32. •Masa lalu•

68.1K 7.3K 387
                                    

Laki-laki dengan Hoodie hitam itu tersenyum kala ia mendapatkan mangsanya. Ia tidak tahu jika semua akan berjalan selancar ini, padahal rencana yang ia buat sungguh berbeda dengan realitanya.

Sepertinya Dewi Fortuna benar-benar ada di pihaknya, buktinya, perempuan berjilbab itu sekarang berada di tangannya.

Ia menyukai Jasmine, sejak dulu. Tapi, justru seseorang sudah lebih dulu mengambilnya, jelas dia tidak terima. Ia teringat ketika dulu Jasmine pernah menolongnya disaat susah, dan itu adalah kali pertama ia mencintai Jasmine.

Flashback on.

“Dasar anak penjahat!”

“Huu ayahnya penjahat!”

“Kata mamah aku, jangan mau temenan sama dia, dia anak orang jahat!”

Sorak-sorakan anak-anak itu membuat seorang anak laki-laki menutup telinganya. Matanya ia pejamkan erat-erat, ia berjongkong saat anak-anak itu melingkarinya.

Anak laki-laki itu tidak tahan saat mereka menyeruakan nama ayahnya yang dinggap sebagai seorang penjahat.

“Nggak ayah aku bukan penjahat! Bukan! Kalian salah!” Serunya tak terima. Dia takut, dan tak terima dengan perkataan anak-anak itu.

“Ayah kamu itu jahat! Buktinya sekarang dia ada di penjara, aku nggak mau temanan sama kamu, nanti aku ketularan jahat lagi!” Kata salah satu anak berkepang dua.

“Heh! Kalian nggak boleh gitu! Pergi sana, jangan ganggu dia! Kalau kalian ganggu dia, aku bilangin ayah aku ya!? Pergi sana!” tiba-tiba seorang anak perempuan berjilbab datang dan melindungi anak laki-laki itu. Mereka yang mendengarnya, serentak pergi dan berlari takut.

“Hei, kamu nggak apa-apa?” Tanyanya, membantu anak itu untuk bangun.

“Nggak apa-apa, makasih ya.” Anak perempuan itu mengangguk dan tersenyum.

“Oh iya, kamu laper? Tadi bunda aku bawain roti, nih makan ya.” Ucapnya memberi kotak bekalnya pada anak laki-laki itu.

“Ma-makasih,”

“Iya, sama-sama. Aku pergi dulu ya? Assalamualaikum.”

Na-nama kamu siapa!?” Tanyanya ketika melihat anak berjilbab merah muda itu akan berlari pergi.

“Jasmine, panggil aja Jasmine!” Jawabnya berteriak membuat anak itu tersenyum.

Flashback off.

Ia tersenyum saat mengingat itu. Jasmine kecil yang mau menolongnya saat dirundung oleh teman-teman seusianya. Gadis kecil yang memberinya sepotong roti saat perutnya terus bersuara karena lapar. Sungguh, Jasmine merupakan cinta pertamanya yang sudah lama ia cari.

Kenapa juga ia harus menuangkan bubuk itu ke minuman Aleo saat di club? Jika saja ia tidak menuangkan bubuk itu, mungkin Jasmine masih bisa menjadi miliknya.

Bertahun-tahun ia selalu mencari Jasmine, dan ia baru tahu saat sekarang. Saat ia sudah menemukan Jasmine, cinta pertamanya, justru perempuan itu sudah diembat oleh Aleo, laki-laki yang paling ia benci.

Karena Aleo, ayahnya yang tidak bersalah justru harus masuk ke dalam jeruji besi yang dingin.

Dia tidak peduli, jika Jasmine hamil atau tidak, yang terpenting dia bisa mendapatkan cinta pertamanya, walau perempuan itu merupakan bekas dari Aleo.

“Sayang ya Jas, gue harus tangkep Lo dalam keadaan kayak gini. Apa gue gugurin aja ya, anak lo?” Ujarnya dengan tersenyum sinis saat melihat perempuan itu sedang menangis tersedu-sedu di depannya.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang