tenang

41.2K 2K 11
                                    

Amora menunduk diam, di sampingnya ada Sera  dan di hadapan mereka ada seorang guru tampan bernama pak Adam. Di belakangnya ada Alin dan Gea, walau tak di undang kedua gadis itu memaksa ikut masuk dan karena terlalu berisik dan pak Adam ada kepentingan lain nantinya terpaksa pak Adam izinkan.

Ini tentang 'nadira keracunan'. Ternyata sera telah melaporkanya pada guru matematika yang juga menjabat sebagai BK itu.

"Jadi---apa benar kamu melakukanya Amora?"

Amora diam masih dengan menunduk, bukan karena takut tatapan tajam pak Adam. namun takut terpesona dengan wajah serius pak Adam. Amora baru saja membaca sebuah novel yang mengatakan 'perempuan itu mudah untuk jatuh cinta'.

"Amora...."

"Tidak pak---" jawab Amora cepat, kali ini singkirkan dulu wajah tampan pak Adam.

"Buat apa saya racunin Nadira?? Kalo memang saya Setega itu...bukan Nadira yang saya racuni tapi para penjabat-penjabat korupsi yang......"

"Jawab pertanyaan saya seputar Nadira dan racun Amora, jangan bawa-bawa penjabat"

Amora nyengir menampakkan sederetan gigi putihnya. "Ya maaf pak, kebawak suasana, hehe" ucapnya cengengesan.

Sementara itu Sera mendengus kesal, ia merasa Amora nampak menjadikan laporannya lelucon.

"Jadi apa yang kamu berikan pada pak Jarwo penjaga kantin? Dan kenapa kamu memberikanya uang,HM?"

Amora menggaruk kepalanya masih dengan wajah cengengesanya "jangan tatap gitu pak....baper ini"

"Mor...Lo gak mau kan pak Adam banting Lo?"

Amora yang mendengar bisikan Gea di belakangnya segera menggelengkan kelapa.

"Makanya cepat jawab yang bener" geram Gea masih dengan berbisik.

Amora mengengguk, ia lalu menatap pak Adam yang kini menatapnya lebih serius.

"Begini pak...."

"Kalo saya yang menjelaskan belum tentu bapak percaya, nah gimana kalo panggil mang kantinya juga"

Pak Adam mengangguk, lalu menoleh pada Gea dan Alin.

"Keluar dari ruangan saya dan panggilkan mang kantin kemari"

"Tapi pak...."

"Dahlah ge, cepat ah"

Gea pasrah dan mengikuti Alina yang sudah pergi dulu, tak lupa memberikan salam Apada guru ganteng itu.

....

Tak berselang lama pak Jarwo atau mang kantin datang, mengetuk pintu.

Mereka, Alin dan Amora serta pak Adam yang sedari tadi hanya diam dengan fikiran masing-masing menoleh pada pintu.

Pintu yang tak tertutup sempurna itu menampakkan sosok pak Jarwo. Pak Adam mengangguk memberi kode untuk lelaki paru baya itu masuk.

Setelah mendapatkan persetujuan dari si pemilik ruangan pak jarwo dengan sopan melangkah masuk, menduduki dirinya di sebuah kursi yang Amora berikan tak jauh dari kedua gadis itu.

"ayo jelaskan Amora"

Amora meneguk ludahnya "jadi gini pak, Sera tadi kan nuduh saya menyuruh mang kantin memberi racun pada sahabatnya...."

"Emang iya kok pak, saya yakin itu....kalo gak racun apa lagi? Gak mungkin vitamin"

Pak Adam menatap Sera datar, sungguh gadis ini....

"Jangan memotong pembicaraan orang Sera, tidak sopan" tegurnya terdengar tegas.

"Baik pak" jawab Sera sedikit menunduk, wajahnya nampak kecewa namun sedetik berikutnya meluangkan tatapan tajam pada Amora yang sedang menahan senyum.

Amora (END)Where stories live. Discover now