You and I

RheinLyv द्वारा

22.8K 2.6K 273

Lan Xichen selalu bisa membuatnya kesal,selalu bisa membuatnya marah,selalu mengganggunya dengan hal yang men... अधिक

Accompany Me
Present
Jealous
Sick
Graduation
LDR
Forever
Us

Call My Name

2.1K 323 52
RheinLyv द्वारा

***

Hari terakhir pekan olahraga sekolah.

Jiang Cheng dipapah oleh Nie Mingjue menuju UKS.Lutut dan siku kanannya lecet dan berdarah karena jatuh saat lari maraton.Saat melewati kilometer ketiga,seseorang menubruknya keras dan naasnya saat jalan menurun.Dia sempat terguling beberapa kali sebelum tubuhnya sukses menghantam pembatas jalan.

Nie Mingjue yang bertugas di pos ketiga langsung membawanya kembali ke sekolah dengan motornya.Sepanjang jalan Jiang Cheng menggigit bibir menahan sakit.

Kakak kelasnya itu menurunkannya di kasur pasien UKS lalu memeriksa lukanya.Jiang Cheng mengernyit karena nyerinya makin terasa.

"Bersihkan lukamu,"Nie Mingjue mengambil antiseptik dari lemari UKS,meletakkannya di meja samping Jiang Cheng.

"Bentar,Kak,ini masih sakit sekali."

"Kalau ngga buru-buru dibersihkan nanti infeksi,"Nie Mingjue meraih lagi botol antiseptik."Sini lah kuoleskan."

Jiang Cheng ngeri."Nanti dulu,Kak...."

"Lelaki itu harus tahan perih tau."

"Iya,tapi kan....."

"Jiang Cheng....!"

Teriakan cempreng mengagetkan keduanya.Wei Wuxian muncul dari pintu masuk bersama Nie Huaisang.

"Adik kecilku yang manis,apa yang telah terjadi padamu? Ya Tuhan...."Wei Wuxian menangkup kedua pipi Jiang Cheng dengan muka khawatir.Jiang Cheng langsung saja memukulnya.

"Jangan pegang-pegang,nanti aku makin sakit,"rutuknya.

Wei Wuxian merengut sebal.

"Jiang Cheng..."sekarang adik dari Nie Mingjue yang memelas.Wajahnya merah menahan tangis."Maafkan aku,seharusnya aku tak mengiyakan kamu buat ikut maraton."

"Tidak apa-apa,kan aku yang mau,"Jiang Cheng menenangkan.

Dari sekian banyak pertandingan,Jiang Cheng hanya mengikuti maraton.Dia bukan orang yang ahli olahraga dan mengiyakan saja untuk berpartisipasi satu,setidaknya dapat bagian.Maraton bukan hal yang berat,pikirnya dia hanya berlari santai 5 kilometer dan tak perlu mengejar juara.

Nie Huaisang memandangnya sedih."Sakit?"

"Iya,tapi tidak apa-apa."Jiang Cheng tersenyum kecil.Berhadapan dengan bocah cengeng yang ajaibnya menjadi ketua kelasnya ini sungguh membuatnya gemas.Tangan kirinya mengusap lengan Nie Huaisang pelan.

"Tidak apa-apa tapi takut perih kena obat,"Nie Mingjue meledek.

"Tidak mau aku pegang tapi kamu sendiri nyentuh Huaisang,"Wei Wuxian protes.

Jiang Cheng jengah."Udah,bubar semuanya.Aku bisa mengobati lukaku sendiri dan mau istirahat,kepalaku sakit."

Wei Wuxian menyibak poninya."A Cheng,dahimu benjol,astaga."

Ah,pantas saja nyut-nyutan.

Nie Huaisang benar-benar hampir menangis."Jiang Cheng....."

"Sudah,kubilang tak apa.Bentar lagi juga sembuh.Keluar kalian semua,pertandingannya masih berlanjut kan."

"Aku mau menemani Jiang Cheng,"Nie Huaisang merengek.

"Ketua Nie,kamu masih harus bertanding tenis meja sebentar lagi.Aku tak apa sendiri,sungguh."

"Tapi....."

"A Cheng!"

Jiang Cheng tertegun mendengar suara itu.Lan Xichen setengah berlari masuk ke dalam UKS.

"Kudengar kamu jatuh,"matanya menatap luka Jiang Cheng."Kenapa bisa sebegini parah."

"Jatuh terguling dan menabrak beton,"Nie Mingjue yang sedari tadi duduk di kasur pasien sebelah menyeletuk."Untung tidak gegar otak."

Lan Xichen mendesah khawatir."Bagaimana bisa?"

"Ada yang menabraknya,"Nie Mingjue lagi yang menjawab.

Air muka Lan Xichen menggelap.

"Tersenggol,wajar kan.Aku hanya terlalu kelelahan."Entah kenapa Jiang Cheng membuat pembelaan.Rasanya dia punya firasat kalau Lan Xichen bisa saja membuat perhitungan dengan orang yang menabraknya.

"Siapa yang menyenggolmu?"

"Ngga tau,ngga jelas.Kan terjadi tiba-tiba."Nah kan,Jiang Cheng ngeri.Dari auranya kelihatan Lan Xichen ingin menghajar siapapun yang membuatnya luka.

"Hanya kecelakaan,ngga perlu dikhawatirkan."

"Ngga perlu dikhawatirkan?A Cheng,kamu tergores saja sudah membuatku khawatir apalagi luka sampai seperti ini,"Lan Xichen menyentak,ada kemarahan di suaranya dan membuat semua orang di ruangan itu bungkam.

"Kamu tau bagaimana perasaanku saat mendengarmu terjatuh?Aku sangat khawatir dan langsung berlari ke sini untuk memastikan.Memastikan kalau A Cheng ku baik-baik saja,luka ringan saja,tapi nyatanya...."

Lan Xichen menumpukan kedua tangan di lutut,menghela napas dalam.

"Sekali ini saja,lain kali jangan membuatku khawatir lagi."

Jiang Cheng meremas celana olahraganya.Sedikit takut dan sedih melihat Lan Xichen kacau begini karena dia.

Ketiga orang yang mendadak menyamarkan diri saling melirik.Nie Mingjue yang akhirnya buka suara.

"Ayo,kembali!"

"Tapi,Kak..."

"Huaisang,pawangnya sudah datang.Ayo,keluar,kamu harus persiapan buat pertandinganmu kan."Nie Mingjue menggandeng tangan adiknya.

Nie Huaisang mengangguk imut lalu meletakkan bungkusan yang sedari tadi dibawanya ke pangkuan Jiang Cheng.

"Jiang Cheng,ini makanlah.Makan lalu istirahat ya,semoga cepat pulih."

"Um,terimakasih,"Jiang Cheng terharu,ketua kelasnya sangat perhatian. Matanya melirik dalam bungkusan berisi buah jeruk dan susu kotak.

Nie Huaisang tersenyum manis,mengusap telapak tangan Jiang Cheng sejenak lalu pergi bersama kakaknya dan Wei Wuxian.

"Pastikan dia mengoleskan antiseptiknya,Xichen,"pesan Nie Mingjue sebelum keluar.

Lan Xichen memgangguk lalu kembali menoleh ke Jiang Cheng.

"Kamu belum mengobatinya?"

"Ugh...."ditanya begitu membuat Jiang Cheng disidang selayaknya bocah."Tadi masih perih sekali,sakit."

Lan Xichen mendesah lagi,meraih botol antiseptik di meja lalu jongkok di depan Jiang Cheng.

Jiang Cheng reflek merapatkan kakinya."Kakak mau ngapain?"

"Mengobatimu,"Lan Xichen menjawab pendek lalu mengoleskan antiseptik ke lukanya.

Jiang Cheng mengernyit dan rintihan pelan keluar dari bibirnya.

"Sakit?"

"Perih....."

Lan Xichen menengadah dan menemukan raut wajah kesakitan pria tercintanya.Oke,pikirannya mulai kacau,dia menunduk lagi,kembali mengoleskan obat.

Jiang Cheng makin tak tahan dengan perihnya,tangan kirinya meremas bahu Lan Xichen.

"Kak Xichen,sakit...."

God damn!

Lan Xichen menahan diri mendengar rengekan itu.

Jiang Cheng,jangan salahkan kalau nanti pemuda di depanmu ini khilaf mendorong tubuhmu ke kasur lalu melakukan yang iya-iya padamu.

Lan Xichen menggeleng."Tahan sebentar ya."

"Ummmhh..."

Lan Xichen bangkit lalu duduk di sebelah Jiang Cheng,ganti mengobati sikunya.Dia duduk terlalu dekat sampai Jiang Cheng tak bisa mengalihkan pandang darinya.

Pelipis pria itu masih sedikit basah bekas keringat,Jiang Cheng bertaruh kalau Lan Xichen benar-benar berlari dari tempat tugasnya di pos satu ke sini.Pandangannya turun dan terkejut menemukan benda yang menggantung di leher Lan Xichen.

Kalung itu,kalung berbandul bunga teratai yang tak salah lagi adalah kado yang sudah dibuangnya ke tempat sampah beberapa minggu lalu.Bagaimana bisa sekarang dipakai oleh Lan Xichen?

"Kak,kalung itu....."
Lan Xichen menatap Jiang Cheng dan kalungnya bergantian.Dia tersenyum lalu memasukkan kembali kalung itu ke balik kaos olahraga.

"Punyaku,"jawabnya.

"Itu kan.....aku....."Jiang Cheng ingin menjelaskan tapi dia bingung.

"Aku tau ini kado darimu."Lan Xichen mengembalikan antiseptik ke lemari."Waktu perayaan ulang tahun kemarin A Cheng datang untuk menyerahkan kado padaku kan?Kenapa tak jadi?"

"Aku.....kado itu kurasa ngga pantas diberikan pada Kak Xichen."

Lan Xichen tersenyum,mengerti."Aku ngga peduli seperti apa kado A Cheng karena bagiku kehadiranmu adalah kado terspesial untukku."

"Sesederhana apapun,asal darimu akan kuterima dan simpan seumur hidupku."

Jiang Cheng memerah,beringsut ke atas kasur lalu menutupi mukanya dengan selimut.Sejurus kemudian merintih lagi karena lukanya masih sakit.

"A Cheng?"Lan Xichen panik.

"Jangan banyak bergerak dulu!"

Jiang Cheng diam,masih menyembunyikan wajahnya.Sial sekali,kenapa gombalan Lan Xichen kali ini membuatnya berdebar.

Lan Xichen mendekat,duduk kembali di tepi tempat tidur.

"A Cheng...."

"Aku pikir kakak marah."

"Marah kenapa?"

"Waktu itu aku kasar sama kakak.Aku pikir setelah itu kakak akan marah padaku."

Jiang Cheng teringat,setelah kejadian itu dia menghindari Lan Xichen,bersembunyi darinya saat jam istirahat,pulang lewat pintu belakang sekolah sampai memblokir nomor ponselnya.

"Kak,aku......"

Lan Xichen menunggu.

"Aku menyesal sudah kasar padamu.....aku juga malah mengindarimu....."

Jiang Cheng terdiam sejenak,tapi karena Lan Xichen tak merespon apa-apa dia kembali membuka suara,kepayahan menyusun perkataannya sendiri.

"Aku...aku tahu aku bersalah sekali,jadi...."

'Maaf'

Jiang Cheng menggigit bibirnya.Mengapa susah sekali hanya untuk berucap satu kata.

Lan Xichen menyerah,dia mengerti,tangannya mengusap kepala Jiang Cheng yang masih terbungkus selimut.

"Jangan memaksakan diri,aku tau,terimakasih.Jujur,kalungnya bagus,aku menyukainya."

Air mata Jiang Cheng menetes tanpa dia sadari.

'Lan Xichen,kenapa kamu begitu baik?Kenapa kamu harus menyukai orang berego keras ini?'

"Sebagai tanda penyesalan,lakukan sesuatu."

"Apa?"

Lan Xichen tersenyum mendengar Jiang Cheng serta merta menjawab seakan yakin untuk menyanggupi.

"Panggil aku Lan Huan."

Jiang Cheng menegang.Lan Huan adalah nama kecil Lan Xichen,yang dia tahu tak ada seorang pun yabg memanggilnya begitu,bahkan Lan Wangji yang saudaranya pun tidak.

"Panggil aku Lan Huan."

"Kak...."

"Hanya itu dan aku ngga akan marah lagi."

"Kakak kan memang ngga marah."

"Siapa bilang?Aku sebenarnya marah lho waktu itu,juga kecewa."

Jiang Cheng merengut,tangannya meremas selimut yang masih setia menutupinya.

"Ughhh...."

Lan Xichen diam menanti.

Dia memajukan tangannya untuk mengelus kepala Jiang Cheng lagi sampai suara lirih menghentikannya.

"La...Lan Huan...."

Lan Xichen terperangah,langsung meraih Jiang Cheng ke dalam pelukannya.

Jiang Cheng sesak tapi tak berkomentar apapun,hanya mencengkeram selimutnya erat-erat takut Lan Xichen membuka dan melihat wajahnya yang sudah makin memerah malu.
Lan Xichen mencium puncak kepalanya yang disandarkan di dada lalu berbisik pelan.

"Wanyin....."

Kini Jiang Cheng yang terperanjat.Lan Xichen juga memanggil dengan nama kecilnya,yang mana hanya ibunya yang sering memanggilnya demikian.

'Wanyin.'

Anehnya Jiang Cheng tak merasa keberatan.Justru ada rasa nyaman saat namanya terucap dari suara lembut itu.Tangan kirinya meremas kaos olahraga Lan Xichen.

"Tak apa kupanggil begitu?"Lan Xichen berbisik.

Jiang Cheng mengangguk pelan,Lan Xichen mengeratkan pelukannya.

"Kak,sesak!"

"Lepaskan selimutnya."

"Ngga mau!"

"Yasudah,biarin sampai kehabisan napas."

"Kak Xichen!"

"Siapa Kak Xichen,huh?"

Jiang Cheng menyerah,mengendurkan pegangannya.Menyadari itu,Lan Xichen membuka selimutnya.Jiang Cheng menunduk tak mau menatapnya.Dia tersenyum bahagia.

"Lan Huan,Sayang.....,"dia meraih dagu Jiang Cheng,membawa penglihatan pria itu ke matanya.

Dan seketika Lan Xichen menyesal.Jiang Cheng menatapnya dengan mata basahnya yang sayu.Wajah manisnya bersemu merah dan bibirnya sedikit terbuka meraih udara setelah terbebas dari kungkungan selimut yang membuatnya engap.

'Tahan,Lan Xichen!',dia menyemangati diri sendiri.

Jiang Cheng masih menatapnya dan ragu-ragu membuka suara.

"Lan Huan....."

Suara manisnya mengalun pelan.Lan Xichen menghela napas dalam,persetan dengan menahan diri.Lan Xichen meraih tengkuk Jiang Cheng,mengecup bibirnya singkat.Dia menyatukan keningnya dengan kening Jiang Cheng.

"Wanyin...."

Lalu kembali membawa pemuda itu dalam ciuman hangat yang berlangsung lama.

***

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

1.5M 139K 72
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
859K 52.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
132K 1.8K 28
this is a lyrics book of chinese drama "The Untamed", MDZS donghua and audio drama 31/07/2019
Secret Side Ketos (Completed) Cio द्वारा

किशोर उपन्यास

4.2M 269K 21
"Lo pendiam ya, sekali ngomong yang keluar malah desahan" ___________ Warning : - boy's love - banyak adegan ohohihik skidipapap uwaw🔞