Not So Husbandable [REPOST]

بواسطة Oktyas27

2.7M 141K 3.6K

[KAMPUS SERIES | 1] Bagaimana jika dua orang yang tidak saling kenal harus menikah? Bukan karena perjodohan a... المزيد

00 - Prolog
01 - Single Lady
02 - Good Boy
03 - First Meeting
04 - One Night Lover?
05 - Trouble
06 - Best Mistake
07 - Dear My Future Husband
08 - Let Me
09 - First Date
10 - God Gave Me You
11 - At The Beginning
12 - Meant To Be
14 - I Like You
15 - Girls Like You
16 - One Kiss
17 - Only You
18 - Now and Forever
19 - Dia Milikku
20 - All of Me
21 - Summer Paradise
22 - Trust Me
23 - Beautiful Thing
24 - Jealous
25 - Hurt Road
26 - You've Got a Friend
27 - Memories
28 - Bad Feeling
29 - How Long?
Angkut Gino-Andara Pulang!
Spoiler, Sis! Jangan Bilang-Bilang!
PRE ORDER EKSKLUSIF GINO-ANDARA
PRE ORDER REGULAR DIBUKA!
Jemput Gino Andara di Gramedia!
NOT SO HUSBANDABLE DISKON 30%

13 - What Can I Do

57.3K 4.6K 102
بواسطة Oktyas27

What can I do?
I've already fallen for you
You play games with me
But I like it
That's just me

DAY 6 - What Can I Do

.

.

Telinga Gino panas setiap ia mendengar teman-temannya menggoda dosen sok ganteng yang sekarang berdiri di depan kelasnya dengan Andara.

"Ciye ... Pak Daniel mau pergi berduaan ya sama Bu Andara?" kata Fani, teman sekelasnya.

"Kok pada heboh, sih? Yang cowok-cowok pada suka sama Bu Andara, ya?" tanya Daniel dengan nada menggoda. "Maaf ya, yang dapet saya nih." Serentak suara sorakan bergemuruh diiringi gelak tawa.

Maksud ngana? Yang dapet situ? Gue suaminya, Bro! Kata Gino di dalam hati berapi-api.

"Udah ... udah ... tenang! Besok tugasnya harus sudah ada di meja saya, oke? Sekarang kalau mau keluar, keluar aja. Isi presensi jangan lupa." Daniel keluar kelas setelah mengatakan itu.

"Sialan tuh dosen, nggak tahu apa Bu Andara udah punya suami," desis Gino.

"Emang iya, Bu Andara udah punya suami?" Rahmi yang duduk di belakangnya menyahut.

"Eh, kata siapa? Ngarang lo Gin. Kalau kalah start sama Pak Daniel ya udah kalah aja, nggak usah gitu," ledek Angela.

Gino menggerutu tidak jelas. Ia bingung, apa teman-temannya tidak tahu jika Andara sudah menikah, atau mereka sengaja menggodanya? Entahlah. Lelaki itu lalu beranjak dari kursi, ia menoleh ke belakang, mengajak Andre dan Richard ikut serta.

"Ya, diledekin Angela," kata Andre sambil tertawa.

"Saingan lo berat Bro, Pak Daniel, Mister Perfect," imbuh Richard.

"Mana ada saingan! Udah taken nggak bisa direbut-rebut lagi," sungut Gino.

"Ya nggak tahu juga sih, Gin. Kakak gue itu sukanya sama tipe kayak Pak Daniel gitu, mapan, dewasa," kata Andre memanas-manasi.

"Lo kan adik ipar gue, harusnya lo dukung gue!" desis Gino sambil memelototi Andre yang cekikikan tidak jelas.

"Kayaknya lo udah beneran naksir sama kakak gue deh, Gin," tukas Andre yang disetujui Richard. "Selamat berjuang ya, bikin kakak gue naksir lo juga."

***

Andara diam-diam melirik ke arah Daniel yang sedang seksama mendengarkan sambutan dari seorang profesor sebagai pembuka lomba. Ia menghela napas lega, saat lelaki di sebelahnya berhenti berulah. Berulah dalam hal ini maksud Andara adalah, mengajaknya berbicara sepanjang waktu, menawarinya pulang bersama, makan bersama dan banyak hal lainnya, yang ia tahu semua itu adalah tanda-tanda jika seorang lelaki menyukai perempuan. Bukannya ia sangat percaya diri, tapi perilaku Daniel terlalu terbaca.

