The Rules

313 9 4
                                    

**

Aku melepas tiara kecil yang sejak pagi terbenam dalam rambutku. Kemudian dengan sengaja melemparnya ke belakang. Sama sekali tidak bermaksud melukai siapapun. Tapi suara 'pletak' kecil di belakangku membuktikan bahwa aku salah. Apalagi diselingi rintihan seseorang.

David berdiri di sana sambil memegang segelas air putih. Salah satu tangannya mengusap kening yang terlempar tiaraku tadi. Dia berjalan mendekatiku dengan raut muka kesa. Ia juga menggerutu cukup keras yang sayangnya tak terdengar karena suara sirine mobil polisi yang bernaung-naung di luar.

"Kau ini wanita macam apa hah? Melempar-lempar tiara seenaknya. Benar-benar tidak sopan. Hoh! Aku sungguh bernasib buruk. Kau sama sekali berbeda dengannya" Katanya sambil menyerahkan segelas air putih itu padaku.

Siapa 'nya' yang ia maksud? Kataku dalam hati.

"Bersikaplah baik padaku, Mr. Carter! Aku ini istrimu." Kataku mengada-ada. Biar saja. Lagipula siapa suruh ia tak duduk diam tapi malah berdiri bengong di tengah jalan sambil mendengar orang-orang berteriak dan tim medis berlalu lalang.

"Aku tidak berdiri bengong, Mrs. Carter! Aku mengambilkanmu air karena kulihat bodyguard tadi tidak mendengar perintahku."

"Hahaha! Kau pikir siapa kau sampai mereka akan menuruti perintah-perintahmu?" Kataku sambil tergelak.

"Hey! Kau pintar menyinggungku, Mrs. Carter! Aku kan suamimu!" Katanya pura-pura marah. Dasar! Dia mudah sekali tersulut kemarahannya.

Mrs. Carter? Benar juga. Sekarang aku menggunakan nama Truscott di belakang namaku. Tidak lagi memakai nama Hunter yang merupakan nama paling tersohor sebagai nama pemilik bank swasta terbaik di USA. Huh!? Sekarang namaku Ziana Carter. Nama bodoh yang bahkan orang pinggiran kota pun takkan tahu.

Kenapa tidak dia saja yang mengambil nama Hunter? Aku yakin Dad tak akan keberatan.

"Sebenarnya, aku tak suka menggunakan nama itu. Bisa-bisa orang tak mau lagi berteman denganku. Bolehkah aku tetap menggunakan namaku sendiri?"

Oh!

Apa aku salah bicara?

David memandangku dengan mata kecewa. Dan perasaan bersalah yang aneh tiba-tiba merasukiku. Astaga! Perempuan macam apa aku ini? Bukankah mengganti nama belakang adalah salah satu hal yang paling diinginkan wanita di seluruh dunia?

Tapi aku kan tidak mencintai David! Wajarkan kalau aku enggan mengganti nama belakangku? Well, meskipun saat ini kami berteman baik. Sekali lagi aku tidak mencintainya! Mungkin suatu saat kalau hatiku telah benar-benar siap. Tapi tidak sekarang.

"Kau benar-benar menyinggungku, Miss Hunter. Aku tahu nama Carter bukanlah nama yang disegani kalau dibandingkan dengan keluarga Hunter. Hah! Siapa yang bisa mengalahkan kekayaan mereka? Lupakan saja kalau kita berteman. Anggap saja kita tak pernah saling kenal. Setelah acara ini selesai, kita harus membuat beberapa perjanjian tertulis." Ucapnya lalu berjalan meninggalkanku.

Dan

Dia

Benar-benar

Marah!

Shit!

**

Tidak perlu beramah-tamah. Mom dan mertuaku langsung meminta kami tinggal di rumah yang baru dibelikan itu. Bersama.

Kalau saja tadi aku bisa sedikit mengendalikan omonganku, David pasti tak akan marah dan kami tidak harus menghadapi situasi canggung seperti ini. Mom melambaikan tangannya sambil mengucapkan selamat tinggal sementara aku dan David memandang kepergian mereka di depan pintu.

entièrement contrôléTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang