bab-28

5.9K 236 2
                                    

'bruk'

Cessa menutup pintu mobil arsen dengan kasar, arsen yang masih di luar pun hanya bisa menghela nafas lalu segera masuk mobil.

Ia melirik sedikit ke arah cessa yang menyilang kan tangan nya, jangan lupa bibir yang monyong monyong.

"kenapa sayang?" Dengan suara lembut arsen mencoba bertanya

"kamu kok jadi manusia ngeselin banget?pengen aku mutilasi?!!" Arsen hanya diam memandang cessa dengan gemas, wajah cessa sama sekali tak menyeramkan bahkan terlihat lucu

"Kamu mau mutilasi aku?"

Cessa menajamkan mata nya "IYA!!"

"Terus nanti yang temenin kamu beli mie ayam siapa?yang traktir kamu coklat banyak banyak siapa"

Cessa langsung menatap arsen "ish yaudah gajadi"

Arsen terkekeh gemas, mengusap rambut cessa

"Jadi gak mie ayam nya anak kecil" tanya arsen sembari menghidupkan mobil nya

"Jadiii"

Mobil pun melaju menuju tempat mie ayam langganan cessa

Sampai disana kedua nya langsung turun dan memesan, tempat mie ayam itu lumbayan ramai

"Neng punten ini mie ayam nya" ucap si penjual

"eh iya mang makasi"

Si penjual tersenyum dan pergi dari sana, cessa menuangkan kecap ke dalam mangkok mie ayam nya lalu di tambah sedikit sambal

  'ting!!''

Cessa menoleh, bunyi itu bukan dari ponsel nya, melaikan ponsel arsen.

Arsen terdiam saat membuka ponsel nya, mencoba meredam amarah nya, sedangkan cessa, ia fokus memakan mie ayam nya.

"Ini kamu?" Tanya arsen dengan nada datar memperhatikan ponsel nya pada cessa

Cessa memperhatikan sebentar, lalu menganguk

"Iya sama si Fajri tadi" ucap cessa dengan nada polos tak tau saja arsen sedang mencoba menahan amarah nya.

"Ngapain?"

"Tadi Fajri nanyain aku mau masuk eskul apa engga, terus nanya hobi aku, terus dia ngasih aku paperbag isi nya ada boneka sama coklat, coklat nya aku makan berdua sama Nanat terus boneka nya ditas, boneka nya lucuuu banget, aku suka." jelas cessa panjang lebar, arsen mengertakan gigi nya

"Pulang!" Datar nya

"Ih mie ayam nya belum abis sensen" cessa tak terima, arsen mengertakan gigi nya, hawa sekitar jadi tidak enak, cessa yang awal nya biasa saja pun jadi takut

"Gua bilang pulang ya pulang!!" Arsen menaikan nada bicara nya lalu menarik lengan cessa membawa nya keluar dari sana, tak lupa membayar mie ayam yang baru satu suap itu.

  Hening keaadan mobil yang mereka berdua tumpangi sangat hening, arsen memajukan mobil nya di kecepatan rata rata, membuat cessa panik, cessa trauma dengan mobil ngebut.

Cessa berusaha tenang, bernafas setenang mungkin, cessa memiliki penyakit asma.

Sedangkan arsen?ia mencengkaram setir dengan pikiran yang sangat marah, arsen tak suka cessa di dekati orang lain, apalagi gadis itu merespon nya, saat melihat tadi amarah nya semakin naik, penjelasan cessa juga tak mampu meredakan amarah nya.

Tak lama mobil itu berhenti, di sebuah tempat yang cessa tau, apartemen arsen.

Arsen keluar dari mobil, langsung menarik tangan cessa, tanpa sadar seberapa lemah cessa sekarang, bahkan arsen tak sadar jika nafas cessa sudah tidak normal, cessa tak berontak, ia diam jujur ia sangat takut sekarang.

CESSADove le storie prendono vita. Scoprilo ora