Jisung, Maaf.

9.8K 1.8K 558
                                    

Getaran ponsel yang ia letakkan pada meja belajar itu membuat atensinya pada papan tulis teralihkan. Jantungnya berdetak cepat, tatkala pesan pada layar ponselnya menunjukkan nama pengirim pesan tersebut. Pesan itu berasal dari cinta pertamanya di Semesta. Bundanya.

Jemari yang bergetar itu bergerak, membuka pesan itu perlahan kemudian tersenyum kecil ketika wanita itu pada akhirnya mengucapkan salam dan menegurnya dengan cukup baik kali ini.

Jemari yang bergetar itu bergerak, membuka pesan itu perlahan kemudian tersenyum kecil ketika wanita itu pada akhirnya mengucapkan salam dan menegurnya dengan cukup baik kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu mengetikkan beberapa pesan sebagai balasan, menunggu jawaban atas pertanyaan-nya terhadap sang Bunda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pria itu mengetikkan beberapa pesan sebagai balasan, menunggu jawaban atas pertanyaan-nya terhadap sang Bunda. Lagi, lengkungan senyum pria itu tercetak jelas pada sudut bibirnya yang menandakan bahwa pria itu sedang berbahagia.

Siapa yang menyangka, bahwa fenomena hari bahagia seperti ini akan terjadi dalam hidupnya?

Setelah pesan yang cukup panjang itu terbalaskan, pria itu mengunjungi ruang obrolan 2 orang terkasih. Ayah dan juga Aleyya, gadisnya.

 Ayah dan juga Aleyya, gadisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bunda, aku gak suka dipukul.Where stories live. Discover now