2. SIERRA

83 13 7
                                    

Hai! Jangan lupa masukkan ke library kamu, vote dan komen yang banyak sebagai apresiasi pada penulis. Kalau banyak yang minat dan komen, aku akan up lagi lanjutannya. hihihi.  Oh ya, tolong bantu rekomendasikan cast yang cocok jadi reagan ya. ciri2nya cowo korea, muka songong, and sok cool. 

salam, fey

***

Jangan pernah memanggilnya Sierra Levina Hantara jika ucapan dari segelintir orang akan mengubah rencananya. Tidak, Sierra tidak akan pernah menyerah dengan keadaan. Ia terlahir sempurna dan kaya raya. Siapa yang tidak mau mendekatinya?

Parasnya cantik. Ia memiliki sepasang mata lebar nan runcing seperti mata kucing yang indah, manik matanya yang tajam berwarna coklat gelap. Ia bahkan cerdas luar biasa, pintar bermain kata, langsing, dan berpostur tinggi semampai. Seharusnya semua pria bertekuk lutut di hadapannya. Ya, memang seharusnya begitu. Kecuali satu orang. Reagan.

Di saat semua orang menatapnya dengan tatapan memuja, hanya pria tampan nan dingin itu yang menatapnya dengan tatapan merendahkan seolah Sierra adalah gadis yang menderita penyakit menular. Ia sendiri tidak tahu pasti apa yang membuat pria itu begitu membencinya. Tapi seberapa besar rasa benci itu kepadanya, tidak akan pernah mengikis perasaan Sierra kepadanya.

Sierra pertama kali bertemu dengan Reagan di rumahnya sendiri. Ia menyukai pria yang seumuran dengan kakaknya itu sejak pandangan pertama dan mulai menempel dengannya setiap pria itu datang ke rumah, tapi setiap Sierra mendekat, pria itu akan menjauh dengan sejuta alasan.Hingga suatu ketika ketika Sierra sudah berusia tujuh belas tahun dan menyatakan cinta pada Reagan, pria itu menolaknya mentah-mentah, tanpa alasan, dengan nada ketus, dan seuntai kalimat yang menyakitkan hati.

"Aku tidak akan pernah menyukaimu, karena aku sangat membenci gadis sepertimu." Sierra tidak tahu apa salahnya. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun, dan mnurutnya, sangat tidak adil jika Reagan membencinya tanpa alasan. Bukankah pria itu terlalu kejam padanya?

Dan setelah mengatakan kalimat yang menyakitkan hati Sierra, pria itu menghilang tanpa jejak, mengganti nomor teleponnya dan Sierra tidak pernah melihatnya lagi. Beberapa kali Sierra menanyakan perihal pria itu kepada Jay, kakaknya selalu mengatakan bahwa ia tidak tahu kemana perginya Reagan, tapi hari ini kakaknya justru mengaku sendiri bahwa Reagan ternyata satu kampus dengannya dulu. Dan hal itu membuat Sierra merasa dibodohi.

Tapi memangnya setelah mengetahui bahwa kakaknya turut membantu Reagan menjauhinya akan merubah keadaan? Tidak, sama sekali tidak. Semakin mengetahui banyak hal yang disembunyikan darinya, semakin besar pula keinginannya untuk mendapatkan pria itu, seperti sekarang...

"Sudah waktunya makan siang. Mau makan siang bersama?" Tanya Sierra pada Reagan tepat setelah rapat empat mata mereka berakhir.

"Saya sudah ada janji," Reagan menjawab cepat. Dingin seperti biasa.

"Oh, ya? Dengan siapa?" Tanya Sierra ingin tahu, pantang menyerah.

"Dengan diri saya sendiri." pria itu tersenyum miring, dan berlalu meninggalkan Sierra.

Kamu sama sekali tidak berubah, Gen. Masih saja hobi membangun dinding tebal di antara kita. Sierra tersenyum miring, kemudian bersandar pada kursi kebesarannya, melipat kakinya dengan arogan, dan menatap tajam pada satu titik. Kita lihat sampai kapan kamu bisa menghindari aku...

***

"Oke, lemari ini tolong taruh di pojokan sana ya mas." Sierra memberi instruksi pada kurir yang mengantarkan barang pindahannya. Kini ia berada di apartemen baru dan resmi memindahkan barang-barangnya ke apartemen yang ukurannya bahkan lebih kecil dibandingkan kamarnya yang mewah. Apartemen ini tergolong kecil meski memiliki dua kamar di dalamnya, tapi Sierra memiliki alasan sendiri mengapa ia sampai mau pindah dari rumahnya yang mewah, hidup terpisah dari orang tuanya walau mamanya sempat menentang, dan tinggal di apartemen sempit ini. Semua itu hanya ada satu alasan. Karena tetangga sebelah rumahnya adalah Reagan.

"Sofa ini tolong taruh di situ. Kulkas di sebelah sana." Sierra yang berdiri di depan pintu apartemennya yang terbuka makin sibuk memberi instruksi kesana kemari sampai ia tidak menyadari seseorang yang ia kenal berhenti tepat di belakangnya.

Menyadari seseorang di belakangnya, Sierra pun menoleh. Dan mendapati Reagan berdiri menjulang tinggi di hadapannya dengan wajah marah. Namun pria itu tidak sendiri, ia bersama dengan tiga orang pria yang sepertinya bukan teman sekantornya karena Sierra merasa asing dengan ketiganya. Tampaknya sepulangnya dari kantor, pria itu janjian dengan mereka bertiga.