"Andara, kira-kira tahun depan nanti anak kampus kita bisa buat yang lebih bagus dari ini nggak, ya?" bisik Daniel, terlampau dekat dengan telinga Andara. "Di sini agak nggak terorganisir sih, acaranya pada ngaret semua."

"Ya semoga, ini bisa dijadiin sebagai pecutan dan pembuktian kalau anak himpunan kampus kita harus bisa lebih baik," jawab Andara.

Sepuluh menit kemudian, keduanya keluar dari aula. Andara dan Daniel bertugas untuk mendampingi mahasiswanya yang akan berlomba hari ini. Mereka berdua bertemu banyak dosen arsitektur dari berbagai universitas. Andara merasa kurang bisa berbaur, karena tidak banyak kolega yang ia kenal. Ini juga pertama kali Andara menghadiri acara sebesar ini sebagai dosen di Jogjakarta.

"Pak Daniel bawa gandengan, ya?" tanya seorang perempuan berhijab sambil tersenyum lebar.

Daniel tertawa kemudian menanggapi. "Ya kalau sendirian terus, kasihan dong." Daniel menoleh ke arah Andara yang terlihat bingung. "Andara, ini Narita, temen kuliah dulu." Andara lalu berjabat tangan dengan Narita.

"Kayaknya baru pertama kali lihat Bu Andara?" kata Narita.

"Saya dosen baru Bu, ini juga pertama kali ke acara besar gini," jawab Andara.

"Ah, dosen baru ternyata, pantesan baru pertama kali lihat," ujar Narita. "Daniel kamu gercep banget sih, dosen baru aja langsung digebet."

Dari cara bicara Narita dan Daniel, Andara bisa menyimpulkan jika mereka berdua adalah teman akrab.

"Eh, Bu Narita salah paham deh, saya sama Pak Daniel nggak ada apa-apa kok," elak Andara.

"Nggak usah malu-malu gitu Bu, santai aja. Daniel nggak pernah upload foto cewek di Instagram dia, sekalinya upload foto, foto sama kamu, pasti ada apa-apanya," tukas Narita yang membuat Andara mengerutkan kening. "Saya permisi dulu ya, udah dipanggil sama mahasiswa saya. Yuk Daniel, Bu Andara."

Seperginya Narita, Andara meminta penjelasan pada Daniel tentang apa yang baru dikatakan oleh teman wanita lelaki itu.

"Santai aja Andara, dia emang orangnya suka nggodain gitu, jadi disahutin aja."

Untuk membuktikan perkataannya, Daniel memperlihatkan unggahan fotonya bersama Andara di akun Instagram lelaki itu. Foto yang diunggah Daniel adalah foto mereka yang diambil pagi ini, berdiri berdampingan. Bahkan lelaki itu tidak memberikan caption apapun untuk foto itu.

Andara mengangguk-angguk. "Pak Daniel tahu kan, saya udah menikah?" tanya Andara berhati-hati.

"Masa sih?"

Andara menunjukkan cincin kawin yang tersemat di jari manisnya. "Sekarang kamu tahu, 'kan?"

"Dulu waktu pertama kali masuk, kamu nggak pakai cincin Andara, terus tiba-tiba sekarang kamu pakai? Mana undangan nikahnya?" tanya Daniel. "Kamu suruh aku percaya kamu udah nikah karena cincin doang?"

Andara memejamkan matanya, ia bingung bagaimana membuat Daniel percaya jika dirinya sudah menikah. Ia memang belum memberi tahu rekan dosennya jika ia sudah menikah. Ia juga belum memasukkan berkas pernikahannya ke kampus.

"Andara kamu tahu, 'kan? Aku tertarik sama kamu? Selama kamu nggak bisa kasih bukti kamu udah nikah, aku nggak bakal ninggalin kamu," tutur Daniel.

Andara membulatkan matanya. "Daniel!"

"Jangan ribut-ribut, kita pasti udah ditunggu anak-anak. Ayo!" Daniel menarik tangan Andara yang terkejut dengan sikap lelaki itu.

***

Andara menyipitkan matanya, lalu menghela napas malas sambil menatap Gino yang dari tadi tidak mau makan dan berbicara padanya. Lelaki itu bukan bocah lima tahun yang pantas melakukan hal kekanakan seperti itu. Ia sendiri tidak tahu apa salahnya, yang menyebabkan sang suami mendiamkannya. Memangnya diam bisa menyelesaikan masalah?

