bab 21

608 71 7
                                    

Bab 21

Typo berserakan

Happy reading ❤️❤️❤️

.......

Sore ini trotoar jalan tidak terlalu padat. Hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang melintasi tepi jalan yang juga tidak begitu ramai, membuat sore ini tak seperti biasanya yang selalu ramai akan suara klakson mobil bersahutan, mengantri layaknya pembagian sembako 'canda pren😭'.

"Daf" panggil Rere sesudah menyelesaikan ritual makan nya. Saat ini mereka tengah sarapan di sebuah warung pinggir jalan. Seperti biasa Rere yang mengajukan usulan makan di sini.

"Hmm"

"Main yuk ntar malem. Bosan gue. Lagian juga malam Minggu."

"Mau kencan?"

"Ishhh bukan kencan tapi main ya"

Dafa memandang Rere intens seakan tengah menyuruh Rere mengakui mengajaknya kencan malam ini. 'apa katanya tadi?malam minggu? Pasti kencan lah'

Rere yang mengerti maksud Dafa berdecak kesal menoleh ke arah lain tak mau mengakui ajakannya.

"Iya. Nanti malam kencan."

"BUKAN KENCAN TAPI MAIN DAFFFFF" teriak Rere kesal merasa Dafa meledeknya.

"Iya main" ucap Dafa tersenyum samar.

"Sekarang aja gimana?" Ucap Rere setelah suasana hening beberapa saat

"Mau?"

Rere mengangguk kan kepalanya semangat layaknya anak kecil saat mendapat mainan baru.

"Kemana?"

"Ngikut Dafa aja. Kemana aja asal main"

Terlihat Dafa berfikir sebentar lalu beranjak,tak lupa mengulurkan tangannya pada rere, yang disambut Rere dengan rasa senang.

.......

Motor Dafa melaju pelan di atas aspal seakan takut terjadi sesuatu jika melaju kencang seperti biasa. Dibelakang nya Rere dengan tenang menyandar di punggung tegap dafa tak lupa tangannya yang melingkar di pinggang kekasihnya, terasa nyaman. Menikmati suasana sore berdua mengelilingi kota. Keheningan menyelimuti keduanya terlalu nyaman untuk membuka obrolan.

Berkendara sekitar 20 menit, akhirnya motor Dafa terhenti di salah satu pasar malam yang berada di sebelah barat kota.

Keduanya masih memakai seragam sekolah tak ayal menjadi pusat perhatian sejak diparkiran ditambah dengan wajah keduanya yang tak patut disia-siakan. Pasangan itu hanya bersikap acuh terhadap sekitar. Sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.

Dafa menggenggam tangan Rere menuntunnya masuk ke dalam ratusan pengunjung yang ada.

Kemerlap kerlip lampu terlihat dengan berbagai jenis warna menambah kesan indah dipandang.

"Mau main apa?" Tanya Dafa membuka pembicaraan.

"Semuanya"ucap Rere sambil memperagakan tangannya.

Dafa terkekeh melihat reaksi Rere yang begitu semangat. Sedangkan Rere terpesona sesaat melihat tawa Dafa yang jarang terlihat. Sangat rugi jika dilewatkan.

"Main apa dulu?"

"Gimana kalo roller coaster?" Usul Rere semangat.

"Berani?"

"Iya dong. Let's go!" Dengan semangat Rere menarik lengan Dafa menuju pemesanan tiket.

Semua hak yang memacu adrenalin sudah dilalui pasangan itu. Sekarang hanya tertinggal satu lagi. Dan ini yang paling diincar para pasangan-pasangan muda. Permainan berbentuk kincir tapi dalam bentuk besar. Bianglala. Keduanya sekarang tengah berada di dalam salah satu sangkar bianglala ini. Layaknya pasangan yang terkurung. Duduk bersebelahan dengan tangan yang saling bertautan menikmati malam dengan taburan bintang. Dari atas sini terlihat ramainya pengunjung yang ada. Kebanyakan anak muda yang sedang menjalin hubungan. Seperti keduanya.

DIMENSI (HIATUS)Where stories live. Discover now