Perkara Ulang Tahun

1.9K 134 21
                                    

Yesaya menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan. Rasa gugupnya begitu kerasa, pasalnya karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Suara ponselnya berdering membuat Yesaya segera merogoh ponselnya.

"Halo Pang?"

"Yes hari ini lo kan ulang tahun."

Yesaya berdiri dari kursi lipat, kakinya melangkah menuju balkon "Gue kira lo lupa, soalnya diem-diem bae lo."

Pangeran terkekeh di seberang telpon "Kan kejutan, kaya lo kemaren. Ga inget? Lo juga diem-diem eh tiba-tiba udah di Jakarta aja."

Yesaya tersenyum seraya memperhatikan para staff sedang berlalu lalang di lantai bawah.

"Oh iya, gue lagi di toko kue. Lo mau rasa full coklat, blueberry, red velvet—"

"Kuenya ga minder?"

"Hah? Minder gimana?"

"Iya soalnya, kuenya kalah manis dari lo Pang."

"Di anjing. Diem ga! Cepetan mau yang mana." Suara rengekan dari Pangeran membuat Yesaya gemas sendiri.

"Full coklat aja, kayanya eksotis deh sama kaya lo. Oh iya beli lilinnya dua."

"Kok dua? Satu kan bisa?"

"Enakan berdua, satu mana enak."

"Ck. Lo ulang tahun makin ngelunjak ya Yes."

Yesaya menoleh ketika asistennya memanggilnya. "Yaudah Pang, udah dulu ya. Cepetan lo kesini jangan lama-lama."

"Iya bawel."

Yesaya mematikan ponselnya, kakinya segera keluar ruangan dan menuruni anak tangga. Bibirnya tersenyum hangat kala para staff dan temannya-temannya mulai menyambutnya dengan mengucapkan selamat ulang tahun.

Angga memeluknya dengan erat "Selamat ulang tahun abang Sitanggang."

Yesaya membalas memeluknya dengan tertawa "Makasih Ngga."

"Salam hangat banget dari Rijal!!" Fatih bersorak dengan mengukuti tanda ciri Khas JakNJal.

Yesaya mengusak rambut Fatih "Kalo acaranya selesai lo jangan dulu pulang, masih ada pesta buat para anak-anak."

"Okeee."

Yesaya di panggil untuk berdiri di depan meja yang berisikan nasi tumpeng, bingkisan dan kue-kue kecil yang lezat. Yesaya tersenyum bahagia seraya melihat para teman-temannya. "Sebelumnya gue mau berterima kasih sama kalian yang selalu bantuin gue di lokasi syuting, juga buat asisten gue. Para staff yang selalu sabar dengan tingkah laku gue yang mungkin agak nyebelin tanpa gue sadari. Berhubung temen-temen gue nyampenya lama, gue mau potong nasi tumpeng dulu." Yesaya mengambil pisau kecil lalu memotongnya dan menaruhnya di piring kecil.

"Nasi tumpeng pertama buat asisten gue, Asenk. Sini Senk."

Asistennya mendekati Yesaya dengan malu, dia menerima piring dari Yesaya.

"Makasih ya Senk udah selalu sabar ngehadepin gue."

"Sama-sama bos."

Suara riuh tiba-tiba terdengar jelas. Pintu terbuka dan menampilkan Pangeran sedang membawa kue dengan lilin yang menyala. Tidak hanya Pangeran, disana ada Kiara, Beby, Gabriella, Irzan, Rafael dan Maudy. Mereka bertepuk tangan seraya menyanyikan lagu ulang tahun.

Pangeran di depan yang asik membawa kue. Bibirnya tersenyum manis sampai lesung pipinya terlihat. "Selamat ulang tahun Yesaya."

Belum sempat Yesaya berterima kasih, Pangeran dengan jailnya mencolek kue dan menempelkannya dipipi Yesaya. Tidak cuma sekali, Pangeran melakukannya tiga kali. Dipipi, hidung dan bibirnya.

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang