SEBERANG 7

173 9 2
                                    


#DAVA

Cahaya tumblr dan lampu taman menghiasi suasana sekolah. Menemani rembulan malam yang cahayanya tak kalah terang dari cahaya yang lain. Malam ini persiapan untuk kegiatan festival sekolah yang akan dibuka besok pagi. Orang-orang berlalu lalang sibuk mempersiapkan segala hal.

Kejadian tadi sore membuatku merasa sedikit aneh dan selalu merasa janggal. Entahlah. Aku merasa serba salah saat ini.

Aku kembali membuka ponselku pelan. Mencari kontak Acha dan berpikir apakah aku harus menghubunginya berulang kali.

"Dav,"

Aku menoleh dan mendapati Gita yang kebingungan. "Acha mana? Lo ga barengan sama Acha? "

Aku menggeleng. Tidak. Aku pergi sendiri.

"Acha datang kok,"

Aku dan Gita refleks bersamaan melihat ke arah sumber suara.

Chika, teman sekelasku menghampiri. "Tadi gue liat dia disini."

"Dimana?" Gita melihat sekitar.

"Lewat gitu aja,"

"Lu salah liat kali," ujarku.

"Kayaknya engga deh." Chika berusaha mengingat-ingat.

Tidak mungkin. 

Aku mencoba mencuri pandang, melihat sekitar. Mencari keberadaan gadis itu. Tapi, rasanya seperti mustahil setelah kejadian sore tadi. Aku tau dia gadis yang kuat. Namun, untuk emosi yang dia kerahkan itu, tampaknya ia tidak akan membuang-buang waktunya hanya dengan datang kesini.

"Nah, itu dia," Chika dengan santai menunjuk dan langsung pergi dengan sepotong cake.

Refleks, aku menoleh. Dan langsung mendapati Acha yang duduk sendirian di salah satu stan. Entah kenapa, aku malah mencoba menerka-nerka dengan siapa gadis itu datang kemari. Apa seseorang mengantarnya? Apa ia pergi sendiri?

"Lo ga samperin dia?" Gita bertanya.

"Buat?"

"Ya kali aja gitu," Gita menatapku dengan kesal. "Gue duluan, mau samperin Bima dulu,"

Gita pergi. Membuatku kembali berpikir apa aku harus menyapanya?

Argh! Benarkah? setelah kejadian itu? Sepertinya itu bukan sesuatu yang tepat. 

Aku merasa seperti orang bodoh. Benar. Tidak ada salahnya. Ada banyak hal yang harus dibicarakan. Aku mencoba mendekat. Dengan mengambil dua gelas kopi hangat dari salah satu stan. Namun, sayang sekali. Langkahku tertahan ketika mendapati seorang pria mendekat ke arahnya. Pria itu menggenggam tangannya, dan perlahan membawanya pergi setelah mengatakan beberapa kalimat.

Refleks kakiku menuntun tubuhku untuk mengikuti mereka. Merasa janggal dengan apa yang kulihat saat ini. Mereka pun berhenti di lingkaran keramaian. Dengan suasana yang hangat, keramaian orang itu mulai menyaksikan mereka dengan penuh semangat. Mereka berdua berdiri berhadapan.

"Acha, gue tau ini mungkin terlalu tiba-tiba buat lo. But, I thought I should tell you this," Ujar Pria itu lembut ke arahnya. 

Tidak. Sepertinya aku tau kemana arah pembicaraan itu.

"Acha, ketika pertama kali ngeliat lo, ada banyak hal yang ada di dalam diri lo yang gabisa gue dapat di orang lain." Acha menatap pria itu. Menyimak dengan baik. "Keceriaan, kebaikan di dalam diri lo, membuat gue sadar. Gue selalu merasa nyaman ketika ada di dekat lo."

Perlahan, orang-orang mulai riuh. Mendukung suasana itu dengan penuh membara.

"I know I'am not the best. But I'll try to be it. Gue juga bakal berusaha ngebuat lo nyaman."

"So...."

"Acha, Lo mau ngga jadi pacar gue?"

Oh Tidak, Ervin?!

#Acha

Jantungku serasa mau copot. Mendengar pengakuan Ervin di tengah lautan manusia ini. Aku mematung. Mencoba mencerna kalimatnya dengan baik. Sungguh aku tidak tahu bahwa dia merencanakan ini. Dia memang sedikit memaksaku untuk pergi malam ini dan langsung menjemputku ke rumah. Namun tak pernah terlintas dalam pikiranku akan hal ini. 

Apakah Ervin tidak tahu? Bukankah semua orang tahu bahwa perasaannya selama ini hanya kepada Dava?

Aku menoleh. Tak sengaja mendapati Dava diantara kerumunan itu yang menatapku datar. Kami melakukan kontak mata beberapa saat sebelum aku memejam mataku pelan. Hatiku terasa sesak. Aku tau aku bodoh. Aku mencintai seseorang yang bahkan tidak pernah memandangku sama sekali untuk waktu yang lama. Apakah aku terlalu egois?

Aku mendongak, kembali menatap Ervin yang masih menunggu jawabanku dengan penuh harap.

Sudah cukup. Aku harus menyelesaikan ini.

Aku menyimpul senyum riang, "Ya, Acha mau kok,"

#DAVA

"Ya, Acha mau kok,"

Bagaikan pisau yang menikam jantung. Entah perasaan aneh apa kali ini. Gemuruh suara orang-orang mulai terdengar. Bersorak kegirangan. Kulihat Ervin langsung memeluk Acha dengan bahagia. Kakiku menuntunku melangkah pergi dari kerumunan itu. Dengan perasaan aneh, aku memutuskan untuk pulang. Memasuki mobil dan mengendarainya pelan. Astaga. Gadis itu mulai memenuhi pikiranku saat ini.

Mengapa? Bukankah itu hal yang bagus? Gadis itu tidak akan  merepotkan kedepannya.

Namun, Pikirannya berubah dalam sekejap ketika seseorang tiba-tiba menelponnya. Suara parau seorang pria mulai terdengar. Tanpa basa-basi, pria itu memberitahu dengan cepat.

"Rumah Sakit Cempaka kamar 201"

"Ini siapa?" Aku bertanya.

"Bergegaslah, Zara kecelakaan."


Hola Everyone!! :)

Sorry aku sempat hiatus untuk waktu yang lama :( Sorry banget. DUNIA PERKULIAHAN SANGATLAH INDAH YA :( Banyak nugas dan segala hal. Selanjutnya aku up terus deh. (Makasih buat yang selalu dukung akuu:" Love youuuu:)

Trims' buat kalian yang udah pada baca tulisan aku, lanjut terus yaa..

Maaf banget kalau ada salah kata atau kalimatnya kurang baguss. Soalnya aku juga masih pemula toh. Aku terima sarannya kok. Bisa langsung komen ataupun PM guys! Jangan ragu-ragu okeyyy! ^^ Aku butuh bantuan kalian semuaaa :)

Jangan lupa di vote dan follow ya!^^

Mohon dukungan dan bantuannya everybadehh!! :D

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 19, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SEBERANG [2021] - [On Going]Where stories live. Discover now