A Little Pieces Of Heart - Wa...

بواسطة Sean_XZ

87.6K 10.4K 1.3K

[END] Wei WuXian tidak pernah menyangka akan diutus menjadi dewa penjaga untuk putri kecilnya. Namun tidak ad... المزيد

Prolog: Once Upon A Time
I. Moonlight Drawn by Cloud
II. A Substitute For The Heart
III. The Tale of Yunmeng
IV. Shadow That Remain
V. Lessons For A Little Princess
VI. Being A Real Mother
VII. The Return Of The Owner's Heart
VIII. The Feeling That Missing
IX. A Plan To Unite Hearts
X. The Story Of Candy And Snowflake
XI. Our Wedding Story
XIII. Go, Missing And Forgotten
XIV. Lotus Gift
XV. A Wish From Heart
Epilog: A Little Pieces Of Heart
Year By Year: Side Story

XII. Words That Were Never Spoken

3.7K 526 52
بواسطة Sean_XZ

Hari ini perjamuan tahunan sekte di LianHua Wu diadakan, membuat Wei WuXian sedari tadi merengek meminta ikut pada Lan WangJi hanya untuk memakan makanan perjamuan yang di hidangkan adik seperguruannya itu.

Perjamuan sekte di LianHua Wu memang terkenal karena masakannya yang enak sekaligus dalam porsi yang banyak sehingga siapapun kultivator yang datang akan pulang dengan perut kenyang dan bahagia.

Tentu saja Wei WuXian yang diberi kesempatan di bumi lagi itu tidak mau menyia-nyiakannya. Alih-alih menjalankan tugas, kali ini istri HanGuang-Jun itu malah terlihat ingin bermain-main.

"Ayolah Lan Zhan~ bukankah A-Lian juga ikut kenapa aku harus tinggal? Apa kau tega mengurung hantu istrimu ini di Jingshi sendirian huh?"

"Wei Ying." Lan WangJi masih menatap serius wajah sang istri yang sedari tadi sudah cemberut sembari menggembungkan pipinya. Sungguh, Lan WangJi benar-benar tidak bisa menahannya lagi melihat Wei WuXian bertingkah memelas seperti itu. "Jangan sampai yang lain tahu," lanjutnya.

Akhirnya pertahanan Lan WangJi roboh juga. Sangat sulit memang berhadapan dengan Wei WuXian yang sedang dalam mode menggemaskan seperti sekarang.

"Aaaaaaa tentu saja. Aku tidak akan ketahuan. Kau memang terbaik!"

Setelah memekik senang lelaki itu langsung memeluk Lan WangJi yang masih berdiri tegap di hadapannya.

Cup!

Satu kecupan manis Wei WuXian meluncur indah pada pipi putih Lan WangJi, membuat suaminya itu terlihat mengerjap beberapa kali.

"Lan Zhan gendong ...."

Lan WangJi bergeming. Sesaat kemudian lelaki itu mengangkat tubuh sang istri, menggendongnya seperti koala yang menemplok pada batang pohon.

"Wei Ying, ada apa?" tanyanya menyadari sikap Wei WuXian yang tiba-tiba berubah manja padanya.

"Tidak ada. Memangnya aku tidak boleh minta gendong? A-Lian bahkan tidak minta tapi selalu di gendong Lan Er Gege ini—mphhh!"

Mulut Wei Wuxian sudah dibungkam oleh Lan WangJi. Pria itu tampaknya sudah kehabisan kalimat karena Wei Ying-nya hari ini terlalu imut.

Lelaki itu melumat lembut bibir manis sang istri hingga tidak sadar ada seonggok makhluk kecil yang sudah menatap keduanya penuh tanya.

Lan WeiLian tengah berdiri di ambang pintu dengan mulut terbuka dan mata berbinar. Ia sungguh penasaran serta antusias dengan apa yang ayah dan gēgē cantiknya mainkan.

"Diē~ Wei Gēgē~ sedang main apa?"

Wei WuXian dan Lan WangJi otomatis menoleh dan menemukan Lan WeiLian yang sudah mendekat ke arah mereka.

Wei WuXian menatap suaminya cemas karena putrinya itu telah melihat pemandangan yang seharusnya belum boleh ia lihat.

Namun, Lan Wangji masih tidak menampilkan raut wajah yang signifikan. Ya—memang wajahnya begitu tidak begitu.

"A-Lian s-sejak kapan berdiri di sana?" tanya Wei WuXian langsung menggendong tubuh putrinya.

"A-Lian ingin main juga! Ayo main lagi giliran A Lian—Gēgē cium A Lian chuuu~!"

Bocah itu sudah memajukan bibirnya sendiri ke wajah Wei Wuxian membuat sang ibu tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengecup pelan bibir mungil A Lian.

"Diē cium A-Lian—chuuu~!"

Lan WangWangJiji tersenyum kecil lalu beralih mencium putrinya. Tapi setelahnya, sang ayah malah menjahili Lan WeiLian dengan mendaratkan serangan kecupan kupu-kupu pada wajah mungil itu membuat bocah itu menggelengkan kepalanya cepat, mencoba menghindar.

"Diē! Satu kali saja jangan cium A-Lian banyak-banyak!!! Huwaaa Wei Gēgē tolong—"

Dengan cepat Lan WeiLian langsung bersembunyi di ceruk leher Wei WuXian, membuatnya tertawa geli karena Lan WangJi malah semakin gencar mengincar wajah putri mereka.

"Tidak mau main lagi?" tanya Lan WangJi menggoda Lan WeiLian.

Bocah itu sudah merengut kesal pada sang ayah.

"Tidak! Diē tidak tahu cara mainnya tidak seperti Gēgē Cantik A Lian!"

Wei Wuxian terkikik pelan.

"Ayahmu memang seperti itu. Kalau begitu A-Lian main dengan Gēgē saja ya? Biarkan ayahmu tidak punya teman. Ayo—"

Wei Wuxian berniat kabur dari Jingshi tapi Lan Wangji langsung menarik pinggangnya mendekat lagi.

"Wei Ying, kau belum."

"Hah? Apanya?"

Lan Wangji kemudian mendekat dan—serangan kecupan kupu-kupu keduanya dilancarkan pada wajah sang istri.

"Ahhh Lan Zhan! Hentikan!!! A-Lian ayo balas Ayahmu! Bantu Gēgē—"

"Serang!"

•••

Keesokan harinya rombongan Sekte GusuLan berangkat ke LianHua Wu dengan keluarga kecil HanGuang-Jun yang ikut serta.

Mereka tahunya HanGuang-Jun sudah agak gila ditinggal istri tercintanya karena sekarang ia malah membawa seekor kelinci kemana-mana bahkan ke sebuah perjamuan sekte.

"Diē A-Lian akan ikut Jin Gēgē."

Jin Ling yang berdiri di samping Jiang Cheng hendak mengambil alih Lan WeiLian dari gendongan Lan Wangji yang sudah merentangkan tangan ke arahnya, tapi langsung di tahan oleh Lan JingYi.

"A Lian ikut Jingyi- saja ya?"

"Tidak mau!"

Lan JingYi menghela napas berat, "Jin Ling Gēgē harus ikut perjamuan dulu. Lebih baik A-Lian dengan Jingyi- dan Gēgē Can-ahh maksudnya bermain dengan kelinci di paviliun bagaimana?"

Sebenarnya Lan WeiLian tidak mau tapi karena sepertinya ia harus menurut jadilah anak itu mengangguk pasrah.

"Ya ... Gēgē Cantik?" A Lian menengadahkan tangan meminta kelinci di tangan sang ayah yang satunya.

Lan WangJi memberikan Wei WuXian pada putrinya lalu berkata sebelum beranjak pergi, "Dia jangan ditinggal sendirian, mengerti?"

Dia yang dimaksud Lan WangJi adalah kelincinya. Tapi Lan JingYi malah ikut menimpali.

"Mengerti HanGuang-Jun. Tidak usah khawatirkan kami."

Lan SiZhui di samping Lan WangJi tersenyum manis lalu mengusak puncak kepala Lan WeiLian pelan.

"A-Lian jangan nakal, mengerti?"

A Lian mengangguk pada kakaknya. "A Lian tidak nakal kok—sungguh! Hanya saja kadang Jingyi- terlalu membosankan—"

"A—Lian!" Jingyi mendengus kesal.

Lan Wangji, "Lan JingYi."

"Hehe, saya permisi HanGuang-Jun. A-Lian ayo."

•••

Di paviliun belakang, terluhat Wei WuXian tengah uring-uringan dengan Lan JingYi yang sudah tampak lelah melihat hantu seniornya itu berguling di lantai kayu paviliun kesana-kemari seperti trenggiling. Sementara Lan WeiLian—seperti biasa, bocah sedang bermain dengan ikan koi milik Jin Ling di kolam teratai depan paviliun.

"Senior Wei, jika Anda benar-benar hanya ingin makan, tunggulah sebentar lagi. SiZhui dan HanGuang-Jun pasti akan segera kemari—"

"Arghhh! Kau tidak tahu saja! Kau baru pertama kali ini ikut perjamuan 'kan? Babi asam manis dan sup ayam pedasnya pasti sudah habis jika tidak segera di sisihkan. Aku harus ke dapur dan mengambilnya sendiri—"

"Eh?! Nanti kalau ada yang melihat Senior bagaimana? Nanti saya lagi yang kena hukum suami Anda, Qiánbèi ...."

Wei WuXian tidak peduli ia hanya akan ke dapur sebentar lalu kemudian kembali lagi dengan nampan berisikan makanan.

"Tolong awasi A-Lian—aku tidak akan lama!"

"Senior Wei! Setidaknya pakai cadar anda—ahh tidak lagi ...."

Jingyi hanya bisa meratapi kepergian Wei WuXian tanpa bisa mencegah seniornya itu.

•••

Wei WuXian kembali dari dapur dengan nampan besar di tangan. Lelaki itu dengan mudah mendapatkan makanan yang ia idam-idamkan sedari Gusu karena kebetulan Jin Ling sedang ada di sana sendirian.

Walaupun harus berdebat terlebih dahulu, akhirnya lelaki itu berhasil membawa pergi nampannya.

Wei WuXian berjalan kembali ke paviliun, tapi saat setengah jalan, pandangannya tiba-tiba terhenti pada aula leluhur sekte di seberang tempatnya berdiri. Entah kenapa lelaki itu memutar balik dan berjalan ke arah pintu bangunan tersebut. Dengan langkah perlahan, ia masuk setelah meletakkan nampannya di samping luar pintu.

Rasanya tidak sopan kalau aku tidak menyapa kalian saat kesini waktu itu. Paman, bibi, shijie ... A-Xian merindukan kalian.

•••

Jiang Cheng melangkah cepat untuk menuju dapur untuk memeriksa beberapa persediaan makanannya. Ketua sekte itu yakin juru masaknya sudah memasak cukup tapi anehnya kenapa tiba-tiba makanan itu kurang banyak. Seperti seseorang telah menilap dengan sengaja makanan-makanan itu.

Lelaki itu mengambil jalan memutar memotong jalan melewati aula leluhur sektenya. Namun, saat lewat depan pintu ruangan itu, Jiang Cheng di kejutkan dengan sebuah baki besar dengan banyak makanan jamuan yang seharusnya dihidangkan di depan.

Siapa setan yang berani-berani mencuri makanan dari dapurku sendiri?!

Tangan Jiang Cheng mengepal sempurna membuat Zidian di tangan kanannya bereaksi mengeluarkan kilatan ungu yang memancar keluar.

Lelaki itu melongok sedikit ke dalam ruangan dan menemukan sesosok makhluk merah sedang bersimpuh di sana.

"Siapa?! Siapa kau?!!! Beraninya kau menerobos masuk setelah mencuri dari dapurku hah?!"

Jiang Cheng berteriak keras membuat makhluk merah itu sontak kaget dan memutar kepalanya cepat ke belakang.

Manik mata tajam Jiang Cheng bertemu dengan milik pencuri itu.

Tapi beberapa detik kemudian tubuh Jiang Cheng seketika kaku di tempat setelah melihat wajah pencuri yang bersimpuh di dalam aula sektenya.

Keduanya saling pandang dengan raut wajah tak percaya dan manik mata membulat sempurna.

•••

Wei WuXian yang tengah khusyuk bersujud itu dikagetkan oleh teriakan Jiang Cheng dari belakang, membuatnya sontak menoleh, berbalik dan mendapati lelaki itu sudah berada di belakang Wei Wuxian.

Apa aku ketahuan? Aiyaa bodohnya! Apa yang harus aku lakukan dengan Jiang Cheng kali ini?!

"We-Wei Wu ... Wei Wu ...." Jiang Cheng terbata hanya untuk mengucapkan nama kakak seperguruannya itu. Rasanya suaranya seperti tiba-tiba hilang begitu saja.

"Maaf sudah menerobos masuk ... kalau begitu aku permisi—"

"Enak saja main pergi kau dasar pencuri!!!"

Blam!!!

Jiang Cheng menarik kedua daun pintu dan menutupnya keras membuat suara hentakan antara kayu dengan kayu itu menggema di dalam ruangan.

