AMIRALTHAF [Completed]

By Wardatul61

762K 39.4K 550

# 7 in teenfiction (11-01-2019) "Lo berdebar gak pas gue di dekat lo? Kalo iya, berarti lo suka sama gue." _ ... More

PROLOG
SATU. Cium gue dulu!
DUA. Rindu
TIGA. Kesal
EMPAT. Cuek
LIMA. Mulai suka?
ENAM. Gue peluk lo ya?
TUJUH. Diam-diam.
DELAPAN. Don't Cry.
SEMBILAN. Kurang peka.
SEPULUH. First love.
SEBELAS. Mother.
DUABELAS. Cemburu.
TIGABELAS. Dinembak Althaf?
EMPATBELAS. Jawaban Amira
LIMABELAS. Penyemangat.
ENAMBELAS. Membuat Cemburu
TUJUHBELAS. Mawar.
DELAPANBELAS. Duka di Masa Lalu.
SEMBILANBELAS. Cemas
DUAPULUH. Maaf
DUAPULUH SATU. Manja
DUAPULUH DUA. Mine
DUAPULUH TIGA. Kemarahan Althaf
DUAPULUH EMPAT. Hukuman
DUAPULUH LIMA. Amira, Mine.
DUAPULUH ENAM. Ayo Kita Nikah
DUAPULUH TUJUH. Kesempatan?
DUAPULUH DELAPAN. Tunangan?
DUAPULUH SEMBILAN. Maaf, Gue Akan Lupain Lo.
Spesial PART. Ketupat
TIGAPULUH. Make Me Love You.
TIGAPULUH SATU. Jauhin Althaf!
TIGAPULUH DUA. With You
TIGAPULUH TIGA. Pilihan.
TIGAPULUH EMPAT. Terdengar Menyakitkan.
TIGAPULUH LIMA. Berbeda.
TIGAPULUH ENAM. Berjuang.
TIGAPULUH TUJUH. Mencoba.
TIGAPULUH DELAPAN. Damn!
TIGAPULUH SEMBILAN. Syarat?
EMPATPULUH. Salahkah?
EMPAT PULUH SATU. Sejati.
EMPAT PULUH DUA. Stay away
EMPAT PULUH TIGA. Stay.
EMPAT PULUH EMPAT. Trust
EMPAT PULUH LIMA. Destiny
EMPAT PULUH ENAM. Regret
EPILOG
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4 (b)
Setuju gak?
AMIRALTHAF Room Chat 1
AMIRALTHAF Room Chat 2
AMIRALTHAF Room Chat 3
Approccio

Extra Part 4 (a)

10.9K 511 29
By Wardatul61

Althaf sudah siap dengan setelan jasnya yang bewarna hitam. Ia hendak keluar dari kamarnya, namun, istri tercintanya itu malah mencegatnya.

Amira mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Althaf. Memeriksa keadaan suaminya itu. "Kamu kurang sehat loh. Yakin mau ke kantor?"

Laki-laki bersetelan jas itu memang kurang sehat hari ini. Kulitnya saja terasa panas kala Amira menyentuhnya. Althaf berusaha tersenyum seolah-olah ia baik-baik saja. Ia tak ingin Amira khawatir. Apalagi Amira sedang hamil besar saat ini.

"Aku gak apa-apa kok." Althaf berujar dengan enteng.

"Kamu istirahat aja di rumah. Aku takut terjadi sesuatu sama kamu." Tercetak jelas kekhawatiran di wajah Amira.

"Ada rapat darurat di kantor. Jadi, aku harus pergi." Althaf menangkup wajah Amira lalu menatap dalam-dalam mata Amira. "Kamu gak usah khawatir. Kamu santai-santai aja di rumah. Jaga dirimu dan calon bayi-bayi kita baik-baik ya sayang? Aku baik-baik saja."

"Rapat mulu yang dipikirin. Kesehatan kamu lebih penting tau gak?" Amira kesal dengan Althaf. Pasalnya laki-laki itu terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Kesehatan saja sampai dilupakan.

"Iya, aku tau. Tapi, aku harus berangkat." Althaf mengecup kening Amira singkat lalu berlalu pergi.

***

Dengan tangan kanan yang menenteng rantang makanan Amira memasuki kantor perusahaan Althaf yang besar itu. Karena Althaf yang kurang sehat juga dirinya yang terus memikirkan keadaan Althaf, jadilah Amira membawa bekal makan siang untuk laki-laki yang begitu dicintainya itu. Ia diantar sopir pribadinya untuk ke sana. Ia tidak mengabari Althaf kalau ia ke kantor. Karena jika ia mengabari Althaf, pasti laki-laki itu tak mengizinkannya.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Amira langsung menyapa Amira, ada juga yang hanya tersenyum sopan. Rata-rata karyawan di sana mengenal Amira. Toh, Amira kan istri bos mereka.

Amira memasuki lift karena ruangan Althaf ada di lantai lima. Sesampainya di depan ruangan Althaf, ia tak langsung membuka pintu ruangan itu. Ia berniat membukanya pelan-pelan dan mengejutkan Althaf.

Pelan-pelan sekali Amira menggerakkan handle pintu hingga pintu itu terbuka lebar.

Deg!

Pintu terbuka lebar namun pemandangan yang ia lihat seolah-olah menusuk hatinya. Bagaimana tidak? Althaf tertidur di sofa dengan seorang wanita yang juga tertidur dalam posisi kepala tersandar di dada Althaf.

Saat itu pula rantang makanan terlepas dari genggaman Amira. Menimbulkan bunyi yang keras diikuti isi rantang yang keluar berserakan di lantai. Bunyi keras itu membuat dua orang yang tertidur itu terkejut. Yang lebih terkejut adalah Althaf. Kepala wanita yang tak lain adalah sekretarisnya itu berada di atas dadanya. Apalagi melihat Amira yang terdiam membeku di ambang pintu sana.

Wanita itu cepat-cepat beranjak dari sofa yang memang muat ditiduri oleh dua orang itu. Ia gelisah.

Amira benar-benar merasa sesak di dadanya. Matanya sudah berkaca-kaca. "Apa ini sebabnya kamu semangat sekali pergi ke kantor walau lagi sakit? Apa dia wanita simpananmu?!" teriak Amira sangat keras.

Althaf menggeleng, Amira salah paham. Ia hanyalah korban. Ia tak tahu kelakuan sekretarisnya selama ia tertidur. Althaf bangkit berdiri dan hendak menghampiri Amira.

Amira melihat ke arah leher Althaf. Di sana ada jejak lipstik. Ia langsung paham mengapa jejak itu ada di sana. Oleh sebab itu, ia langsung berlari memasuki lift.

Tak sempat memecat sekretarisnya, Althaf langsung berlari mengikuti Amira yang mendahuluinya. Karena Amira lebih penting dan ia takut sesuatu terjadi pada istrinya yang tengah hamil itu. Ia harus meluruskan kesalahpahaman ini. Sial. Ia ketinggalan lift yang dimasuki Amira. Untung di sana ada dua lift, sehingga ia memasuki lift yang satunya lagi.

Sialnya lagi, kala Althaf keluar dari lift, Amira sudah keluar dari kantor dan langsung memasuki mobil yang dikendarai oleh sopir pribadinya Amira.

Kepala Althaf terasa pusing. Namun ia tak peduli. Secepat mungkin ia bergegas ke arah mobilnya dan langsung tancap gas menuju rumahnya.

***

Sesampai di rumah, Amira memasuki kamar dan mengurung dirinya di sana. Ia berbaring di atas kasur lalu menumpahkan semua yang sedari tadi ia tahan. Ia menangis di sana. Rasa sesak di relung hatinya tak sedikitpun berkurang kala mengingat apa yang ia lihat beberapa saat yang lalu. Hingga suara gedoran pintu menyapa gendang telinganya. Ia tahu itu adalah Althaf.

"Amira, buka pintu!" teriak Althaf di depan pintu kamar.

Bukannya membuka pintu, tangisan Amira semakin pecah.

Kala Althaf berhasil mendobrak pintu, Amira bangkit berniat menghindari Althaf menuju kamar mandi. Namun, ia kalah cepat. Tangan Althaf berhasil menghentikan langkahnya tepat di depan kamar mandi. Althaf memeluk Amira tanpa berucap sepatah katapun.

Tentu saja Amira memberontak. Ia memukuli dada Althaf dengan sangat keras.

Karena kurang sehat Althaf langsung melepaskan pelukannya. Apalagi ia takut sesuatu yang buruk akan terjadi bila ia terlalu erat memeluk Amira.

"Aku benci kamu Althaf!" Amira memukuli Althaf dengan sangat keras. Menyalurkan rasa sakit hatinya dengan itu. "Kenapa kamu pulang? Kenapa tidak dilanjut saja dengan wanita simpananmu?"

"Cukup Amira! Aku bisa jelasin!" Althaf menghentikan tangan Amira yang terus memukulinya.

"Pergi! Aku gak mau lihat wajah kamu hari ini. Aku benci kamu. Aku tidak butuh penjelasan. Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku," teriak Amira disela tangisannya.

"Cukup Amira!" Althaf menggenggam tangan Amira yang mulai melemah.

"Jangan emosian Amira! Aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada calon anak kita. Aku bisa jelasin semua. Kumohon, mengertilah..." Lirih Althaf dengan mata yang berkaca-kaca.

Detik berikutnya air matanya menerobos keluar. Ya, Althaf menangis. Ia khawatir bukan main. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada calon bayinya dan juga Amira.

Amira terdiam. Menatap Althaf yang ikut menangis. Ia tahu Althaf jarang menangis dan jujur itu pertama kalinya ia melihat Althaf menangis. Oleh sebab itu, Amira pun luluh. Ia pun tahu, air mata itu sangat tulus. Tersirat ketakutan di mata Althaf.

"Baiklah, jelasin semuanya." Amira menyeka air matanya.

Dua manusia itu pun berjalan ke arah kasur lalu duduk berhadapan di tepi kasur.

Althaf mulai bercerita. Mulai dari ia yang merasa pusing setelah rapat darurat usai. Lalu ia memilih untuk beristirahat sejenak di sofa ruang kerjanya dan ia pun tertidur. Ia tak tahu apa yang dilakukan sekretarisnya. Hingga ia pun terbangun kala Amira menjatuhkan rantang makanan yang menimbulkan suara keras. Jadi, intinya, Althaf adalah korban.

"Maaf, udah salah paham." Amira merasa bersalah pada Althaf.

Althaf mendekat lalu menangkup wajah Amira. Menatap manik mata Amira dalam-dalam.

"Aku khawatir banget. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada kamu. Aku takut, Amira. Jangan ulangi lagi ya? Kamu tahu? Apa yang kamu lakuin tadi berbahaya buat bayi-bayi dalam kandungan kamu. Kalau ada masalah, jangan selesaikan dengan emosi. Selesaikan dengan bicara baik-baik."

"Maaf, Althaf. Aku pun takut. Pas lihat kamu sama wanita lain, aku takut kamu tertarik sama wanita itu dan kamu ninggalin aku. Terus terang, aku sangat cemburu. Dan aku gak suka kamu dekat-dekat sama wanita lain. Aku sangat cinta padamu, Althaf," ucap Amira pelan.

"Aku lebih mencintaimu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Jangan khawatir! Aku tidak akan berpaling. Hatiku hanya berdebar saat bersamamu. Kamu, sangat berharga bagiku." Setelah berucap demikian, Althaf mengecup puncak kepala Amira.

"Kalau begitu pecat sekretaris kamu yang gatal itu. Terus, calon sekretaris baru kamu gak boleh perempuan lagi. Harus laki-laki. Titik."

Althaf terkekeh. Ia membelai rambut Amira pelan.

"Iya, aku bakalan cari sekretaris yang laki-laki. Oh ya, kamu gak usah khawatir kalau aku dekat-dekat sama wanita lain. Lagian, di mataku cuma kamu yang paling seksi." Althaf menggoda Amira.

Amira kesal lalu mencubit lengan Althaf. "Awas aja dekat-dekat sama wanita lain! Gak usah ngomong sama aku setahun!" ancam Amira.

"Gak kok. Cuma bercanda," balas Althaf takut kalau Amira benar-benar mendiaminya selama setahun.

Padahal Amira juga bercanda. Mana tahan ia mendiami Althaf selama setahun.

"Aku sayang kamu, Althaf."

"Aku lebih sayang kamu, Amira."

"Oh ya, leher kamu perlu dicuci seratus kali. Ada jejak setan di situ."

***

Thanks for reading. Berikan vote dan berkomentarlah dengan sopan.

Sesuai judulnya 'Extra Part 4 (a)'. Berarti ada (b) nya. But, author gak janji bakalan up dalam waktu dekat. Karena belum author tulis terus author lagi sibuk. Harap maklum, UNBK tinggal beberapa bulan lagi.

Tambahkan juga It's Me ke library kalian.

Maaf atas segala kekurangannya.

Love you all 💕
By Warda, 10 Februari 2019

Continue Reading

You'll Also Like

660K 44.2K 59
[FOLLOW SEBELUM BACA] Gama Handaru adalah cowok tampan sejuta pesona yang dapat memikat gadis mana pun yang dia mau. Jabatannya sebagai kapten basket...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
118K 5.8K 79
[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan...
323K 23.6K 62
Bagi Zoeya, Dikta itu hanya berandal sekolah yang kebetulan bertetangga dengannya. Sedangkan bagi Dikta, Zoeya adalah orang asing yang senang menguru...