat dia sudah mengulang waktupun dia masih bingung ingin berbinis apa.

"Astaga! Gue lupa sesuatu!" Serunya sambil menepuk jidatnya.

Arella meninggalkan teman-temannya di restoran sushi, apa mereka masih disana?

Dengan langkah buru-burunya dia kembali menuju restoran sushi yang tadi didatanginya.

"Lo dari mana aja sih?! Tiba-tiba ngilang nggak balas telpon ama chat gue!" Amukan Aruhi tidak dapat di hindarinya.

Arella meringis "sorry... sorry tadi gue lihat kenalan mama gue, jadi gue pergi sapa dia dulu" bohong Arella.

"Oh gitu" balas Bulbul.

Sharadda menambahi "lain kali kalau lo pergi tiba-tiba, kabarin kita atau bilang dulu ke kita supaya kita nggak bingung"

Arella tersenyum jenaka "iya...iya...iya"

●●●●●

Seperti kebiasaan pada umumnya, Arella kembali ke sekolah dengan perasaan penuh tekad.

"Ciee bu bos rambut baru ni" sorak Jack begitu melihat Arella turun dari mobilnya.

Para Ganes and the genk sepertinya juga baru datang sehingga mereka masih berkumpul di parkiran.

Arella mengernyit begitu melihat Ganes duduk diatas motornya dengan tampang biasa-biasa saja.

"Apa-apaan ini! Bukankah dia harusnya di skor atau dikeluarkan dari sekolah?" Batin Arella heran.

Ganes menyadari tatapan aneh Arella, pria itu membalas dengan ikut mengkerutkan dahinya.

"Kenapa?" Tanya Ganes datar.

Arella mengheddikan bahunya. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. Tapi entah kenapa dia begitu penasaran sekarang. Gadis yang baru melangkah 3 langkah itu terhenti.

"Pasti mau kasih lo bekal lagi tuh Nes" goda Ordo membisiki Ganes.

Ganes hanya terkekeh sinis mendengar itu, tentu saja Arella sedang mencari perhatiannya. Gadis itu pasti sudah menyerah mendiaminya, pikir Ganes.

Arella kembali berjalan ke belakang, tepat berhadapan dengan Ganes.

"Bukannya lo kemarin di sidak yah? Kok udah lolos aja? Padahal kan kasusnya berat lo ini soal narkotika" tanya blak-blakan Arella.

Para sabahat Ganes melototkan matanya mendengar pertanyaan Arella. Mereka saja belum berani menyinggung itu pada Ganes. Kenapa Arella malah bertanya seperti itu.

Ganes menampilkan wajah tidak sukanya, tapi kenapa dia tidak menyukai panggilan Arella kali ini, dia benci Arella menggunakan "lo-gue". Itu bukan seperti Arella saja.

"Duh Rel itu pertanyaan sensitif, lo kenapa sih tanya itu ke bos!" Varum mendekati Arella dan membisikkan itu dengan nada meringis di akhir

"Loh? Emang kenapa kalau gue tanya itu? Ada masalah ka? Kan gue cuman tanya kok lo bisa di bebasin sama pihak sekolah gitu aja?"

"Terus kok mukanya nggak bonyok-bonyok?" Sambung Arella dalam hati. Dia menjadi kecewa harusnya hasilnya tidak seperti ini.

"Gue dijebak" hanya itu yang diucapkan Ganes. Lalu pria itu mengode teman-temanya untuk cabut.

Arella memandangi Ganes yang menjauh. Tangannya mengepal marah. Matanya begitu tajam menatap pria itu dari belakang.

Ganes berhenti ditengah-tengah koridor, berbalik perlahan itu seperti adegan slowmotion. Pria itu menatap Arella yang berdiri tidak jauh disana.

"Rambut lo jelek!" teriak Ganes tiba-tiba.

Setelah berseru ambigu, Ganes kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Dia menahan senyumnya.

"Apa-apaan itu?!" Cemooh Arella.

"Rambut-rambut punya gue, yah terserah gue! Aneh beut tuh orang" omel Arella.

Kemarin setelah memakan sushi, Arella memang minta ditemani untuk potong rambut. Dia membabat habis rambut sepinggulnya.

Dia memotongnya dengan model bop seperti artis-artis korea dan hasilnya membuatnya terlihat semakin cantik dan imut.

Arella melanjutkan langkahnya menuju ke kelas disana sudah ada para sahabatnya yang datang lebih dulu.

"Tumben Bulbul nggak telat?" Heran Arella menggoda Bulbul yang sedang melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan itu.

"Tebak dia bangun pukul 4 subuh saking nggak mau telat lagi ehh malah sampe ke kelas dia malah molor" gerutu Aruhi.

Arella terkekeh, dia meringis melihat posisi tidur Bulbul yang sepertinya bisa membuat pegal-pegal.

Tangan gadis itu menggoyangkan tubuh Bulbul tapi tidak ada respon apapun.

"Kan udah gue bilang dia moloron beneran" Ujar Aruhi lagi memandang kasian pada Bulbul yang hidupnya begitu berat.

Bagaimana tidak berat, Bulbul selalu memasang alarm yang salah pada ponselnya, dia bahkan menggunakan waktu amerika serikat saat memasang alarm. Bagaimana dia bisa bangun kalau begitu. Teman-temanya hanya meringis lelah melihat kelakuan tolol sahabatnya.

Sharadda memperhatikan penampilan baru Arella, meskipun kemarin dia sudah melihatnya tapi sekarang aura Arella benar-benar sangat imut.

"Lo kok bisa sih seimut itu" puji Sharadda memandang lekat sahabatnya.

Arella dengan tampang sombongnya pura-pura mengibaskan rambutnya "iya dong Arella gitu lo"

Aruhi tidak mendengar percakapan kedua karena gadis itu fokus pada ponselnya. Wajahnya tampak serius membaca berita yang didapatkannya.

"ADA HOTNEWS!" sentak keras Aruhi menggebrak meja.

"Apa?apa?apa?" Reflek Bulbul yang tadi tertidur tiba-tiba terbangun mendengar sentakan Aruhi.

Ketiganya memperhatika  Bulbul yang memijat pelipisnya.

"Apaansih lo bikin kaget! Kepala Bulbul sakit nih" adu Bulbul membuat Aruhi memutarkan bola matanya malas.

Sharadda melipatkan tangannya didepan dadanya "apa hotnewsnya?"

Aruhi juga menunggu itu daritadi, apa soal Ganes?

Dengan tampang seriusnya Aruhi menunjukkan layar ponselnya di hadapan Aruhi dan Sharadda.

"Ganes katanya dijebak karena kemarin pihak sekolah udah melakukan tes urine tapi hasilnya negatif. Cuman katanya pelaku penjebakannya belum diketahui karena cctv di kelas nggak menangkap ada sesuatu jadi katanya mungkin aja ada yang jebak dia pas diluar sekolah"

"Mungkin aja sih emang gitu" Shardda menimpali ucapan Aruhi.

"Iya juga sih terus ada yang komen nih katanya tuh kalau Ganes emang pemakai harusnya kan badannya kurus dan matanya selalu merah tapi mereka nggak pernah tuh lihat Ganes bergejala seperti itu" lanjut Aruhi menambahkan.

Dibawah meja tangan Arella meremas roknya begitu kencang.

"Apa orang tua Ganes yang memanipulasi data ini?" Batin Arella seakan tidak terima.

"Ganes itu pecandu sejak dulu kenapa dia bisa lolos lagi dikehidupan kali ini?" Arella tidak menerima semua ini. Dia akan membuat Ganes mendapat hukuman yang setimpal.

Mengubah Takdir Sang AntagonistWhere stories live. Discover now