fugitive guy

16.5K 144 22
                                    

Hujat sangat lebat malam ini, Lia terus saja mengeratkan jaketnya. Ia baru saja turun ke parkiran gedung kantornya, menunggu hujan reda. Tak mungkin ia berkendara dalam keadaan cuaca buruk seperti sekarang.

Masih ada beberapa karyawan lembur yang juga ikut menunggu hujan sedikit berkurang, namun ada beberapa juga yang nekat pulang.

"Kamu denger gak kalo buronan lagi berkeliaran di kota, serem banget."

"Iya aku juga denger bagian itu, polisi bahkan susah ngeringkusnya."

"Semoga cepet ketangkep deh, biar aman lagi dan gak jadi parno tiap pulang malem."

Ucap dua wanita tersebut kemudian nekat berlalu dengan payung. Lia juga memilih memasuki mobilnya, hujan sudah lumayan reda meski masih mengguyur.

Kotanya memang sedang tak terlalu aman, ada seorang buronan yang baru saja lolos dari kejaran polisi, entah kasus apa semua masih di rahasiakan. Intinya semua warga diharapkan berhati-hati setiap berkeliaran di malam hari.

Lia, wanita muda atau lebih tepatnya gadis berusia 23 tahun, ia bekerja menjadi salah satu karyawan di kantor swasta yang ada di kota C.

Mobil mulai melaju dengan perlahan membelah rintik hujan, ia menatap ke depan sambil mengernyit, ini memang hujan namun belum terlalu malam. Tapi jalanan sangat sepi, bahkan dalam beberapa meter ia hanya berpapasan dengan sebuah mobil.

Radio mobil mulai dinyalakan, sambil menikmati malam gelap.

"Kembali lagi bersama G fm. Malam ini saya membawa berita himbauan, bagi kalian yang sedang di luar rumah atau tengah berkendara malam sendiri dimohon untuk berhati-hati. Sekali lagi, karna buronan masih berkeliaran dan polisi masih berusaha mengejar si buronan. Maka jika kalian bertemu dengan pria yang berbahaya dimohon segera memanggil polisi, satu lagi menurut pihak polisi pria itu memiliki tato sayap di dadanya. Mohon berhati-hati."

Lia segera mematikan siaran radio tadi, ia semakin tak tenang dalam berkendara. Sial memang jarak rumah dan tempat kerjanya cukup jauh.

Saat Lia kembali fokus ke jalan ia segera mengerem mendadak saat seorang tiba-tiba terjatuh di depan mobilnya. Untung refleknya cepat jika tidak pria sudah pasti terlindas mobilnya.

Ia ingin keluar namun ingat akan buronan yang tengah berkeliaran bebas, akhirnya Lia memutuskan untuk memanggil ambulan dengan tangan gemetar, telpon tertempel ditelinga bersamaan dengan ketukan kaca, seorang pria bermasker yang tengah menodongkan pistol padanya.

Ponsel Lia terjatuh, pria itu terus mengetuk dengan keras kaca mobilnya.

"Buka atau saya akan tembah kamu." Tekannya.

Lia akan menyalakan kembali melajukan mobil namun sebuah peluru melesat melewati kacanya hingga menembus kaca sebelahnya. Tubuhnya membeku, nafasnya tertahan akan adrenalin yang baru ia alami. Beruntung sekali peluru itu tak menembus kepalanya.

Pria itu berhasil masuk ke mobil disebelah Lia, entah kapan. Ia masih saja linglung akan tembakan tadi.

Benda dingin itu menempel pada pelipisnya. Lia merasakan jantungnya yang terasa jatuh ke bawah.

"Lajukan mobilnya sesuai arahan saya atau kepalamu akan bocor sekarang juga," pria itu berbicara dengan suara beratnya.

"Kamu tau pria yang dalam buronan polisi, itu saya. Jika kamu masih berharap hidup, lakukan perintah saya segera.

Lia dengan gemetar melajukan mobilnya, tak berani menatap ke sebelah. Malam yang penuh dengan kesialan baginya, ia tak berfikir apakah esok masih bisa menghirup nafas dengan bebas.

Hot JourneyWhere stories live. Discover now