Chapter 2

305 59 2
                                    

Jangan lupa tekan ⭐
Ditunggu komentar kalian ya.
Btw untuk visual, kalian bayangkan masing-masing aja ya. 😀

Follow juga akunku ya 👇

🌷 Wattpad: Azuretanaya
🌷 Instagram:_azuretanaya
🌷 FansPage: Azuretanaya

Happy reading
🌸🌸🌸🌸🌸


Sambil menggendong Fandy, Faye mengajak sang anak melambaikan tangan ke arah Andrew yang sudah berada di dalam mobil. Faye langsung menutup pintu gerbang setelah mobil Andrew mulai menyusuri jalanan di kompleks perumahan tempat tinggal mereka, kemudian ia mengajak sang anak kembali ke dalam rumah.

Berbeda dengan biasanya, hari ini Faye diminta datang jam sepuluh pagi untuk menggantikan rekan kerjanya yang tiba-tiba izin sakit, jadi ia akan menitipkan Fandy di rumah mertuanya selama dirinya menjalankan kewajiban sekaligus tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar. Biasanya Faye sangat jarang menitipkan Fandy kepada mertuanya karena di rumah sudah ada Sita yang akan menjaga sang anak selama ia dan Andrew bekerja. Di samping itu, yang menjadi alasan kuat Faye enggan menitipkan Fandy adalah jarak antara tempat kerjanya dengan rumah mertuanya lumayan jauh. Bahkan, saling berlawanan arah.

Berhubung hari ini Sita mau pulang ke kampung halamannya untuk melayat, jadi dengan terpaksa Faye akan mengantar Fandy ke rumah mertuanya sebelum ia mendatangi tempat kerjanya. Seharusnya tadi Faye menitipkan Fandy kepada Andrew, mengingat tempat kerja sang suami dengan jalan menuju rumah mertuanya searah dan jaraknya juga cukup dekat. Jadi, waktu Faye tidak akan habis di jalan nantinya. Sayangnya, Faye malah tidak ingat jika hari ini Sita akan pulang kampung, padahal asisten rumah tangganya tersebut sudah meminta izin kepadanya kemarin sore sebelum Andrew pulang dari kantor.

Setelah berada di dalam rumah, Faye langsung meminta Sita untuk menyiapkan keperluan dan beberapa mainan Fandy, sedangkan ia ingin memandikan anaknya tersebut dulu di kamar mandi sang anak. Karena memburu waktu agar bisa terhindar dari kemacetan, maka Faye tidak terlalu lama memandikan Fandy. Untungnya tadi saat Faye melihat Fandy di kamarnya, ternyata anaknya tersebut sudah bangun. Jadinya, Fandy tidak akan uring-uringan karena dibangunkan secara paksa. Selesai memakaikan pakaian pada tubuh Fandy, Faye menitipkan sang anak kepada Sita, sedangkan ia bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap.

🌼🌼🌼

Faye tiba di rumah mertuanya yang terletak di daerah Sibang Gede setelah kurang lebih empat puluh menit mengendarai mobil dari tempat tinggalnya di Renon. Jika bukan karena mengajak Fandy, Faye lebih suka bepergian menggunakan sepeda motor, terutama ketika ia datang ke tempat kerjanya. Apalagi jika langit sedang cerah. Dengan mengendarai sepeda motor, Faye menjadi lebih mudah mencari sekaligus menyusuri jalan tikus guna menghindari kemacetan.

Faye turun dari mobil terlebih dulu sebelum mengambil Fandy yang duduk pada car seat-nya di barisan kursi penumpang belakang. Sambil menggendong Fandy, Faye menyerahkan sebuah ransel hitam berukuran sedang yang berisi perlengkapan sekaligus beberapa mainan milik sang anak kepada Nilam yang sudah menghampirinya setelah melihat kedatangannya.

"Mama dan Papa ada di rumah, Mbak?" tanya Faye yang kini sedang berjalan bersisian dengan Nilam. Tadi Faye lupa menghubungi mertuanya terlebih dulu bahwa ia akan menitipkan sang anak kepada mereka.

"Ada, Bu. Pak Julian dan Bu Elvia sedang sarapan di dalam," Nilam memberitahukan keberadaan kedua majikannya kepada Faye.

Faye mengangguk sekaligus menghela napas lega karena ternyata kedua mertuanya ada di rumah. "Mbak, susunya Fandy ada di dalam ransel ya, mainannya juga. Keluarkan susunya dan taruh saja di dapur ya, Mbak," beri tahunya kepada Nilam sebelum menghampiri meja makan untuk memberi salam terhadap kedua mertuanya.

The Deppest Hurt (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang