chapter 39.

13.2K 745 8
                                    

Nangis kejer2 dah nulis panjang2 tapi malah ke hapus... Nyesek bngt deh..

Buat para pembaca mf ya kalau lama update nya. Semoga suka dan awas typo bertebaran di mana2..

Happy reading guys.

" apa kau serius akan membatalkan pertunangan itu" tanya kirun setelah prily selesai mengobati nya. Prily diam sejenak mencerna pertanyaan kirun. Dia jg tak tahu karena saat itu dia terbawa emosi.

Kirun menyadari ketegangan prily. Dia juga tak akan menjadi penghalang lg. Meski dalam hatinya masih tersimpan perasaannya untuk prily.

" temui dia, jangan sampai terlambat. Mungkin km akan menyesal jika itu terjadi. " kirun mencoba untuk memberikan nasihat meski nasihat itu bertolak belakang dengan hatinya.

Prily menatap kirun dalam diam. Ingin rasanya ia sekarang berlari dan memeluk ali, mengatakan bahwa ucapannya itu tidak benar adanya.

" sudah cepat temui dia jelasakan kesalahpahaman ini, soal caca biar malam ini di rumah aku. Lagian mamah jg pasti kangen sama caca" tambah kirun saat menyadari tatapan prily pada caca.

Kirun mengengelus lembut kepala caca yg tengah tertidur sambil memeluknya. Caca yg terus saja menangis mengatakan dia benci ali. Membuat kirun tak tega. Baru saja td pagi ia melihat senyum bahagia caca tapi sesaat kemudian ia harus melihat tangisan caca karena melihat dirinya yg di pukul ali. Salah memang jika prily lebih memilih bersamanya dan mengobati luka pukulan ali di wajahnya. Egois. Perusak hubungan orang. Ya kirun pantas di bilang perusak hubungan prily dan juga ali. Pertengkaran yg terjadi itu semua bermula dari dirinya. Jika orang yg patut di salahkan ya tentu dirinya bukan ali maupun prily tapi dirinya.

Perang hati kirun terus saja bergejolak.

Prily sadar kirun seolah menyalahkan dirinya sendiri. Ada rasa tak nyaman memang tapi mau di kata apa. Semua sudah terjadi. Bahkan ali saja sepertinya tidak peduli. Bukanya meminta maaf tapi ali justru pergi.

Seketika kepala prily menjadi pening. Memikirkan,ali dan semua masalah yg terus saja menerpanya. Kapan semua akan berakhir. Meski pada dasarnya hidup itu selalu beriringan dengan cobaan dan masalah. Apa hidupnya akan terus seperti ini? Batin prily selalu bertanya kapan..kapan saatnya ia akan hidup tenang dan bahagia seperti impiannya.

" jangan khawatirkan aku. Semua baik ,km tenang saja" ucap prily. Dalam hati ia juga tak tenang memikirkan ali.

" ya sudah, tapi ingat selesai kan segera jangan sampai berlarut larut. Aku pulang. "

Kirun mengingatkan prily sebelum ia pulang dan membawa caca bersamanya.

Prily mengangguk, mengerti. Mencium kening caca sebelum kirun membawanya.

Kirun tersenyum melihat prily yg begitu sangat menyayangi caca seperti dirinya jg. Meski mereka buka orangtua kandung tapi mereka tak pernah sedikitpun mengabaikan caca.

**

Prily duduk termenung di ruangannya. Ia sedang berpikir keras. Rasanya sulit sekali meruntuhkan dinding pertahanan ali. Ali selalu saja egois. Bertindak semaunya. Tak pernah memikirkan perasaannya.

Di sini dia yg harus mengalah, terus dan terus. Rasanya ia sudah lelah. Sudah cukup baginya.

Prily mengambil tasnya beserta blazer putihnya. Menyampaikan di tangan serta mengambil kunci mobil di nakas.  Baginya hari ini cukup melelahkan. Bukan lelah dalam bekerja tapi lelah dengan hati dan pikirannya.

KAU YANG KU MAUWhere stories live. Discover now