"Gino, kamu jangan kayak anak kecil gitu deh. Ngambekan." Andara duduk di depan lelaki itu yang sibuk dengan ponselnya. "Kalau aku ada salah, ngomong aja. Jangan ngediemin aku gini."

"Siapa yang ngambek sih?" gerutu Gino.

"Ya kamulah, siapa lagi! Gino jangan kayak anak kecil gitu dong, dewasa dikit lah. Kalau masalah nggak diomongin mana bisa kelar!" Andara mulai hilang kesabarannya.

Gino mendecakkan lidahnya. "Aku emang selalu jadi anak kecil di mata kamu, 'kan? Kurang dewasa! Nggak kayak Pak Daniel yang mapan, dewasa!"

Andara terbengong. Apa dia tidak salah dengar, Gino baru saja menyebut nama Daniel? Lalu apa hubungannya?

"Kok ngomongin Pak Daniel? Apa hubungannya?" tanya Andara. "Jangan suka ngalihin perhatian."

"Kamu selalu bareng sama Pak Daniel kalau di kampus, emangnya dosen cuma dia aja? Bisa aja Pak Daniel suka sama kamu, makanya ndeketin kamu. Kamu nggak peka atau emang suka?" tanya Gino dengan nada sinisnya.

Oh Tuhan, jangan bilang Gino cemburu pada Daniel? Dari mana dia tahu kalau Daniel suka aku?

"Gino, kamu cemburu sama Daniel?"

"Itu kenapa kamu manggilnya nggak pakai pak? Kalian pasti udah deket!"

"Ya Tuhan! Jadi beneran kamu cemburu sama Daniel!" Andara tertawa. "Dari tadi kamu ngediemin aku gara-gara cemburu sama Daniel?"

"Jangan ketawa! Nggak ada yang lucu!" kata Gino bersungut-sungut. "Aku mau ngerjain tugas dulu! Pak Daniel-mu itu kasih banyak tugas!"

Gino beranjak dari sofa dan pergi ke kamar, pipinya merah karena malu dan kesal. Ia kesal karena Andara menganggap ini sebagai candaan. Dirinya mulai takut jika Andara lebih memilih dosen sok kegantengan itu dari pada setia dengan suami kekanakannya, alias ia sendiri!

"Gino ... " Andara berdiri di ambang pintu kamar lelaki itu. "Aku minta kamu dewasa itu, bukan karena aku bandingin kamu sama cowok lain. Aku bingung kenapa kamu tiba-tiba diem, aku takut aku punya salah sama kamu, tapi kamunya nggak mau ngomong. Karena masalah nggak bakal kelar, kalau kamu diem. Salah satu kunci langgengnya hubungan itu komunikasi, aku mau kita komunikasi aja, saling terus terang kalau ada masalah. Aku juga mau kamu aware, kalau kita ini menikah, bukan pacaran, yang bisa putus nyambung karena masalah sepele."

Andara mendekati Gino yang duduk di depan meja belajarnya. "Dan soal Pak Daniel, kamu nggak usah khawatir, aku tahu komitmen kita, kalau emang ada saatnya aku suka sama lelaki lain, aku bakal ngomong kamu. Tapi, selama ini aku berusaha menghargai kamu sebagai suami aku dan aku berusaha suka sama kamu Gino. Menumbuhkan rasa suka bukan hal sulit kok."

TBC
***
Ada brondong lagi cemburu....

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

62.7K 3.8K 28
Apa jadinya jika seorang florist cantik yang lugu melakukan kesalahan besar terhadap CEO tampan yang memiliki kekuasaan dimana - mana? Nicholas yang...
5.4K 552 20
Mita terpaksa menikah dengan sang kekasih saat hubungan keduanya tengah renggang, bahkan bisa dibilang sedang di ujung tanduk. Mulanya, Arkan adalah...
2.9K 306 31
Melangkah jauh demi sebuah harapan. Awalnya aku mengira kalau keputusan itu adalah jalan terbaik yang pernah ada. Hingga tak sadar, bahwa banyak hamb...
1.6M 142K 77
Camila menikah dengan Dimas atas dasar perjodohan. Pengakuan Dimas mengenai dirinya yang memiliki kekurangan, tidak menyurutkan langkah pasangan itu...