JAGAIN BAYI (YP)

2.7K 249 42
                                    

Pangeran menutup pintunya dengan pelan ketika tahu di dalam kamar kekasihnya ada seorang bayi yang sedang tertidur pulas. Ya. Sekarang Pangeran sedang berada di rumah Yesaya, ketika masuk rumah Yesaya, Tantenya Yesaya menyambutnya dengan hangat dan mengatakan jika Yesaya sedang keluar membeli cemilan.

Pangeran tersenyum ketika melihat bayi itu yang sedang menyedot susu dari botolnya. Kakinya melangkah mendekatinya, lalu ikut merebahkan diri di samping sang bayi.

"Lucu banget astaga." Gumamnya dengan mengelus pipi gembilnya.

Bayi itu tidak terusik, dia sibuk nyambut mimpinya dengan sebuah dot yang ber-isikan asi ibunya.

Jarinya terus mengusap punggung dan pipi sang bayi. "Pengen punya anak." Gumamnya.

"Tapi dari siapa? Gue kan ga bisa hamil? Masa nyuruh Yesa yang hamil?" Pangeran terkekeh sendiri mendengar perkataan bodohnya.

Suara pintu kamar terbuka, dan menampilkan Yesaya sedang membawa bingkisan putih. "Loh kamu kapan dateng yang?" Tanya Yesaya seraya menutup pintunya.

"Lima menit yang lalu. Kamu bawa apa?" Pangeran menompang kepalanya dengan sebelah tangan, bola matanya memperhatikan Yesaya yang sedang membuka hoodienya lalu mulai mendekatinya.

"Aku bawa minuman sama chiki." Yesaya memberikan bingkisannya lalu dia segera ikut merebahkan tubuhnya di samping Pangeran.

Tangannya memeluk tubuh itu dari belakang. "Panas banget diluar." Yesaya bergidik membayangkan panasnya di luar yang begitu menyengat kulitnya.

"Kasiannnn. Yaudah gih minum, kamu beli minuman malah ga di minum." Pangeran membenarkan letak dot susu itu, dan kemudian di pegangnya karena sang bayi sepertinya lelah untuk memegang botol susunya.

"Minum susu kamu aja gimana?"

"Ga usah ngadi-ngadi ya Yes. Jangan sampe botol susu ngelayang ke muka lo."

Yesaya mengikuti gerakan Pange yang menompang kepalanya. Tubuh Yesaya memang lebih besar dari Pangeran jadi wajar jika Yesaya dengan mudah mengintip bayi dari belakang tubuh kekasih manisnya itu.

"Posisi kamu kaya yang lagi netein Pang, tubuh nyamping, mana Nasya tidurnya deket banget di samping kamu."

Pangeran menoleh ke samping dan menatap tajam kekasihnya "Gara-gara kepanasan otak kamu jadi mendidih terus konslet."

Yesaya terkekeh, dia mengecup bibir Pangeran dengan lembut.

"Ini susu pake esnya, ketemu." Bisiknya dalam ciuman manis itu.

Pangeran tersenyum, dia membalas mencium kekasihnya. Saling melumat dan bermain lidah. Yesaya mulai terbawa suasana, dengan naluri nafsunya tangan Yesa mulai meraba paha Pangeran.

Namun suara tangis bayi membuat keduanya tersadar. Pangeran melepaskan ciumannya, dan mulai menenangkan sang bayi dengan kembali memberikan dot susu dengan posisi yang benar.

"Kamu sih! Hampir bangun dede bayinya." Kesal Pangeran.

Yesaya bersungut "Padahal kamu juga mau tadi." Bisik Yesaya. Kemudian dia mengubah posisinya menjadi tidur di samping Nasya, tangan besarnya mulai jail. Mencubit gemas pipi keponakannya.

"Jangan di cubit gitu nanti bangun." Bisik Pangeran dengan gemas, ingin sekali memukul kekasihnya.

"Abisnya gemes, kaya ini gemesin." Yesaya mencubit pipi Pangeran dengan gerakan yang gemas membuat Pangeran merengek karena sakit.

"Heheheh maaf sayang." Yesaya mengusap pipi Pangeran.

Pangeran tidak menghiraukan, dia sibuk menenangkan bayi Nasya yang tadi sempat terganggu.

BUCIN Where stories live. Discover now