15

1.2K 89 12
                                    

"Jika tak mampu membahagiakan seseorang maka jangan menyakitinya"

_________

Darren duduk di bangku dekat perpus sambil mengatur nafasnya yang menggebu. Frustasi mulai ia rasakan karena Shena belum juga di temukan padahal ia sudah mencari hampir ke seluruh penjuru sekolah, itu pun dengan di bantu oleh beberapa siswa yang lain.

Bulu kuduknya tiba tiba berdiri saat ia mulai merasakan ada sosok yang melintas di lorong sana. Ah sial, Darren baru menyadari bahwa kini ia duduk tepat di depan perpus yang berdekatan dengan kamar mandi dan juga area gudang terlarang itu. 

Tunggu, gudang terlarang!

Bukankah area gudang itu adalah satu satunya tempat yang belum ia periksa?

"Ga mungkin Shena ada di sana"

"Tapi jika itu mungkin..."

Darren langsung berlari sekencang-kencangnya menuju area gudang itu untuk memeriksa keberadaan kekasihnya yang mungkin ada di sana. Dean dan Yasmin melihat Darren yang berlari kencang. Mereka segera mengikutinya dari belakang.

***

Suasana di sekolah seketika rusuh saat Darren menggendong tubuh Shena yang kini pingsan dan membawanya ke ruang UKS. Ya, Darren berhasil menemukan gadisnya itu tergeletak pingsan di dalam gudang.

Tak ada yang tau bagaimana bisa Shena ada di dalam sana namun yang jelas saat ini yang Darren pikirkan hanyalah kondisi Shena!

Gadis itu segera di tangani oleh murid yang bertugas di UKS. Mereka segera mengecek tubuh gadis malang itu.

"Hm Shena ga apa apa kok. Dia hanya syok. Mungkin itulah penyebab ia pingsan" ujar Sinta yang menangani Shena.

"Syukurlah. Tapi dia ga apa apa kan? Bener kan?" Tanya Darren memastikan.

"Iya Darren, Lo tenang aja. Nanti juga dia sadar kok"

"Darren!!" Panggil Dean yang baru saja datang dengan pak Parto.

Ya, tadi Darren menyuruh Dean sahabatnya untuk mencari pak Parto. Sungguh Darren sangat ingin bertanya bagaimana bisa gudang itu terbuka dan mengunci Shena di dalamnya karena hanya pak Parto lah satu satunya orang yang memegang kunci satu sekolah.

"Ada apa nak Darren mencari saya?" Tanya pak Parto sedikit gemetar.

"Ga usah takut pak saya hanya ingin bertanya. Benar bapak yang pegang kunci satu sekolah?" Tanya Darren yang berdiri bersebrangan. Ia tetap stay di samping brankar tempat Shena terbaring.

"Benar saya yang pegang nak. Tapi sumpah saya sama sekali tidak tau dengan peristiwa nak Shena yang terkunci di dalam gudang"

"Tapi bagaimana bisa itu terjadi sementara bapak yang pegang kunci itu?" Tanya Dean penasaran.

"Jujur saya tidak tau nak soal itu. Tapi saya minta maaf, kuncinya memang sempat hilang tadi sewaktu saya menyeduh kopi. Padahal saya hanya pergi sebentar ke kantor untuk ambil sendok lalu saya kembali ke ruang piket kunci tidak ada"

"Lalu?!" Darren antusias.

"Saya mencarinya. Ke kelas kelas bahkan ke kantor karena siapa tau terjatuh di sana. Namun saat saya kembali, tiba tiba kunci itu sudah ada lagi di tempatnya" jelas pak Parto membuat Darren dan Dean yang berada di sana berpikir keras.

SHENA [END] ✓Where stories live. Discover now