"Jiang Cheng aku bisa jelaskan, aku menunggu Lan Zhan dan A-Yuan, tapi kedua orang itu tidak kembali-kembali. Mereka meninggalkanku dan A-Lian yang kelaparan di paviliun jadi—"

"J-jadi ... benar kau kembali?! Tch! Kukira Lan WangJi hanya sudah gila karena ditinggal mati oleh istrinya."

Wei WuXian terdiam. Ia sedikit kesal karena Jiang Cheng selalu memotong kalimatnya.

Sementara Jiang Cheng beralih melirik Wei Wuxian sekilas. Napasnya masih memburu karena amarah. Rasanya, Jiang Cheng ingin menghempaskan tubuh itu dengan Zidian-nya keluar tapi karena Wei WuXian tidak mengelak kalau itu dirinya jadi Jiang Cheng sekarang hanya bisa diam.

"Kenapa kau kembali?" dingin Jiang Cheng.

"Aku ... itu—"

"Apa hanya aku yang tidak tahu kau kembali?! Kenapa dari dulu hanya aku yang tidak mengetahui apapun?! Kenapa kau selalu seperti itu kepadaku, Wei Wuxian?! Kau! Kau tidak berhak memperlakukanku begini! Kau—" Jiang Cheng tidak melanjutkan kalimatnya, lelaki itu malah sudah menunduk. Rahangnya menegang menahan amarahnya yang menyeruak. Dadanya terasa sesak, kepalanya juga pusing. Rasanya, pasukan oksigen di sekitarnya berkurang perlahan.

Jiang Cheng menahan tangisnya.

"J-Jiang Cheng," panggil Wei WuXian tapi yang dipanggil tidak menjawab.

Wei WuXian mencoba mendekat dan memeluk tubuh Jiang Cheng erat, membuat lelaki itu akhirnya melepas tangisnya.

Wei WuXian tersenyum, "Aku tidak tahu kalau shimei yang sekarang jadi cengeng seperti ini. Jangan bilang kau juga menangis tersedu-sedu saat kematianku yang kedua kali, eum?"

"Berisik!!! Siapa yang menangis hah?!"

"Masih menyangkal seperti dulu ya? Baiklah kau tidak menangis kau hanya ... hanya merindukanku ,kan?"

"TCH! DALAM MIMPIMU!"

Wei WuXian menepuk pelan punggung lelaki itu. Membuat Jiang Cheng langsung mendorong jauh tubuhnya.

"Menyingkir! Kau membuatku jijik dengan diriku sendiri!!!"

"Eh—Jiang Cheng tunggu!"

•••

Sementara di lain tempat, Lan WangJi berjalan dari arah paviliun bertemu dengan sang kakak yang sepertinya baru keluar dari aula perjamuan.

"WangJi kau melihat WanYin?" tanya Lan XiChen rautnya sedikit gusar karena yang punya acara itu tiba-tiba menghilang, jadilah ia yang mengantar para ketua sekte keluar gerbang LianHua Wu.

"XiongZhang melihat Wei Ying?"

Lan XiChen tambah bingung. "Wei Gongzi tidak ada? Bukannya kau bilang dia di paviliun dengan A-Lian—"

"Diē!!!"

Keduanya menoleh saat suara pekikan nyaring Lan WeiLian tiba-tiba terdengar. Bocah itu sudah berlari mendekat.

Lan XiChen langsung menggendong keponakannya itu. "A-Lian darimana? Kenapa main sendirian? Di mana gēgē cantik?"

"Tidak tahu ... Yuan Gēgē, Jingyi-, dan Jin Gēgē sedang pergi mencarinya—"

A Lian berucap dengan bibirnya yang sudah melengkung 180° siap menangis.

"Kalau begitu kita cari sama-sama ya? WangJi, Ayo."

•••

"Jadi bagaimana bisa kau kembali?" tanya Jiang Cheng.

Mereka berdua kini sudah terduduk di samping pintu yang tertutup dengan punggung menghimpit dinding.

Keduanya bersandar dengan manik mata menatap lurus ke arah peristirahatan terakhir leluhur mereka.

"Aku membuat perjanjian dengan Dewa untuk menjaga A-Lian dan tinggal selama empat puluh sembilan hari ...."

"Empat puluh sembilan hari?! Perjanjian konyol macam apa itu hah?! Kenapa kau membuat perjanjian seperti itu? Kenapa tidak minta dihidupkan saja lagi untuk waktu yang lama?!"

Wei WuXian tertawa mendengar kalimat Jiang Cheng yang sepertinya tidak puas ia hanya tinggal selama itu.

"Kau saja banyak meminta, huh? Sudah untung aku bisa kembali dan merawat A-Lian walau hanya sebentar. Aku juga bisa melihat Lan Zhan, A-Yuan, ZeWu-Jun, Jin Ling, dan kau baik-baik saja ... itu sudah cukup."

Bohong! Wei Wuxian jelas-jelas sedang berbohong.

Sebenarnya pria itu juga ingin menetap lebih lama.

"Aku juga merasa lega dan senang saat kalian bahkan memperingati hari kematianku di dermaga. Aku tidak menyangka kalian akan mengenangku seperti itu untuk waktu yang lama."

Jiang Cheng melirik Wei WuXian sekilas. Lelaki itu tampak tengah tersenyum tipis.

"Kau harus berterima kasih kepadaku karena telah mengijinkan abumu di sebar di tempatku—"

"Terima kasih."

Jiang Cheng mendecih pelan saat mendengar Wei Wuxian dengan gampang-nya mengucapkan kata itu padanya. "A-Lian pasti sangat senang ibunya bisa kembali ke hadapannya. Anak itu sungguh beruntung—"

"A-Lian ... belum tahu kalau aku ibunya."

Jiang Cheng menoleh cepat, "Kau belum memberitahunya?! Kenapa?!"

"Aku takut—"

"Kenapa? Kau akan terus seperti ini hah?! Kenapa kau selalu menyimpan sesuatu seperti ini sendirian. Apa Lan WangJi dan Lan Huan tidak mengatakan apapun?! Kenapa mereka membiarkanmu tidak memberitahu A-Lian?! Anak itu pasti akan kecewa—"

"Sepertimu?" potong Wei WuXian

Mendadak Jiang Cheng tidak bisa berkata lagi. Sebenarnya, saat ini terlihat jelas kalau dirinyalah yang kecewa dengan lelaki bermarga Wei itu.

"Kau masih kecewa padaku karena dulu aku tidak memberitahumu kalau jindan di tubuhmu itu milikku bukan? Aku tidak pernah ingin kau kecewa maka dari itu aku tidak pernah memberitahumu—"

"Terima kasih."

Kata-kata yang selalu Jiang Cheng ucap dalam hati untuk Wei WuXian sebelumnya itu akhirnya keluar juga dari mulutnya.

"Terima kasih untuk semuanya, dan maafkan aku tidak pernah bisa mengertimu. Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku tidak pernah meminta apa yang seharusnya tidak aku biarkan menjadi bagian dari hidupku—aku tidak pernah mau."

Wei WuXian tersenyum nanar.

Sebenarnya di sini siapa yang tidak mengerti siapa.

Kedua orang itu tidak akan mengerti satu sama lain. Keduanya hanya terlalu memikirkan perasaan satu sama lain tanpa ingin yang lain tahu perasaan mereka pada satu sama lain itu seperti apa. Sehingga membuat mereka berdua dalam keadaan sulit untuk mengatakannya.

"Aku juga tidak pernah mengerti dirimu. Aku tidak pernah tahu isi hatimu, Jiang Cheng ...."

Setelah Wei WuXian selesai, Jiang Cheng tidak menjawab apapun lagi sampai akhirnya lelaki itu kembali membuka mulut. "Tinggal berapa hari lagi?"

"Aku ... masih punya dua minggu lagi."

"Kalau begitu beri tahu A-Lian dalam tiga atau 4 hari lagi, sebelum akhirnya kau menyesali semuanya."

Wei WuXian tertunduk lesu. Ia benar-benar tudak tahu harus melakukan apa ke depannya.

Apa aku harus?

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

492K 36.9K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
4.9K 567 6
antologi perjalanan cinta WANGXIAN Kumpulan cerita oneshoot WANGXIAN
25.8K 3K 18
Wangxian telah menikah dan menemukan cara untuk melahirkan keturunan mereka. A-Yuan kini menjadi kakak dari ketiga adik barunya. Moran, Xieyun, dan T...
508K 55.8K 67
❗❗❗LAPAKNYA BLACKBANGTAN❗❗❗ ❗❗❗DILARANG SALAH LAPAK YA❗❗❗ Khusus untuk shiper : ✔ LIZKOOK ✔ JIROSE ✔ YOONIE ✔ JINSOO Mereka berasal dari berbagai d...