chapter 17

6.4K 516 3
                                    

~Happy Reading











Izumi mengerutkan dahinya bingung menatap Bara yang sama sekali tak menyentuh makanannya. Yang di lakukan Bara sedari tadi hanya menatapnya. Izumi tidak melarang Bara ingin melihatnya selama apapun itu, Izumi tidak risih. Hanya saja, pikirannya di penuhi oleh tanda tanya. Apakah menu di restorannya bukan selera Bara?

"Kok makananya enggak di makan? Kamu enggak suka ya?" Izumi sedikit kecewa jika Bara memang kurang menyukai menu andalan di restorannya ini.

Perlu di ketahui bahwa semua menu utama di restoran ini adalah murni hasil pemikiran Izumi. Gadis itu berkutat berhari-hari di dapur untuk menciptakan menu yang beda dari para saingannya. Tentu saja, kerja kerasnya tidak sia-sia karena kini restorannya mendapat gelar 'bintang 5' dan cukup populer di ibu kota.

"Enggak kok, dari baunya aja udah menggugah selera. Tapi aku lebih suka liatin kamu makan"

Seketika Izumi menghela napas lega. Ia pikir Bara tidak menyukai menu ciptaanya. Tapi ternyata pria itu malah memilih memandanginya makan dari pada menyantap hidangannya? Oh...Izumi dapat merasakan kedua pipinya memanas.

"Habisin dong kalo gitu. Aku tadi sempat mikir menu di restoranku bukan selera kamu. Untunglah semua itu enggak bener"

Mendengar apa yang baru saja Izumi ucapakan, Bara dengan cepat memakan makanannya. Menghabiskannya tanpa tersisah. Bara tak menyangka Izumi sampai berfikir seperti itu hanya karena ia tak menyentuh hidangan yang gadis itu siapkan.

Izumi dan Bara tidak sadar, bahwa sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian di restoran. Baik itu pelanggan atau bahkan pekerja, mereka semua menatap pasangan tampan dan cantik itu dengan gemas, iri, dan berbagai macam tatapan lainnya.

"Wah...gue baru tahu Bu Izumi punya pacar seganteng itu"

"Hooh, pacar baru Bu Izumi ganteng banget woi!! Lebih ganteng dari pada pak Levi"

"Suara Lo Jan gede-gede! Entar bos denger mampus kita"

"Andai gue punya doi kek gitu"

"Dih, ngarep ae Lo. Liat tuh, mereka emang serasi. Bu bos cantik, nah pacarnya ganteng!"

"Ya enggak perlu Lo jelasin juga! Gue mah sadar cuma jadi Upik abu kalo berdiri di samping Bu Izumi"

"Yeee baperan"

"Tai Lo"

Kira-kira begitulah bisikan demi bisikan dari para pekerja di restoran. Galen menggelengkan kepalanya melihat tingkah rekan-rekan kerjanya itu. Meski cukup merasa kasihan pada sahabatnya----Levi. Galen dapat melihat pancar kebahagiaan dikedua mata Izumi.

Tak jarang Levi meminta bantuannya untuk dapat bertemu Izumi. Tapi dengan penuh ketegasan Galen menolak memberi bantuan pada sahabatnya itu. Galen tidak ingin mencampuri urusan percintaan sahabat-sahabatnya. Apalagi ketika mengetahui Izumi lebih senang dan bahagia ketika bersama Bara, Galen semakin tidak ingin ikut campur.

Bukan berarti Galen tidak perduli dengan sahabat masa kuliahnya itu----Levi. Hanya saja, Galen pikir sudah saatnya Levi belajar untuk melupakan Izumi di saat gadis itu bahkan sudah tak ingin mengingatnya lagi. Levi harus mencari kebahagiaanya sendiri.

I'm yours ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang