26

930 49 11
                                    

" Ada beberapa hal yang tak seharusnya kamu tau, tapi memaksa ingin tau? Bukankah seharusnya aku memberi sedikit hukuman? "

_______

"Shit!!"

Shanon spontan langsung melempar kotak itu yang berisi pisau berkarat. Tak hanya berkarat, pisau itu terlihat sangat mengerikan karena berlumuran darah yang sudah mengering.

Bau amis dan anyir pun seakan bercampur pada pisau itu membuat Shanon merasa mual dan langsung berusaha menutupi hidungnya dengan tangan.

"Hueeekk!! Bau banget gila!" Shanon mengeluh, sungguh ia tidak tahan sebenarnya dengan bau ini, wajahnya kini bahkan memerah karena merasa mual.

"Shanon Lo harus kuat! Pokoknya Lo harus liat kotak itu lagi. Siapa tau ada petunjuk lain" monolognya kembali mengambil kotak itu.

Sebenarnya ia heran sudah berapa lama pisau ini ada di kotak itu? Sampai darah pun mengering dan menjadi kerak. Tapi yang menjadi tanda tanya besar baginya adalah di gunakan untuk apa pisau tersebut hingga berlumuran darah sebanyak ini?

Apakah Shena menggunakannya untuk membunuh seseorang? Atau bahkan mungkin pisau ini digunakannya untuk membunuh sang mommy? Jika benar awas saja gadis itu! Shanon akan membalasnya!

Untuk melihat lebih detail, Shanon mengeluarkan sementara pisau itu dengan sapu tangan yang di bawanya. Berjaga jaga supaya tidak ada sidik jari yang tercipta di pisau yang dipegangnya.

Kedua bola mata Shanon melotot sempurna saat ia mendapati kartu siswa milik Nino dan Bima ada di dalam kotak pun dengan keadaan bercak darah yang mengering.

"Bagaimana bisa kartu siswa milik Nino dan Bima ada di sini? Bahkan jenazahnya saja belum ditemukan hingga saat ini. Jangan jangan..... Oh God" badan Shanon gemetar menebak dugaannya sendiri.

"Shena membunuh mereka. Ia menghilangkan jejak dengan cara mengambil kartu siswanya, agar jika jenazah mereka ditemukan tak di kenali identitasnya secara langsung. Shit!"

Shanon langsung membereskan segalanya, namun sebelum itu ia sempat memotret kartu siswa milik Nino dan Bima juga pisau berkarat tersebut. Gadis itu berpikir siapa tau nanti ia akan memerlukannya.

Setelahnya Shanon bangkit dan buru buru pergi ke suatu tempat yang ia pikir akan menemukan bukti lainnya.

"BI AMMA!!" teriak Shanon memanggil. Amma langsung berlari mendekati.

"Ya non Shanon? Ada apa?"

"Saya pergi sebentar ya. Tolong kunci dan rapikan lagi kamar Shena. Kalo dia datang sekolah dan mencari saya bilang saya sedang ke rumah sakit, ngobatin luka. Oke!" Tutur Shanon lalu segera mengambil mantel berwarna hitam dan juga masker hitam yang ia kenakan menutupi wajah cantiknya.

Dandanannya kali ini sederhana. Hanya menggunakan baju kaos dan celana jeans panjang. Rambutnya pun hanya di kuncir kuda ke belakang. Setelah itu ia bergegas ke garasi lalu masuk ke dalam mobil sedan berwarna silver kemudian menancap gas tanpa basa basi.

Kalau benar dugaan gue ini, bearti fix gue ga aman. Gue tinggal bukan sama manusia tapi monster!

***

SHENA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang