SATU

28.8K 2.9K 488
                                    

Assalamualaikum, kembali lagi:)

Jangan lupa Vote lebih dulu sebelum membaca cerita ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap paragraf!!!

SEBELUMNYA JANGAN LUPA SPAM 💚

Terima kasih🦋

"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiah Annisa Nadhira binti Ahmad Maulana Sa'ad dengan seperangkat alat sholat beserta sebuah surah Ar-Rahman karena Allah Ta'ala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiah Annisa Nadhira binti Ahmad Maulana Sa'ad dengan seperangkat alat sholat beserta sebuah surah Ar-Rahman karena Allah Ta'ala."

"Bagaimana para saksi, Sah?"

"SAH!!" Ucap mereka bersamaan dan lantang.

Air mata Mutiah kembali menetes, dia tidak menyangka sudah menjadi seorang istri dari orang yang dia tidak kenal.

"Mama aku gak mau," ucap Mutiah yang kembali terisak.

"Tidak ada pilihan lagi Mutiah, ini kesalahan kamu sendiri," ucap Mamanya.

Sedangkan Atthar menghela nafasnya panjang, hatinya sudah tak karuan. Hari ini seperti mimpi baginya, apalagi saat melihat Abi dan Umminya yang menatapnya membuatnya merasa kecewa pada dirinya sendiri.

"Mutiah, Salim suami kamu," ucap sang Ayah sambil mengelus punggung anaknya.

"Ayah-"

"Ayo nak," ucap Ayahnya lagi.

Mutiah mengangguk, dan membalik badannya menghadap Atthar yang sedang menunduk, lalu Mutiah mengulurkan tangannya menunggu balasan dari laki-laki itu.

Dengan tangan yang bergetar, ini kali pertama Atthar menyentuh perempuan selain Adik dan Uminya.

"Cium kening istri mu Atthar," ucap Abinya tepat di belakangnya.

Atthar memejamkan matanya sebentar sambil menghela nafasnya, kemudian memajukan wajahnya.

"Saya minta maaf jika saya lancang. Maafkan saya Mutiah," bisik Atthar lembut lalu melanjutkan mencium kening Mutiah.

Setelah itu Atthar menjauhkan kembali wajahnya, sungguh debaran jantungnya kini tak bisa di kontrol.

"Ini cincin ummi, pasangkan ke jari manis istrimu," ucap Umminya memberikan cincin emasnya pada Gus Atthar.

"Tapi ini cin-"

"Tidak apa-apa, ayo pasangkan ke jari istrimu," Ucap Ummi sekali lagi.

Mau tak mau Atthar menerima cincin itu, cincin yang merupakan pemberian dari dirinya sendiri untuk Umminya.

"Mutiah, saya meminta izin memasangkan cincin ini ke jari manis kamu. Apakah boleh sekali lagi saya menyentuh tangan mu?" Izin Atthar walaupun Perempuan itu sudah menjadi haknya tapi tetap saja dia tidak bisa tanpa izin dari Perempuannya.

Tanpa menjawab, entah dorongan dari mana Mutiah mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Atthar.

"Maafkan saya lagi, jika lancang menyentuh mu," ucap laki-laki itu lagi saat mulai memasukkan cincin tersebut ke jemari tangan Mutiah.

ATTHARALZAM (Revisi)Where stories live. Discover now