[FF BTS] You In Danger

Par Wellashey

218K 22.5K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... Plus

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 23 : Just One Day I
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 31 : Coffee II
You In Danger 32 : Serendipity I
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 38 : The Truth Untold I
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
You In Danger 42 : Good Day
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 26 : Rain I

3K 394 11
Par Wellashey

Jeon Joo Hyun, Jung Yu Mi, dan anak pertama mereka yang bernama Jeon Jungkook pergi ke kebun binatang yang baru dibuka beberapa hari yang lalu. Mereka tampak senang menikmati kebersamaan yang jarang mereka lakukan karena kesibukan Joohyun bekerja.

Hari itu adalah ulang tahun Jungkook yang ke-6. Orang tuanya berjanji untuk mengajak Jungkook ke kebun bintang saat hari ulang tahunnya. Jungkook yang menyukai singa sangat senang untuk pergi ke tempat tersebut.

Mereka bertiga memasuki kebun binatang sambil bergandengan tangan. Melihat-lihat aneka jenis hewan. Tidak hanya melihat-lihat, mereka juga mengabadikan momen dengan berfoto.

"Adeul.. Kau lelah? Kau ingin appa menggendongmu?" Tanya Joohyun pada Jungkook.

"Emm." Jungkook menganggukan kepalanya sambil tersenyum bahagia.

"Baiklah.. Ayo naik." Joohyun jongkok untuk mempermudah anaknya naik ke punggungnya. Yumi membantu Jungkook untuk menaiki punggung suaminya.

"Kajja!!" Ajak Joohyun.

Mereka kembali menyelusuri kebun binatang yang belum terlihat ujungnya. Kebun binatang tersebut sangat luas.

"Singa!!" Teriak Jungkook dengan penuh semangat ketika mereka telah sampai di tempat pekarangan singa.

Lalu mereka mendekati pagar pembatas. Mereka bertiga mengamati hewan buas tersebut dengan antusias.

"Kau sangat menyukainya?" Tanya Yumi kepada Jungkook.

"Ne!! Neomu joahaeyo!!" Jawab Jungkook dengan semangat.

"MAKANLAH YANG BANYAK!!" Teriak Jungkook kepada singa yang tengah melahap makanannya.

Tiba-tiba hujan turun. Langit yang cerah tertutup oleh awan hitam yang membawa air.

Keluarga kecil tersebut berlari menuju tempat berteduh.

"Kenapa hujan?" Tanya Jungkook dengan sedih. Matanya mulai berair dan bibirnya mengerucut. Ia sedih karena tidak bisa berlama-lama melihat hewan kesukaannya.

"Kalau tidak hujan, nanti singanya kehausan. Dia harus minum setelah makan banyak." Jawab Yumi untuk menghibur anaknya.

"Jinja?"

"Ne.." Yumi mengusap rambut Jungkook dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lalu ia mengecup kening anaknya.

"Bagaimana kalau kita pulang sekarang? Uri adeul pasti lapar, iya kan?" Tanya Joohyun sambil mengusap pipi anaknya yang lembut.

Jungkook menganggukan kepalanya.

"Kalau ada waktu, appa akan mengajakmu ke sini lagi." Ucap Joohyun kepada anaknya.

"Janji??" Mata Jungkook berbinar mengetahui dirinya akan bertemu dengan singa untuk kedua kalinya. Ia mengeluarkan jari kelingkingnya untuk meminta janji kepada ayahnya.

"Janji." Jari kelingking Joohyun terpaut dengan jari kelingking anaknya yang mungil.

Sesampainya di rumah, Joohyun dan Jungkook menonton kartun di televisi sambil menunggu Yumi selesai memasak.

Jungkook dan Joohyun tertawa bersama ketika adegan lucu pada acara kartun ditayangkan. Mereka terlihat bahagia hari itu. Tetapi tiba-tiba seseorang datang.

Brakkk

Sebuah suara pintu yang di tutup dengan kasar membuat suasana tegang, ditambah dengan suara petir yang keras dan hujan yang deras, bahkan angin ikut menambah suasana tegang tersebut semakin menjadi. Jungkook dan Joohyun langsung berhenti dari tawanya. Yumi yang sedang menyiapkan piring di meja makan pun menghampiri anak dan suaminya.

"Ada apa?" Tanya Yumi kepada suaminya.

Pandangan Yumi beralih, melihat tiga orang yang datang menggunakan topi, makser, dan pakaian yang serba hitam.

"Siapa kalian?" Tanya Joohyun. Ia berdiri dari duduknya dan mendorong anaknya serta istrinya untuk bersembunyi di belakangnya.

