Rigel 33

28 2 0
                                    

" Dimana-mana yang namanya bangkai pasti bakal ketauan meskipun ditutupin dengan segala cara apapun, tetap akan berujung sia-sia."

~Wacana Rigel~

___________~~~~~___________

Follow akun
@dianaasafi @dianaasafi

Sangat dibutuhkan jejak untuk ditinggalkan di lapak ini, tengkyuu !!

****

Suasana meja makan di pagi hari begitu tenang, semua orang yang berada di meja makan sedang menikmati sarapan mereka.

"Umi! besok papa kamu akan datang ke rumah ini, beliau ingin melihat para cucunya," Ujar Ghandi setelah menghabiskan sarapannya.

"uhukk...uhukk...." Umi yang sedang minum tiba-tiba tersedak ketika mendengar ucapan suaminya.

"Pelan-pelan umi!" nasihat Sya dan Bilal bersamaan.

Umi mengangguk, "emm, kenapa Papa nggak ngabarin aku dulu?" tanyanya yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Ghandi.

"Besok kakek mau kesini Bi?" tanya Sya sumringah. "Iya sayang, kakek pengen bertemu kamu dan kalian juga Rigel." Jelasnya membuat mereka senang.

"Semuanya, kita berangkat dulu!" pamit Vender diangguki mereka semua. "Kalian bareng kita!" titahnya kepada adik-adiknya.

"Nggak bang,kita naik bis aja," Jawab Vey membuat mereka tak terima.

"Udah kalian bareng kita, titik nggak pakai koma apalagi tanda tanya, harus pakai tanda seru yang berarti ini perintah!" Tegas Lintar, justru membuat bonyok mereka menahan tawanya.

"Udah deh bang, Lentera pusing denger cerocosan abang yang nggak jelas, pokoknya kita mau naik bis aja." Ketus Lentera tanpa dosa.

Lintar melebarkan matanya, bisa-bisanya adiknya ini berucap dengan muka tanpa dosa, "Pokoknya ka- " Ucapan Lintar terpotong, karena tiba-tiba Rigel langsung mengucapakan salam dan langsung pergi.

"ASSALAMUALAIKUM." Salam Rigel langsung ngacir keluar rumah.

"WAALAIKUMSALAM. Hati-hati ya anak-anak!" Jawab orang tua mereka menggelengkan kepalanya, ada-ada saja mereka ini pagi yang ceria selalu diawali dengan perdebatan.

"Kita juga pergi, Assalamualaikum!" pamit Vender dkk, langsung menyusul adik-adiknya yang nakal ini.

"Waalaikumsalam, hati-hati bawa motornya."

"Kita antar sampai halte depan!" Titah Bender dengan tegas tak terbantahkan membuat mereka menghelas napas.

Melihat adik-adiknya yang menurut membuat abang-abangnya ini senyum kemenangan.

****

Di salah satu kamar yang berada di mansion mewah ini terdapat wanita paruh baya yang sedang panik sendiri. "Gawat nih! si tua bangka mana pakai datang kesini lagi, gimana kalau rencana gue yang udah berjalan hampir 100% ini tiba-tiba jadi 0%," gumamnya kesal.

"Mikir dong ayo bantu gue mikir," gumamnya sambil menepuk-nepuk kepalanya pelan. "Gimana kalau gue pergi aja, dan bilang lagi ada urusan penting, iya gue harus pergi buat ngehindarin si tua bangka itu." gumamnya sambil tersenyum senang, karena sudah mendapat solusinya.

RIGEL [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now