01

12.3K 823 10
                                    

Mohon maklum! Typo bertebaran dimana mana. Dan udah ane bilang ane awam jadi agak acak acakan!

Votenya jangan lupa!!

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

"Ughhhh... Sakit... " lenguhan keluar dari mulut seorang lelaki. Pandangannya pun semakin jelas. Tangan? Tangan siapa yang ia liat? Lelaki itupun menegakan badannya dan melihat sosok yang terbaring di atas ranjang... Rumah sakit.

"?? Ugh...! " ia kembali melenguh ketika ingatan entah kepemilikan siapa masuk ke otaknya. Kepalanya sangat sakit saat ini. Dia bahkan menjambak rambut di kepalanya berharap bahwa rasa sakit itu akan segera menghilang.

Zeyron Alarik Danastara.
Ingatan ingatan milik orang itu menerjang masuk. Membuat lelaki itu ingin berguling guling saking sakitnya.

*kriett

Pintu dibuka, menampilkan sosok cantik berkacamata dengan jubah putihnya. Lelaki itu yakin kalau itu adalah dokter. Si dokter itu sendiri terkejut mendapati lelaki itu sedang meremas kepalanya sendiri.

"Aduh... Zey... Jangan di jambak dong rambut kamu. Kamu pusing ya? Gak gitu caranya kalo mau ngilangin pusing! " omel dokter cantik itu. Jubah itu menampilkan nama sang dokter. Livita Andriana.

Lelaki yang di panggil Zey itu pun hanya bisa melakukan apa yang di tuntut dokter Livita. Dokter Livita memberinya obat sakit kepala kemudian lanjut memeriksa kondisi pasien dang tertidur di bangsal. Di bangsal itu tercantum namanya, Kayrani Danastara.

"Huh... Ibu kamu baik baik saja. Tapi Zey, ibu kamu masih koma" ujar Dokter Livita.

Zeyron masih diam. Dia tak tau harus menjawab bagaimana. Matanya pun menyayu, menatap ibunya yang tertidur di bangsal. Sakit kepalanya mulai mereda. Merasa kalau Zeyron ingin sendiri, dokter Livita pun pergi setelah pemeriksaan.

"Jadi... Apakah aku ber transmigrasi seperti di novel novel??" gumam Zeyron. Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan. Kemudian dia terkekeh kecil.

"Aku menjadi Zeyron Alarik Danastara!! Antagonis dengan akhir yang buruk! " gumamnya sambil terkekeh.itulah yang dia dapat dari ingatan yang menerobos tadi.

"Lalu... Lalu bagaimana dengan tubuhku disana? Ah... Pasti sudah mati seperti mereka yang di novel. Lagipun aku punya kanker paru paru! Aku harus merubah nasibku kalau begitu. Untung Zeyron adalah orang yang pintar hobinya pun mirip denganku. Semoga keluarga Alteropeda menguburkan ku dengan layak mengingat sikap mereka. " Zeyron bermain main dengan pikirannya sembari menatap sayu ibunya, oh bukan, tapi ibu pemilik tubuh ini.

"Bu... Zey-- bukan Gilza minta maaf ya. Gilza harus gantiin peranan anak ibu. Saat ini Gilza harus pulang kerumah anak ibu dulu... Baik baik ya bu.. " ucap Zeyron lirih. Ia kecup kening ibunya lalu pergi dari ruangan rumah sakit.

.

.

.

.

Rumah Zeyron. Rumah itu terlihat sederhana namun layak huni. Rumah itupun satu satunya peninggalan ayahnya, Alyetra Danastara. Hehe, mirip dengan nama ayahnya di kehidupan lalu hanya berbeda marga.

Dulunya keluarga Danastara adalah keluarga terpandang, namun kerena kegagalan bisnis setelah di tipu keluarga itupun berubah menjadi keluarga biasa saja. 2 tahun setelahnya, Alyetra malah meninggalkan istri dan anak semata wayangnya entah pergi kemana. Sampai saat ini pun dia belum kembali.

Setelah kepergian Alyetra, Kayrani malah mengalami kecelakaan dan koma sampai saat ini. Kejadian itu terjadi saat Zeyron berusia 14 tahun. Beruntung Zeyron adalah anak yang pintar sehingga dia mendapat beasiswa ketika masuk SMA ternama. Saat sekolah tau ibunya kecelakaan dia mendapat bantuan dari pemerintah karena itulah tidak ada masalah biaya saat SMP. Untuk biaya makan, pamannya akan mengirip uang sebulan sekali dan Zeyron sendiri memilih untuk bekerja paruh waktu melakukan apapun yang bisa ia kerjakan.

Zeyron melangkah masuk ke dalam rumah setelah membuka pintu yang terkunci. Yah seperti rumah sederhana lainnya, bagian dalamnya juga bersih. Lelaki itu berjalan menuju kamarnya dan saat sampai ia disambut dengan seekor kucing abu yang tidur di kasurnya.

"Zeyron punya kucing? Oh ya namanya Asky. Ha... Bagaimana nasibmu saat tuanmu mati... " raut wajah Zeyron berubah ubah dari bingung lalu cerah kemudian menjadi suram dan sedih.

Zeyron merebahkan dirinya di samping Asky. Merasa terusik Asky pun membuka matanya dan segera meregangkan tubuh berbulu nya. Melihat tingkah kucing di sampingnya, Zeyron hanya terkekeh kecil. Kemudian tangannya mengelus pelan bulu bulu lembut Asky.

"Kau sudah makan? " tanyanya pada Asky. Dia tau kalau kucing tidak bisa bahasa manusia tapi dia juga melakukannya.

"Meoww" balas Asky.

"Aaaa lucunya kucing ini~~" Zeyron gemas sendiri dengan suara Asky. Secara ia gendong kucing itu dan membawanya ke tempat makan kucing. Ia buka toples berisi makanan kucing itu dan menumpahkan secukupnya di tempat makan kucing. "Makan yang banyak ya sampe kenyang~" ujar Zeyron gemas.

A few minutes later...

Sekarang Zeyron telah merasa segar kembali. Ia duduk di meja belajarnya. Buku buku tersusun rapi di sana. Ia ambil buku dan pulpen kemudian mengetuk ngetukan pulpen ke dagunya. Seperti kebiasaan mereka pun sama (maksudku Gilza dan Zeyron). Zeyron tengah memikirkan cara untuk menghindari akhir buruk untuknya.

'Baiklah. Kalau sekarang adalah hari jumat tanggal 22 april berarti sesaat lagi bakalan lulusan. Paling ini lagi nunggu lulusan. Haa... Sedikit bosan tapi ya mau bagaimana lagi. Nah mau masuk kuliah atau malah kerja aja kayak di cerita asli? Kayaknya lebih baik kuliah sambil kerja paruh waktu kayak biasanya aja deh. Hufft semangat aku yakin semuanya bakal baik baik aja! ' pikir Zeyron kemudian menyemangati dirinya sendiri.

.

.

.

.

Malam berlalu berganti dengan pagi yang cerah. Zeyron bagun lebih awal dari biasanya. Segera ia mandi dan bersiap memakai seragam sekolahnya. Menghela napas pelan kemudian berjalan menuju dapur. Ia melihat hanya sedikit bahan makanan yang tersimpan di kulkasnya. Mungkin lelaki itu harus mampir ke supermarket sebelum pulang.

Zeyron pun memasak telur dadar dan nasi goreng sederhana untuk sarapannya. Untuk Asky dia menyiapkan makanan di wadahnya serta air untuk minum. Ia merasa senang di kehidupan ini ia merasa damai meskipun yah harus hidup di tubuh orang lain. Sebagai murid teladan meskipun homeschooling ia pastikan tidak akan membiarkan usaha beasiswa Zeyron Ori gagal di tengah jalan karena ia memutuskan untuk kuliah.

Sekarang Zeyron ada di jalan menuju SMA Tawilangan, sekolahnya. Ia menaiki sepeda yang biasa ia gunakan sehari hari. Itung itung olahraga bukan? Jalanan sedikit sepi tapi juga ramai karena masih pagi. Sampai di sekolah ia segera menuju ke parkiran untuk sepeda. Selesai dengan kegiatan itu, dia segera berlalu dan ingin melanjutkan belajar di kelasnya. Sungguh murid yang baik dan rajin belajar. Sangat menguntungkan Zeyron Ori memberinya ingatan nya pada dirinya. Jadi, dia tidak mengalami kesulitan untuk kegiatan sehari hari Zeyron.

Sampai di tujuan, Zeyron meletakan tasnya dan duduk manis di kursinya. Membuka buku dan mulai membaca. Padahal seharusnya kelas XII sudah tidak ada pelajaran lagi. Mereka hanya mempersiapkan acara kelulusan saja.

Waktu berlalu, kini banyak murid murid berdatangan. Kelas yang tadinya sepi kini ramai dengan murid yang sibuk bergosip.

"DUARR!! "

"ASTAGA! " Zeyron terkejut bukain main. Bagaimana tidak, dia sedang fokus membaca eh malah di jahili oleh... Err... Temannya?

"Ya ampun ketua, ngapain sih udah baca buku aja? Masih pagi lo ini~ mau lulus juga" ujar murid perempuan yang notabene nya adalah teman sekelas Zeyron. Divana Cassandra.

"Biar pinter Div, gak kayak kamu tuh" balas Zeyron yang tentunya dengan nada mengejek.

"Seminggu lagi kita perpisahan Zey~"

"Ya emangnya kenapa? " Zeyron ternyata anak yang mudah beradaptasi dengan dunia barunya.

Diva hanya menggelengkan kepalanya. Sesaat kemudian jam pelajaran pun dimulai.



TBC

Posionous Boyfriend's Where stories live. Discover now