Salah satu dari mereka membuka masker yang menutupi wajahnya untuk menunjukan siapa dirinya.

"Kim Rae Won? Ada apa ini?" Tanya Joohyun setelah ia melihat wajah di balik masker yang mereka kenakan.

"Kau tanya ada apa? Ck! Dasar tidak tahu diri!" Jawab Raewon. Lalu ia mengayunkan tangannya untuk mengomando orang di sampingnya. Kemudian kedua orang di sampingnya berjalan menghampiri Joohyun dan keluarganya.

Kedua suruhan Raewon mengarahkan pistol ke tubuh Joohyun dan istrinya yang berada di belakang Joohyun. Dengan pasrah mereka hanya berdoa dalam hati. Karena mereka tahu, lari pun nasib mereka akan sama saja dengan berdiam diri di tempat. Mati tertembak. Yang mereka khawatirkan hanyalah anak mereka yang usianya masih sangat kecil.

Duar!! Duar!!

Duar!! Duar!!

Joohyun dan Yumi ambruk setelah pelurunya menembus dada serta kepala mereka. Kedua orang suruhan Raewon kebingungan, pasalnya anak Joohyun dan Yumi tidak ada di sana.

"AAAAAAAA!!!" Teriak Raewon ketika sebuah gunting tertancap di punggung tangannya. Rupanya Jungkook pelakunya.

Jungkook berlari keluar rumah untuk kabur. Sayangnya usahanya sia-sia. Karena kecepatan larinya kalah dengan kecepatan lari orang dewasa.

Sekarang Jungkook sedang disekap dengan tali terikat di kaki dan tangannya. Bahkan mulutnya pun di ikat oleh kain. Kini Jungkook berada di sebelah Raewon yang tangannya diperban asal, mereka duduk berdampingan di kursi belakang mobil.

Jungkook menangis dengan keras bersama hujan yang turun dengan deras. Petir terus menyambar seperti mata tajam Raewon yang sedang menatap Jungkook. Raewon sangat membenci Jungkook yang sedang menangis, berisik dan merepotkan. Apalagi Jungkook sudah melukai tangannya yang berharga.

Hari sudah gelap. Mereka berkendara cukup jauh dari kota Seoul. Walaupun sudah beda kota, hujan masih berlanjut. Untuk saat ini beberapa kota di Korea Selatan sedang hujan karena saat itu memang sedang musim hujan.

Mobil Raewon berhenti di jalan yang sampingnya tumbuh semak-semak. Kemudian Raewon mengeluarkan Jungkook dari mobil dengan kasar. Setelah itu mereka meninggalkan bocah berumur enam tahun tersebut sendirian di semak-semak malam itu.

"Ehmmm!! Ehhmmm!!!" Jungkook berusaha meminta bantuan dengan mulutnya yang terikat. Dirinya sangat malang, bahkan berjalan pun ia tidak bisa, karena kaki dan tangannya diikat.

Kedinginan, ketakutan, kesepian, dan kesedihan. Hanya menangis dan berteriak yang bisa Jungkook lakukan.

"Jungkook-ah.. Jungkook-ah!! Bangun!!" Seseorang memanggil namanya.

Jungkook segera membuka matanya dengan cepat. Nafasnya memburu, keringat bercucuran, dan ketakutan jelas di wajahnya.

"Kau mimpi buruk lagi?" Tanya Taehyung sembari duduk di pinggir ranjang Jungkook. Taehyung dan termasuk anggota BTS lainnya sudah tahu dan bahkan sudah biasa melihat Jungkook bangun dalam keadaan seperti itu. Bukan hal baru lagi bagi mereka.

Terhitung jarang jika Jungkook bangun dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin satu minggu sekali.

Sebuah trauma pada masa kecilnya yang membuat Jungkook seperti itu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Taehyung.

Jungkook hanya diam. Jika ia menjawab 'iya', maka sama saja ia munafik. Maka ia memilih diam, karena Jungkook tahu kalau Taehyung pasti mengerti dengan keadaannya saat ini.

"Ayo kita sarapan, yang lain sudah menunggu." Ajak Taehyung.

Jungkook dan yang lain sepakat jika tidak mengungkit dan mempermasalahkan keadaan Jungkook yang selalu mimpi buruk. Jungkook yang memintanya.

Ia hanya butuh waktu untuk mencari tahu apa alasan orang tuanya di bunuh dan mencari siapa yang membunuh orang tuanya.

***

"Kalian penasaran kan?" Tanya Taehyung sambil memandangi teman-temannya satu-persatu dengan senyuman lebarnya.

Taehyung hendak membagikan hadiah kepada teman-temannya yang ia beli saat kencan dengan Sooyoung kemarin. Kini BTS sedang berada di ruang tengah untuk duduk bersantai setelah sarapan sebelum mulai acara bersih-bersih rumah.

"Punyaku warna hitam kan Hyung?" Tanya Jungkook penuh kecurigaan. Ia hafal dengan sifat Taehyung yang suka membeli barang semaunya tanpa memikirkan kesukaan Jungkook.

"Bajumu hampir semuanya berwarna hitam kookie-ah.. Kali ini aku membelikanmu Hoodie dengan gambar es krim di tengahnya. Bukannya bagus? Kau bisa memakainya saat pergi belanja dengan Jin-hyung." Taehyung menyerahkan bungkusan berisi Hoodie kepada Jungkook.

"Bagaimana denganku?" Tanya Yoongi.

"Tentu aku membelimu bantal Hyung..." Taehyung menyeringai.

Yoongi membulatkan matanya senang.

"Kenapa Yoongi-hyung mendapatkan apa yang dia inginkan sedangkan aku tidak?" Protes Jungkook sambil menunjukan gambar es krim yang terdapat di hoodie-nya kepada Taehyung.

"Kan sudah kubilang, hampir semua bajumu hitam dan membosankan, jadi aku memlikanmu baju yang belum kau punya. Bukannya aku sangat baik?" Taehyung membanggakan dirinya sendiri.

"Sudahlah.. Terima saja. Lalu bagaimana denganku?" Jimin meminta bagiannya.

"Kau dan Jin-hyung kubelikan baju tidur. Ini dia.." Taehyung menyerahkan bungkusan kepada Jimin sekaligus Jin.

Mereka berdua langsung membukanya.

"Whoaaa.. Ini akan membuatku terlihat seksi. Hahahaha..." Tawa Jimin membuat yang lain menatapnya aneh.

Setelah itu Taehyung memberikan bungkusan kepada Hoseok dan Namjoon. Tentunya keduanya sangat puas dengan hadiah yang diberikan Taehyung.

Semua anggota BTS puas dengan hadiah yang mereka terima dari Taehyung, kecuali Jungkook.

Tetapi, sebenarnya dalam lubuk hati yang paling dalam, sangat dalam, dan sangat kecil, kecil sekali, hingga tak terlihat, ia menyukainya.

Lalu acara bersih-bersih pun dimulai.

Mereka melakukan tugas masing-masing yang sudah mereka bagi sejak tinggal bersama pertama kalinya.

Hoseok tentu dengan mesin cuci kesayangannya. Ia dengan barang tersebut sudah seperti saudara yang tidak dapat terpisahkan. Lalu Namjoon membersihkan kaca jendela serta perabotan lainnya seperti televisi, vas, pigura, dan lainnya. Sedangkan Taehyung dan Jimin kebagian untuk urusan lantai. Mereka menyapu dan mengepel.

Sedangkan Jin menyiapkan makan siang sekaligus mencuci piring yang kotor saat sarapan. Berbeda dengan Jungkook, ia sedang menyetrika pakaian semua anggota BTS yang akan mereka gunakan nanti sore untuk menghadiri undangan dari presiden. Untuk tugas Yoongi, ia mencuci mobil.

Mereka melakukan acara bersih-bersih sampai pukul sepuluh lewat. Setelah itu mereka bergantian untuk mandi.

Sambil menunggu giliran mandi, Jungkook, Jin, Jimin, dan Taehyung duduk di ruang tengah menikmati cemilan sambil menonton televisi. Mereka menonton berita. Jika sedang iklan, maka mereka akan menggantinya dengan drama Korea.

"Jungkook-ah.. Saat kau bermimpi, apakah kau ingat siapa yang membunuh orang tuamu?"

"Yang ku tahu dia bermarga Kim. Kim.. Kim Rae.. Kim Tae-"

"Kim Taehyung??"

Ucapan Jungkook terpotong oleh tebakan Jimin.

Plakk

Pukulan Taehyung mendarat di kepala Jimin. "Kenapa aku? Saat itu aku baru berumur 8 tahun bodoh!" Ucap Taehyung tidak terima.

"Apa? Kau bilang aku apa?"

"Jiminie babo!!" Taehyung meledeki Jimin sambil berekspresi menyebalkan.

Lalu mereka saling mengejar.

"Kim Rae Won." Ucap Jin mengingatkan Jungkook.

"Itu maksudku." Ucap Jungkook.

"Dua tahun yang lalu juga kau mengatakan bahwa Kim Rae Won namanya. Tapi namanya tidak ada di daftar kewarganegaraan Korea Selatan. Mungkin kau masih salah mengingat." Jin mengehela nafasnya dengan pasrah, ia sedih karena adiknya masih belum ingat dengan pelaku yang membunuh kedua orang tuanya.

"Sudahlah.. Saat itu kau masih kecil. Wajar saja jika kau lupa. Jika kau sudah ingat, langsung saja bilang pada Yoongi untuk melacak orangnya. Kau harus berusaha lebih keras untuk mengingat namanya." Ucap Jin sambil menepuk pelan bahu Jungkook.

"Aku akan berusaha mengingatnya. Padahal aku sangat yakin bahwa Kim Rae Won namanya, tapi kenapa sangat aneh begini."

***

Sekarang sudah pukul tiga sore. Semua anggota BTS sedang ribut masalah penampilan. Mereka menginginkan penampilan yang rapih, keren, dan tampan untuk acara satu jam yang akan datang.

Jungkook sibuk dengan dasinya, Namjoon pun sama, Jimin sibuk dengan lipbalmnya, Taehyung dengan rambutnya yang di semprot oleh cairan entah apa yang katanya dapat membuat rambutnya berkilau dan wangi, lalu Seokjin berusaha membuat sepatunya hitam mengkilap, kemudian Hoseok merapihkan bulu hidungnya, dan terkahir Yoongi sedang meneliti apakan mobil BTS sudah bersih tanpa celah.

"Kalian sudah siap??" Teriak Namjoon dari ruang tengah.

"Sebentar lagi!!" Jawab Jimin dan Taehyung dengan kompak.

"Satu detik lagi!" Ucap Hoseok.

"Dalam hitungan 10 kalian sudah harus berada di ruang tengah!!" Perintah Namjoon.

"1! 2! 3! 8!"

"Kenapa kau melewati empat angka??" Ucap Jimin dengan gemas.

"9!" Namjoon tidak memperdulikan protes dari adiknya.

"10!!!"

Semua anggota BTS kecuali Namjoon berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang tengah. Lalu mereka duduk di sofa sambil masih merapihkan penampilan.

"Hari ini kita akan bertemu dengan orang-orang penting. Kalian harus berperilaku baik, sopan, bertutur kata yang halus, menjaga sikap, jangan berlebihan, jangan terlalu banyak mengambil makanan, jangan membuat masalah, tersenyum, dan ramah." Ucap Namjoon.

"Kata-katamu terbelit-belit Hyung.. Intinya jadilah anak yang baik." Ucap Hoseok.

"Itu maksudku." Namjoon tersenyum.

"Dimana Yoongi-hyung?" Tanya Taehyung dengan panik.

Kemudian mereka mendengar suara dari arah luar rumah.

"Ayo berangkat!!" Ajak Yoongi yang sudah standby di bangku penumpang.

Lalu keenam anggota BTS yang masih di dalam rumah melangkah menuju mobil. Setelah semuanya sudah keluar dari rumah, Jin mengunci rumahnya.

Zrrassss

Hujan turun.

"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba hujan?" Protes Jimin.

"Ini kan musim hujan. Wajarlah kalau hujan." Jawab Taehyung.

"Bukan begitu maksudku, kenapa waktunya tepat sekali saat kita akan berangkat." Ucap Jimin sambil mengusap jasnya yang terkena rintikan hujan yang melebat.

"Jangan salahkan hujan. Hujan itu sebagian dari hadiah saat kau hidup di dunia. Jika tidak hujan kau mau mandi pakai rumput?" Ucap Jin sambil berjalan memasuki mobil dan duduk di kursi pengemudi.

"Hadiah? Konyol! Karena hujan, perjalanan kita jadi tidak nyaman." Ucap Jimin sambil melihat ke arah hujan yang turun dengan derasnya.

"Sudahlah.. Ayo berangkat." Namjoon menepuk lengan Jin agar segera menjalankan mobil.

Jungkook menatap ke arah jendela untuk melihat hujan yang turun. Menurutnya hujan adalah kebahagiaan sekaligus keburukan.

To be continue

Yuk vote dan komen. Kasih kritik dan saran atas tulisanku yang amatir ini wkwkwk. Udah double up nihh sesuai keinginan kalian 😂😂

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1M 86.1K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
7.7K 1K 11
Bagian dari project Hujan & Januari Series _____________ Dari banyak hal berharga yang telah di renggut dari hidupnya. Masa mudanya, kebebasannya, ha...
5.2K 1K 14
Mata mata yang tertangkap dan berusaha menyelamatkan diri agar bisa kembali ke negara nya.
1.4K 129 68
ini kisah 7 anak laki laki yang harus sama sama berjuang untuk melawan kehidupan mereka yang kejam, ada pula kisah percintaan mereka yang sangat meny...