chapter 2

11.8K 896 9
                                    

~Happy Reading








"Mbak Izumi?"

"Mbak? Bangun, ini waktunya operasi"

"Mbak!"

Detik itu juga, Izumi terperanjat kaget. Izumi memang mendengar suara wanita yang sedari tadi memanggil namanya, namun Izumi kira itu hanya khayalannya saja dan rasa kantuk juga tengah menyerangnya.

Hanya saja, sosok itu seakan tak mengerti dan terus mengusiknya. Bahkan, Izumi dapat merasakan orang yang terus memanggil namanya itu tak segan-segan menyentuh tubuhnya. Oh, Izumi benci di sentuh oleh sosok asing.

Dengan malas Izumi membuka matanya hingga terlihatlah seorang gadis muda dengan pakaian khas perawat hospital.

Seakan menyadari sesuatu, Izumi dengan refleks terduduk. Gadis itu menatap keadaan sekitarnya dengan bingung. Walau merasa familiar Izumi tak mengerti akan situasi saat ini.

Izumi baru saja mengingat hal penting! Bukankah ia baru saja menerjunkan dirinya ke jurang itu? Lantas mengapa ia malah berada di ruang operasi ini?

Ya, Izumi mengingat ruangan ini dengan jelas. Ruangan ini tak lain dan bukan ialah ruangan yang akan di gunakan untuk melaksanakan operasi tiroid yang deritanya.

"Mbak Izumi?" Panggil suster yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik aneh dari salah satu pasien itu.

"Sus, ini tanggal berapa?" Tanya Izumi sembari mencengkeram erat pergelangan tangan suster itu.

"14 Juni 2022. Duh, tolong lepasin mbak, sakit"

Tanpa di minta pun, Izumi tanpa sadar melepaskan cengkramannya dari suster itu. Izumi terdiam dengan ekspresi cengonya, Gadis itu tak tahu ini nyata atau hanya ilusi belaka.

Bagaimana bisa ia kembali pada 2 tahun yang lalu?! Apakah ini berkah?! Tanpa sadar mata gadis cantik itu berkaca-kaca, hidungnya memerah karena menangis.

"Loh kok nangis sih mbak? Aduh...ga usah takut, ga sakit kok"

Izumi mengabaikan suster yang tampak tengah membujuknya. Suster itu salah paham, nyatanya Izumi menangis bukan karena takut akan menjalani operasi, tetapi karena merasa dirinya kembali memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan dokter bedah tampan yang telah mencuri hatinya----Bara.

"Huwaaaa saya nangis bukan karena takut sus, tapi karena bahagia. Hiks...udah cepetan bius saya sus!" Ujar Izumi di sela-sela tangisan nya.

Jika dulu Izumi akan merasa tegang dan deg-degan saat detik-detik akan menjalani operasi, maka lain ceritanya untuk saat ini.

Izumi dengan tak sabaran menyodorkan lengan kirinya yang telah terpasang infus untuk segera di bius. Tentu saja, kelakuan tak biasa gadis cantik itu membuat suster di hadapannya menggeleng samar.

"Sus, yang bakal operasi saya hari ini dokter Bara Dirgantara?" tanya Izumi dengan mata sayunya.

Pengaruh bius dengan cepat mulai bekerja, hingga membuat gadis itu kesulitan membuka mata.

"Iya, mbak"

Izumi tersenyum lebar mendengar jawaban suster muda yang tak ia ketahui siapa namanya.

Jika benar ia mendapat kesempatan untuk mengulang semuanya, maka seharusnya sehabis ini ia akan bertemu dengan Bara. Karena, pria itu akan menculiknya saat operasi sukses di laksanakan.

Dulu Izumi pasti akan berusaha kabur ketika Bara mengurung dirinya di mansion besar pria itu. Izumi pasti akan memberontak setiap hari dan terus memaki Bara, Izumi juga tentunya akan sangat marah dan benci pada Bara, namun untuk kali ini, Izumi bahkan tak sabar untuk menantikannya.

🥀🥀🥀

Saat yang di nanti-nantikan Izumi pun tiba. Akhirnya operasinya selesai dan pengaruh bius tak lagi mempengaruhinya. Namun sesuatu yang aneh terjadi, gadis itu meneliti ruangan sekitarnya dan sangat terheran-heran kala mendapati ruang inap rumah sakit lah yang terlihat.

Izumi tak mengerti. Bukankah ia Kembali ke 2 tahun silam? Lantas mengapa setelah operasi ia masih berada di rumah sakit Yang sama? Seharusnya saat ini ia telah berada di mansion besar milik Bara. Seharusnya pria itu telah menculiknya!

Tidak! Izumi tidak bisa membiarkan semua ini terjadi. Izumi harus memastikannya sendiri mengapa pria itu tak melakukan hal yang sama seperti yang seharusnya? Izumi ingat betul Bara sangat posesif padanya, bahkan tak memperbolehkannya keluar sejengkalpun dari mansionnya.

"Akh!"

Sialnya, Izumi baru mengingat bahwa lehernya masih terluka. Sakit sekali rasanya, bahkan untuk sekedar menggerakkan kepala saja Izumi tak berani melakukannya.

Ingin sekali Izumi beranjak dari ranjang rumah sakit ini, namun ia tak sanggup melakukanya. Apalagi tak ada satupun orang yang menjaganya, Izumi tak bisa berbuat apa-apa dan hanya dapat menduga-duga apa yang terjadi sebenarnya.

Izumi tak ingin berprasangka buruk. Gadis itu berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan memejamkan mata. Izumi berharap, setelah terbangun nanti ia tak akan berada di ruangan ini lagi.

Ya, semoga saja.








I'm yours ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang