[ 4 ] Imo, he has a crush on u

1.1K 140 17
                                    

Brakk. Tidur Jisung sama sekali tidak terganggu, biasalah dia kebo. (Kebo = keasikan bobo). Dia ngantuk sekali, bahkan tadi dia tidur di pundak Jeno. Membuat seragam Jeno basah dengan ilernya.

Sedangkan orang yang menggebrak meja Jisung hanya berkacak pinggang. "Apa dia sudah mati? Kenapa tidak merespons?" Katanya pada seisi kelas.

Tidak ada yang menjawab, nampaknya guru dengan kebotakan dini itu sedang murka. Mana berani ada yang menjawab.

Walau dengan aura yang mencekam, Jisung masih asyik di alam mimpi. Tidur itu enak.

Tapi, "aduh aduh aduh, kenapa sih? Tidak sopan sekali mengganggu tidurku" Jisung masih setengah sadar, tapi ia bisa melayangkan protes itu.

Bagaimana tidak, telinganya di tarik dengan keras. Hei itu sakit! Bagaimana jika putus huh?.

"Tidak sopan sekali tidur di jam kelasku, Park Jisung" Ia masih menjewer telinga Jisung.

Jisung membelalakkan matanya, terkejoet. Ternyata ia di ciduk guru fisikanya. "Bagaimana dengan PR mu Park Jisung? Apa bukumu tertinggal di alam mimpi?"

Jisung buru-buru mengaduk-aduk isi tasnya. Oh tidak, bukunya ketinggalan. Seingatnya tadi dia sudah membawa bukunya kok! Seingatnya loh ya.

Jisung menatap gurunya horor "aku tidak membawa buku ku" Jisung sudah mengerjakan PR nya kok! Cuma tertinggal saja.

Ia melepaskan jewerannya pada telinga Jisung, "Yah, kamu tentu tau apa konsekuensinya bukan? Silahkan keluar dan menikmati matahari pagi"

Bahu Jisung merosot, ia cemberut.

Puk puk. "Semangat Ji, matahari pagi itu sehat kok" Lee Haechan, pemuda berkulit Tan itu menyemangati dengan senyum di wajahnya.

Jisung tetap cemberut, dia tidak suka panas! Apalagi tempat seperti lapangan. Ia melangkahkan kakinya keluar, menuruni tangga dengan malas.

Yah, sia-sia saja tadi dia menantang maut bersama tetangganya itu. Akhir-akhir nya dia di hukum juga.

Koridor sekolah terasa sepi, jelas sepi karena semua sedang belajar. Tapi itu tidak berlaku dengan murid ber name tag 'Mark Lee'.

Pria kelahiran Kanada itu dengan asyik menyedot teh sisri nya. Es teross. Melihat Mark begitu membuat Jisung menelan ludahnya kasar.

Duh, ia jadi haus. Apa sebaiknya ke kantin saja ya daripada berjemur dan jadi hitam seperti Haechan?

"Arghh aku frustasi" ia mengacak surainya. Namun akhirnya ia menuju lapangan. Berjemur dan menikmati matahari pagi.

Suara Jisung membuat Mark menoleh, "Si Jisung itu di hukum? Moment yang harus di abadikan"

÷

"Oi Jen" , Mark berteriak seperti di hutan. Oknum yang merasa terpanggil pun menoleh. Mengangkat dagunya sebagai kode 'apa?'.

Mark mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Mata Jeno yang sipit semakin menyipit melihat ponsel Mark.

Karena tak kunjung mendapat respon, Mark kemudian melempar ponselnya pada Jeno. Jeno menangkapnya, walaupun hanya ujung ponsel itu, hhh hampir saja terjatuh.

"Aku punya foto terbaru, aku yakin foto itu lebih baik daripada foto Jisung yang kau ambil diam-diam" Mark menaik turunkan alisnya.

Jeno mengerutkan keningnya, meneliti isi ponsel Mark. "Apa bedanya?, sama saja"

"Tentu saja berbeda, aku mengambil foto itu terang-terangan. Beberapa orang bahkan memergoki ku" Mark mengangkat bahu, merasa bangga pada dirinya sendiri.

Chocopie [ Nosung ] Where stories live. Discover now