1. Awal dari sebuah akhir

267 26 2
                                    

Selamat membaca... Semoga kalian suka dengan ceritanya.

♥️♥️♥️

***

Kepulan asap mengudara, keluar dari secangkir teh yang beberapa saat lalu diletakkan oleh seorang pelayan. Sebelum memegang cangkir tersebut Nabila sempat menggosokkan kedua telapak tangan terlebih dulu. Wusshhh, gelenyar panas seakan langsung mengalir ke setiap saraf-sarafnya yang terasa dingin. Memang deh teh panas pilihan yang paling tepat untuk menemani dunia sorenya yang diguyur hujan.

Dari sebrang jalan beberapa orang berlari kecil, dengan menggunakan sebelah tangan sebagai payungnya. Padahal tanpa hal itu pun badannya akan tetap basah. Suatu hal yang sangat sia-sia, pikir Nabila sambil meniup pelan tehnya sebelum diseruputnya dengan penuh hati-hati.

Pintu berdecit berulang kali, orang-orang mulai berdesakan memasuki café yang sebagian besarnya menjadikan tempat ini untuk berteduh. Bersamaan dengan itu notif dari sebuah pesan WhatsApp muncul pada layar smartphone Nabila. Ternyata pesan dari Kakaknya. Nabila meletakkan cangkir tehnya sebelum kemudian mengambil ponsel dan membaca isi pesannya.

Kak Valen : Besok jadi pulang 'kan?

Nabila mengetikkan balasan dengan segera.

Nabil : Pasti lah.

Kak Valen : Jangan terlambat. Acaranya akan dimulai jam tujuh malam. Kamu harus sampai sebelum waktu itu.

Nabil : Yaaa.

"Aku duduk disini ya? semua kursi udah penuh." Sebelum mendapat jawab, pria yang bersuara itu sudah mendudukkan diri.

Nabila terkejut dengan ponsel yang hampir terlepas dari genggaman. Bibirnya seakan sulit meski sekedar menampilkan senyuman terpaksa.

"Beneran kamu ternyata. Kupikir tadi cuma seseorang yang mirip aja." Nama lengkapnya Areskana Putra Prasetya. Statusnya sebagai sahabat Nabila. Tapi itu dulu, enam tahun yang lalu dengan Ares yang memutuskan persahabatan mereka lebih dulu.

Sama halnya seperti kata pepatah, tidak ada persahabatan yang akan berjalan mulus diantara dua insan yang berbeda. Pasti salah satu dari keduanya akan memiliki perasaan lebih. Dan benar, Nabila lah yang duluan kalah dalam mengendalikan perasaan itu.

Saat itu jelas-jelas Ares masih mencintai Valen-Kakak Nabila sendiri-hingga kemudian Valen menolaknya dengan menjelaskan sudah memiliki pacar. Nabila yang berstatus sebagai jasa pengantar surat diantara keduanya pun tidak berani mengungkapkan kebenaran itu. Antara tidak ingin melihat Ares kecewa dan tidak mau Kakaknya dibenci Ares.

Kemudian ditukarnya surat penolakan cinta dari Valen dengan suratnya sendiri. Isinya menjelaskan betapa selama ini Nabila kagum dengan Ares, dan tidak akan merelakan lelaki itu untuk dimiliki Valen. Ya, semua memang bermula dari kebodohannya.

Ares murka, mengeluarkan segala kata-kata jahatnya dengan mengatakan Nabila cewek tidak tahu malu yang dengan tega menusuk Kakaknya dari belakang. Sampai kapanpun Ares tidak akan pernah menerima perasaannya, karena lelaki itu tidak ingin Valen terluka. Kemudian meluncurlah kalimat terakhir yang menyebabkan persahabatan keduanya berakhir.

"Jangan sekalipun menunjukkan diri dihadapan gue lagi." Nabila masih mengingat kata-kata itu dengan jelas, kata-kata yang mungkin akan membekas dalam hatinya.

Future In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang