TSOL: 7.FAKTA MENYAKITKAN

395 19 2
                                    

Typo tandai
Happy reading

-TSOL-

Pagi pun datang, hari ini adalah hari minggu hari dimana vero bisa menghabiskan waktu bersama leon dengan berbaring memeluk leon yang masih tertidur di sampingnya.

Tangan vero dia jadikan bantalan untuk leon tidur, posisi leon yang tadinya membelakangi vero dia balikan agar leon tidur menghadapnya, tangan vero terulur untuk mengusap mata tertutup milik leon turun ke rahang dan naik lagi untuk menyentuh bibir milik leon.

Bekas luka gigit di bibir leon yang minggu kemarin dia buat jika di lihat dari jauh memang sudah hilang namun jika di lihat dari dekat sisa bekas luka samar yang masih terlihat jelas di bibir milik leon, vero mengusapnya lembut.

Vero melihat mata leon perlahan mulai terbuka, dan pemandangan yang pertama kali leon lihat adalah vero, wajahnya kenapa sangat dekat?!

Dengan keterkejutan nya leon bangun dan beringsut mundur menjauhi vero

"Hey?" Ujar vero lembut

"Lo?! Ngapain lo di sini?! Tadi malem gue Ah-sssh.." dengan kesadaran penuh, vero?! Kenapa dia tidur di sini, dan kepalanya sangat sakit?! Apakah vero?! Tidak.

"Tadi malem lo tidur bareng gue li disini, kenapa?"

"Lo bilang kenapa?! harusnya tadi malem gue pulang ibu gue sendirian di rumah, gue bakal pulang sekarang.. kunci kunci motor gue dimana?.." ucap leon panik sedikit gugup dia masih belum mengerti situasinya sekarang ini

Leon memutari kamar dengan canggung mencari kunci motornya namun bagi vero leon seperti sedang menghindari tatapan milik vero

"Kunci lo di kamar gue" vero dapat melihat gelagat canggung leon dari atas ranjang, bukankah dirinya dan leon selalu tidur dalam satu ranjang setiap kali mereka berkumpul, kenapa sekarang leon seperti ini?

"Oh..Oke gue keluar"

"Lo mau kemana li" ucapnya beranjak dari ranjang langsung berjalan ke arah leon yang sedang memegang gagang pintu hendak keluar, vero langsung memeluk leon dari belakang

"sekarang hari minggu, lagipula gue udah ijin sama ibu lo supaya lo bisa tinggal bareng sama gue dan ibu lo ngizinin kok, ayah lo juga udah pulang dia ngga bakal kerja ke luar kota ninggalin ibu lo lagi" vero berbisik dengan suara serak, yang membuat leon memejamkan tangannya geram, dan soal izin vero sebenarnya tidak kenal seperti apa ibu leon dia hanya mengarangnya agar leon tetap di sini

"Kenapa?" Ucapnya serak tepatnya hampir menangis

"Kenapa apanya hm..?"  Vero kembali menjawab dengan berbisik di samping telinga leon

"Kenapa gue?.. KENAPA GUE BANGSAT?!" Notasi suaranya berubah, dia tidak boleh lemah karakter nya di cerita ini adalah seorang yang tangguh, bukan cengeng seperti tadi.

Sebenarnya satu minggu ini leon sudah memikirkan semua sikap yang vero berikan padanya, leon merasa sepertinya vero memang memiliki obsesi padanya, obsesi seperti ingin memiliki leon untuk dirinya sendiri.

Dan leon ingin mempertanyakan itu sekarang, kenapa dia?! Bukankah banyak perempuan di luar sana? Kenapa harus dia yang notabenenya adalah seorang anak laki-laki?!

Dia itu normal, straight, dia memiliki pacar perempuan dan dia juga mencintai pacarnya.

Vero terkejut notasi suara leon meninggi padahal dia tidak melakukan apapun "banyak perempuan di luar sana kenapa gue yang lo jadiin obsesi lo? Gue laki-laki vero lo juga, lo ngga boleh kaya gini! Lepas, lepasin gue!" lanjutnya leon memberontak mencoba melepaskan pelukan leon di pinggangnya.

"Jaman berubah li, sekarang cinta udah engga mandang gender, entah itu cowo atau cewe yang penting mereka cinta mereka bisa punya hubungan" leon berucap dengan mengeratkan pelukannya pada pinggang leon yang memberontak

"Ngga ada logis! Dari mana lo bisa menyimpulkan argumen kaya gitu?!" Leon masih mencoba berontak dan membantah ucapan vero, apa apaan seperti itu!

"Li gue itu cinta sama lo itu yang penting!" Kekeuh vero masih mempertahankan argumennya

"Gue ngga peduli, ibu nyariin gue...Lepas! Gue mau pulang!" Leon terus memberontak namun sepertinya vero tidak akan melepaskannya dengan mudah.

"Ngga lo harus di sini" vero makin mengeratkan pelukannya dan membawa leon hingga ke dekat ranjang

"Engga! Ibu nyari gue" leon yang menyadari itu mengeluarkan seluruh tenaganya agar dapat terlepas

"Gue udah bilang gue udah minta izin li dan lo boleh tinggal di sini" vero mengambil nafas mencoba sabar dengan tingkah leon

"Ibu pasti cariin gue! Lo bohong BAJINGAN!" Namun sepertinya leon hanya mau di mengerti, setelah 2 tahun berteman harusnya leon mengerti jika vero tidak memiliki kesabaran sebanyak itu, dan sekarang kesabaran leon sudah habis setelah mendengar satu kalimat terakhir yang keluar dari mulut leon

"DARI TADI YANG LO SEBUT IBU, IBU, IBU. IBU MANA YANG LO MAKSUD HAH?!" Muak sudah, vero sudah tidak tahan lagi dia membalik tubuh leon agar berhadapan dengannya, mencekal tangan leon yang akan leon gunakan untuk memukuli dadanya

"sebenernya gue ngga mau cerita ini tapi lo maksa,. LO ITU BUKAN ANAK KANDUNG KEDUA ORANG TUA LO!"

"LO CUMAN ANAK BERUNTUNG YANG DI PUNGUT SAMA TEMEN PAPAH GUE!" Ucapnya geram mencengkram rahang leon supaya mendongak

"DAN BUKAN MEREKA YANG NGASIH LO MAKAN SELAMA INI LI!, YANG NGASIH MAKAN, DUIT, BIAYA SEKOLAH BAHKAN KENDARAAN YANG BISA LO PAKE SEKARANG ITU DARI PAPAH GUE ASAL LO TAU!" Ucap vero menggebu-gebu mendorong leon ke atas ranjang dan menindihnya

Terkejut? Pasti yang saat ini leon rasakan. Dia baru bangun dan sudah berada di kamar milik vero, sekarang leon mengetahui fakta bahwa dirinya bukan anak kandung dari ibu dan ayahnya?!

Belum dua puluh empat jam Leon disini dia sudah mendengar fakta ini! Bagaimana jika dia tetap terkurung di sini selamanya fakta apa yang akan dia dengar lagi dari mulut vero.

Vero mengetahui semua ini dari dokumen, surat-surat kendaraan dan cek yang dia lihat di meja kerja milik papanya, awalnya tidak ada yang aneh namun mengapa dokumen dan cek semuanya bukan atas nama papahnya dan surat-surat kendaraan juga atas nama leon tergeletak di atas meja kerja milik papanya, apa hubungan papanya dengan keluarga leon

Dan karena penasaran setelah itu dia langsung menanyakan tentang semua apa, bagaimana dan sejak kapan papanya itu mengenal keluarga leon.

Papanya berkata dia mengenal ayahnya leon waktu mereka baru pindah ke sini dan untuk membalas jasa ayah leon, papanya berinisiatif untuk memberi dana dan juga memberikan perusahaan kecil untuk di kelola ayahnya leon.

Selama dia mengirim bantuan dana papa vero  tidak pernah bertemu dengan leon, papanya juga mengatakan dia tidak pernah mengetahui bagaimana wajah leon, papanya hanya mengerti namanya saja

Karena itu pada saat leon datang kerumah vero papanya tidak mengenali leon, anak yang selama ini telah dia bantu dengan uang miliknya.

"Itu semua belum sampai setengah cerita li, masih banyak budi yang papa gue kasih ke ayah lo yang belum gue ceritain. lo tenang aja masih banyak waktu, lo bakal gue kasih tau nanti satu persatu...." ucapnya dengan seringai di bibirnya

".....Lo ngerti kan sekarang, Dan lo harusnya tau, apa yang harus lo lakuin buat bales budi ke papa gue lewat gue" Tambah vero santai membuat tubuh leon menegang.

To be
continue

Jangan lupa vote dan komen juseoo~

Nara<3
19.maret.23

The selfishness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang