Prolog - Kembali pulang

145 20 0
                                    

Aku kembali lagi ke tempat ini. Tapi yang aku bawa hanya kenangan waktu itu. Yang pertama kali terlihat adalah papan berkarat yang warna dan tulisannya susah memudar, entah berapa kali hujan menghantamnya. Aku mengelus papan itu dengan hati yang gundah.

Pemilik rumahnya sudah lama tak lagi tinggal di sini, pergi merantau untuk kebaikan mereka. Bahuku disentuh, lalu orang jangkung di belakang tersenyum dengan pedih. Kami sama-sama rindu.

"Bang ... Dia banyak berjasa, kenapa Tuhan nggak izinkan dia menyebar lebih banyak lagi kebaikan?" Bahunya terangkat sambil berusaha mengelus punggung lebarku.

"Orang baik nggak bisa terus-terusan berada di dunia yang jahat ini. Orang baik akan kembali ke tempat yang baik pula," timpalnya.

Benar.

Tak ada yang perlu disesali. Tuhan pasti menerimanya dengan baik di sana.

"Abang udah lama nggak dengar kabarnya, boleh ceritain sedikit?" Aku mengangguk lalu kami berjalan beriringan menjauh dari sana. Di bawah langit oranye yang biasanya kami nikmati bersama. Langkah yang diambil terasa berat, membuat kepala beberapa kali menoleh ke belakang dengan perasaan yang tak rela meninggalkan kenangan kami di sana.

Kami juga sudah memutuskan untuk pergi ke tempat yang cukup jauh dari sini.

Mungkin tak akan pernah kembali lagi.

.

.

Turning Page

Started.

.

.

Sebelum new year, aku harus keluarin new book juga dong. It's been a while setelah A Thousand Dreams tamat dan baru publish book keduanya T.T

Banyak hal yang harus dilalui tahun ini, ya? Peluk jauh untuk kamu yang jatuh bangun di tahun ini. Temenin aku menyelesaikan book ini ya!

Salam cinta, glazy 🥯

[2] Turning PageWhere stories live. Discover now