Lembar 1 - Malam itu

106 21 2
                                    

~⁠♪ Chapter Playlist: Back in black-AC/DC

.

.

"Mas! Kopi saya kok nggak dateng-dateng sih!"
"Bang, saya gorengan 5!"
"Mas, saya mau mesen."

Sementara pemain bernomor punggung 07 menggiring bola, ya! Melewati lawan, mengoper ke rekan lainnya, nomor punggung 12 menunggu dan... Gol!!

"Can, Can! Woy! Gol!"

Sementara anak itu, Candana, hanya berdecak kecil saat orang disampingnya menggoyangkan tangannya dengan heboh. Ricuh satu warkop bergantian masuk ke telinganya. Lagu rock lawas Back in Black yang menggelegar dari headset ditambah musik dangdut dari speaker warkop yang dicampur membuat fokusnya terpecah.

Hiruk pikuk warkop, bau asap rokok dan gorengan menusuk indra penciumannya. Candana menekan-nekan ibu jarinya ke layar yang dimiringkan, sementara orang di sebelahnya bernyanyi seperti orang kesetanan.

Candana terus memainkan game online dengan fokus, tanpa peduli selebrasi dari orang-orang yang menumpang nonton laga bola di televisi warkop dan yel-yel penyemangat.

Dia menaikkan salah satu kakinya, sesekali melirik ke arah pisang bakar keju yang takut dilahap habis orang di sebelahnya yang kini sedang bergoyang heboh atas gol yang tercetak entah yang ke berapa.

Cause im back on the track and i'm beatin' the flack ~⁠

Dia harus menerima kekalahannya. Candana menurunkan kakinya, mematikan ponselnya dan menyantap lagi pisang bakar yang ia diamkan berpuluh-puluh menit.

"Kita pasti menang~"

Candana melihat kearah orang di sebelahnya yang sedang berbaur dengan orang asing pengunjung warkop. Di antara banyak orang di sini yang mayoritasnya bapak-bapak nggak kebagian televisi di rumah, Candana sejauh ini melihat mereka hanya memesan kopi atau kacang rebus tapi bakal singgah sampai pagi mau datang lagi.

"Bang, pulang aja deh...," gerutu Candana saat pisang bakarnya sudah ludes.

Yuda, yang sedang mengumandangkan yel-yel itu hanya menatapnya dengan sudut mata lalu kembali bernyanyi dengan nada sumbangnya.

"Bang Yuda!" geram Candana, Yuda menepis tangannya.

"Tunggu Juni pulang elah! Lo mah kenyang minta pulang! Besok Minggu ini sih," gerutu Yuda dengan malas.

Candana mendengus lalu menumpu kepalanya di atas meja, suara bising dari orang-orang, kerumunan dan keramaian, Candana tersenyum saat bisa menemukan Juni yang bekerja baik hari ini.

Dia berlari kesana-kemari dengan catatan kecil untuk mencatat pesanan dan mengantarkan makanan ke pengunjung dengan senyum yang tetap terukir meski malam semakin larut.

"Woy, goblok! Mata lo dipake!"

Warkop tiba-tiba senyap, padahal gol tercetak lagi, hanya ada suara musik dangdut dari pengeras suara dan televisi yang berbicara sendiri. Semuanya melihat ke satu tempat, tempat di mana keributan akan terjadi.

[2] Turning PageWhere stories live. Discover now