Reagan merasa terusik dengan kehadiran Sierra, terutama saat melihat wanita itu meminta orang untuk memasukkan barang-barang ke rumah sebelah. Tanpa bicara lagi, ia kemudian membuka pintu untuk ketiga temannya, dan setelah mereka masuk ke dalamnya, Reagan kemudian berpaling menatap Sierra dengan wajah marah.

"Mau apa kamu kemari?" Tanyanya ketus.

"Seperti yang kamu lihat, aku pindahan. Ternyata kita tetanggaan ya? Aku baru tahu." Sierra berlagak pilon.

Reagan tertawa sinis. "Nona besar sepertimu pindah ke apartemen kecil dan sempit seperti ini? Memangnya ada apa dengan rumah mewahmu? Kamu bisa pindah ke apartemen yang lebih mewah dari sini."

"Ini terserah aku, Gen. Uang juga uang aku. Mau tinggal di mana terserah aku," ucap Sierra.

"Sudahlah, Sierra. Aku tahu kamu orang seperti apa. Dari dulu kamu tahu aku tidak suka kamu menempel terus padaku," Reagan menatap Sierra tajam. "Katakan, tahu dari mana aku tinggal di sini?" Tanyanya kemudian.

Sesungguhnya Sierra mengetahui alamat Reagan karena ia meminta data pria itu pada HRD, tapi ia gengsi untuk mengakuinya. Kalaupun ia berkata jujur, ia tidak akan mengubah keadaan, justru sebaliknya ia akan di cap sebagai penguntit dan pria itu akan semakin membencinya.

"Aku hanya mencari apartemen sederhana untuk membuktikan padamu aku bisa hidup sederhana seperti perjanjian kita," akhirnya alasan itu yang terpikirkan oleh Sierra. Ia menatap Reagan langsung ke dalam matanya dan kembali berkata, "Aku tidak menyangka tetanggaku adalah kamu. Tidakkah kamu merasa kita begitu berjodoh? Kita ditakdirkan bertemu kembali di Famousa, dan sekarang kita tetanggaan. We're fated to be together, Gen. Kebetulan yang terjadi adalah takdir yang manis."

"Tidak ada takdir yang manis jika sudah berkaitan denganmu," ucap Reagan.

"Uh, jahat sekali." Sierra berkata dengan nada takut yang dibuat-buat. Semakin Reagan menunjukkan ketidaksukaannya, Sierra semakin tertarik untuk menggodanya. "Lagipula cepat atau lambat kamu akan kalah. Kebetulan aku pindah ke sebelah rumahmu, jadi kamu bisa melihat perkembanganku yang hidup tanpa pembantu, kamu bisa mengecek sendiri gaya hidup dan makanan macam apa uang aku makan. Biasakan dirimu melihatku Gen. Siapa tahu kamu jatuh hati padaku sebelum 60 hari berakhir."

"Jangan bermimpi terlalu tinggi, Sierra. Kalau mimpi terlalu tinggi dan tiba-tiba jatuh itu sakit loh."

"Aku tidak peduli. Yang aku pedulikan kamu harus bertemu denganku setiap hari. Aku tidak yakin kamu akan memegang ucapanmu soal perjanjian kita."

"Aku selalu memegang ucapanku. Walaupun sudah pasti aku yang akan memenangkan taruhan kita." Lagi-lagi Reagan meremehkannya. Dalam hati Sierra bertanya-tanya sebenarnya pria itu mengecapnya sebagai apa. Memangnya apa susahnya hidup sendiri dan mengurus diri sendiri? Semua itu terlalu mudah bagi Sierra, ya, seharusnya semua itu semudah yang ia pikirkan.

"Dan satu lagi, Sierra." Pria itu tiba-tiba berbalik sebelum masuk ke dalam rumahnya. Ia menatap wanita cantik di hadapannya dengan tatapan penuh memperingatkan. "Aku tidak tahu apakah kamu benar menguntitku atau semua ini memang kebetulan seperti yang kamu bilang. Tapi jika kamu sampai melewati batas dan menyelinap ke dalam rumahku, aku sendiri yang akan melemparkanmu kembali ke kediaman keluarga Hantara."

Sierra belum sempat menjawab apa pun, tapi pria itu sudah lebih dulu menutup pintu rumahnya dengan kasar tepat di depan hidungnya. Ia tahu bahwa pria itu benar-benar marah padanya. Tapi sesungguhnya ia sendiri belum berpikir sampai sejauh itu.

"Hmm... Menyelinap ke dalam rumah ya?" Sierra mengerutkan dahi, tampak berpikir keras. Beberapa detik kemudian, ia seolah mendapat pencerahan dan senyum di wajahnya merekah sempurna. "Ide yang bagus. Aku akan mencobanya kapan-kapan."

Reagan tidak tahu bahwa barusan ia justru memberikan ide brilian pada Sierra. Wanita itu memang pantang menyerah dalam segala hal. Ia sudah bertahan ditolak, dan tahan banting mendapat ucapan kasar selama ini. Jadi gertakan barusan, tidak lebih dari sekedar gigitan semut baginya.

TBC

I'M YOUR WALKING ATM (SEQUEL MY MONEY TREE)Место, где живут истории. Откройте их для себя