1. TINDAKAN NEKAD

87 13 4
                                    

***

"Aku mau menikah," Sierra menatap semua anggota keluarganya dan mengumumkan rencananya dengan penuh ketegasan. Mata cantiknya yang lebar dan besar seperti mata kucing mengamati satu persatu reaksi keluarganya yang 'cukup shock' karena ucapannya barusan. Mereka sedang makan dengan hikmad di ruang makan ketika Sierra si anak tengah memberikan terapi shock pada mereka. 

Reaksi yang diterima Sierra pun berbeda-beda. Ayahnya-Melvern hampir tersedak makanannya, ibunya-Ellena terbatuk-batuk, kakaknya-Jay Lavyn sampai menyemburkan minumannya yang untung saja tidak sampai mengenai Sierra. Hanya si bungsu Levan Najaya Hantara yang tampak senang dengan pengumuman yang baru saja diberikan kakak keduanya.

"Kenapa semua orang kaget begitu? Isn't it good if she wanna get married?" Levan yang berusia delapan tahun bertanya dengan santai sambil melahap nugget crispy-nya. Ia tidak sadar bahwa pertanyaannya yang terlalu santai, tanpa beban dan tanpa tekanan, membuat tiga orang dewasa lainnya beralih menatapnya dengan wajah yang berubah kusut seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.

"Of course no!" tiga orang dewasa itu menjawab pertanyaan anak kecil sepertinya dengan serempak, seirama, penuh pertentangan, dan dengan tatapan serius yang tidak bisa diganggu gugat. Levan sampai terhenyak dan sampai menjatuhkan potongan nugget yang sedang digigitnya ke atas meja karena kaget.

Kasihan adik kesayangannya menjadi korban atas pengumuman yang mengejutkan itu, Sierra kemudian bergerak cepat memberikan adiknya selembar tissue, dan berkata kepada ayah, ibu, dan juga kakaknya, "Ya ampun, kalian membuat Levan kaget. Lihat, dia sampai syok begitu."

"Kita semua lebih syok karena ucapan kamu barusan, Sierra." Ellena buka suara dan menatap putrinya, akan tetapi putrinya justru tidak terlihat merasa bersalah dan makan dengan damai.

"Hmmm... Kamu tidak demam." Jay menempelkan telapak tangannya di kening Sierra seolah dirinya adalah dokter yang ahli.

Sierra paham sekali dengan kondisi sekarang. Keluarganya meragukan keseriusannya. Kelihatannya mereka menganggapnya memberikan gurauan yang tidak lucu, padahal Sierra sudah memikirkan hal ini matang-matang sebelum ia memaksa agar ayahnya pulang dari Singapura ke Jakarta dengan penerbangan pertama, dan juga menerror kakaknya untuk membatalkan semua janji dengan klien hanya untuk makan bersama.

Ya, ia sudah bekerja terlalu keras untuk mengumpulkan dua orang sibuk dalam keluarganya untuk pengumuman yang penting untuk keberlangsungan hidupnya dan mereka justru mempertanyakan kesungguhannya? Memikirkannya saja sudah cukup membuatnya merasa kesal.

"Aku tidak demam, dan aku sehat walafiat. Kalian tahu? Hari ini adalah hari pertamaku di Famousa dan semuanya berjalan dengan teramat sangat baik. Jika aku demam, aku tidak akan bisa bekerja dengan maksimal di hari pertamaku." jawab Sierra.

"Tapi bercandamu berlebihan soal mau menikah, Sierra." Jay Lavyn menertawakannya. "Kamu itu jomblo ngenes selama dua puluh dua tahun. Memangnya kamu punya pasangan buat menikah?"

Diolok seperti itu, membuat Sierra mencebik kesal. "Caramu meledekku terlalu kejam, kak." Sierra menatap Jay yang duduk di sebelahnya. "Aku memang tidak punya pacar, tapi aku tentu tidak menikah dengan 'kehaluanku'. Calonku itu nyata."

Melihat perdebatan antara putra-putrinya, kali ini Melvern pun tidak tahan juga untuk tidak berkomentar. Pria paruh baya itu berdeham, membuat semua mata tertuju kepadanya dan bertanya, "Jadi kamu mengumpulkan kami untuk makan bersama, meminta papa terbang ke Jakarta dari Singapura hari ini untuk menyampaikan ini?"

"Tepat sekali." Sierra menjawab dengan bangga.

"Memangnya siapa calonmu? Jika dia benar-benar serius ingin menjalin hubungan serius dengan putri papa, suruh dia yang langsung datang ke papa." tukas Melvern.

I'M YOUR WALKING ATM (SEQUEL MY MONEY TREE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang