9'3 ; KANDAS

70 13 1
                                    

"Pacaran teroosss... temennya dicuekin."

Oce dan Aley nampak menghabiskan waktu bersama di sebuah warung yang letaknya di belakang sekolah mereka.

Belum waktunya pulang, tapi mereka nekat duluan untuk pergi kesana dikarenakan guru di jam pelajaran terakhir berhalangan masuk.

"Punya pacar itu enak," goda Aley pada Oce yang menyindirnya barusan.

"Iya tau yang masih bertahan, gue mah apa diselingkuhin."

Aley tertawa seraya meletakkan ponselnya ke atas meja. "Enak kalau pacarannya sama Kenzo."

"Alah lo, bucin."

"Sama Kenzo doang, kalau sama yang lain mah boro-boro."

"Boro-boro gimana?" Gadis berambut panjang itu menyelipkan poninya. "Lo sempet gamon sama si brengsek Bara!"

"Iya, itu pas lagi bego-begonya gue."

"Sekarang juga masih bego, cuman kebetulan aja yang jadi cowok lo si Kenjo."

"Lo sirik mulu, Ce," kata Aley mengundang dengusan dari lawan bicaranya.

"Nggak sirik sih, cuman kadang iri dengki aja liat lo bucin."

"Makanya move on."

"Kan gue gamon, nggak mau move on."

"Yaudah sih, nikmatin aja nasib lo, lo yang mau juga."

"Kiw, cewek!" Lalu datang seorang cowok berkemeja acak-acakan yang disambut tatapan tidak bersahabat dari dua gadis itu.

"Kenapa, sayang-sayangku?"

Sedetik kemudian mendarat sebuah tamparan di pipi cowok bernama Adrian itu, membuat sang empu meringis kesakitan. "Kasar banget, Ley!? Sakit nih!"

"Tangan lo, Om!"

"Hehe, 'kan cuman mau meluk."

"Lo meluk pinggang gue!"

"Terus mau di mana? Hm?"

Sekali lagi, sebuah tamparan kecil dari Aley mendarat di pipi Adrian. "Dilarang peluk-peluk sembarangan! Gue sleding juga lo, Om."

"Terus yang bener gimana dong?" Adrian justru semakin jahil dengan menunjukkan tampang menggodanya.

"Arghhh, ngeselin banget, sih!? Ce! Cowok lo nih dijaga dong!"

"Nggak! Nggak! Anjir diem lo!" Oce melayangkan tatapan tajam ketika Adrian menatapnya dengan tampang jahil.

"Aaaaaa Om Iaann lo duduk di situ ajaaa!!! Gue nggak mau deket-deket sama lo!" Gadis itu merengek ketika Adrian berpindah duduk di sampingnya.

Sedangkan Aley merasa aman dan leluasa.

"Cewek-cewek gue kenapa, sih? Disayang kok nggak mau!"

"Lo jahil gue teriak, ya! Awas aja!"

"Gue jahil gini tuh karena laper, makanya—"

9'S HOMEWhere stories live. Discover now