brother in law

33.5K 158 9
                                    

Emma baru saja turun dari ojek online, ia baru saja pulang dari kuliah yang sungguh melelahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Emma baru saja turun dari ojek online, ia baru saja pulang dari kuliah yang sungguh melelahkan. Suasana sore hari yang lenggang membuatnya mengernyit heran, kakinya melangkah memasuki rumah, ia mengernyit heran karna tak biasanya rumahnya ramai.

Sayup-sayup ia mendengar suara orang bersahutan. Emma menatap orang yang berlalu lalang tengah menata ruang tamunya. Ada acara apa malam ini, tumben sekali orang rumah tak memberitahunya.

Emma mencegat mamanya yang tengah membawa paperbag.

"Ma, ada acara apa? Tumben ramai banget rumah." Tanya Emma.

Ia melihat wajah mamanya yang tengah berseri senang. Ia memeluk tubuh putri bungsunya.

"Mama seneng banget malam ini, Seira bawa pacarnya katanya mau melamar." Ucap mamanya.

Ah, mari Emma beritahu kenapa ekspresi mamanya terlihat sangat bahagia. Seira adalah kakaknya yang berusia 24 tahun, selisih 3 tahun dengannya. Seira hampir tak pernah membawa seorang pria ke rumah apalagi pacar. Sudah beribu pria orang tuanya sodorkan namun Seira seolah tak tertarik. Hingga orang tuanya menganggap Seira itu menyimpang.

"Wah, bagus dong ma. Emma ikut seneng, ya udah Emma mau keatas istirahat dulu."

"Iya hus sana, mama udah nyiapin paperbag dress buat kamu di kamar."

Emma pergi menuju kamarnya, ia meletakkan tas asal kemudian terjun ke ranjang. Tak ingin memikirkan tentang acara malam nanti, ia memilih untuk tidur sejenak.

Sore berganti malam, Emma baru keluar dari kamar mandi ia menuju meja rias memberi sapuan tipis pada wajahnya. Setelah dirasa cukup ia meraih sebuah dress yang telah ibunya siapkan. Warna merah muda dengan hiasan putih dibagian bawahnya.

"Emma turun sayang, semua keluarga sudah sampai." Teriak mamanya dari luar kamar.

"Baik ma." Balas Emma. Ia menatap sekali lagi pada kaca kemudian melangkah keluar kamar.

Suasana riuh terdengar diruang tamu, tawa berat beberapa pria paruh baya menggema. Emma melangkah perlahan, menyapa sekilas lalu duduk disebelah mamanya.

"Maaf saya terlambat." Ucap Emma.

"Gak papa sayang, anakmu memang cantik semua jeng. Gak nyangka kamu punya anak gadis yang cantik-cantik dan manis." Celetuk seorang wanita yang Emma duga adalah ibu dari calon Seina kakaknya. Yang tengah duduk disebelah papanya.

"Iya dong jeng, gak sia-sia saya rawat hingga sebesar ini seperti malika." Canda mama Emma.

Matanya matap sekitar dan tak menemukan pria muda mana yang akan menjadi calon kakak iparnya.

"Psst... Kak mana calonmu?" Tanya Emma pada Seina.

Belum sempat Seina menjawab seorang pria muda datang menghampiri ruangan mereka dengan tergesa.

Hot JourneyWhere stories live. Discover now