The Dangerous Billionaire [#1...

נכתב על ידי FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... עוד

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 6

40.3K 1.8K 7
נכתב על ידי FriskaKristina9


Author POV

Ruangan yang terdapat dimana para pemimpin-pemimpin perusahaan besar berada sedang mengadakan meeting untuk membahas bagaimana kelanjutan dan perkembangan atas kerjasama mereka.

Para pengusaha itu tak pernah menyesal ataupun merasa rugi karena telah menjalin kerjasama dengan perusahaan property milik Arnold. Malah mereka merasakan loncatan dan dan perkembangan yang begitu pesat setelah bergabung dan bekerjasama dengan billionaire termuda dan tersukses yang pernah ada. Siapa lagi kalau bukan Arnold.

"Meeting selesai." ucap Arnold yang telah selesai mempersentasikan hasil laporan perkembangan perusahaan property miliknya dan jajaran kerjasamanya.

Semua bertepuk tangan dan saling memberi salam satu dan yang lainnya.

"Aku adalah orang yang paling beruntung yang bisa menjalin kerjasama denganmu, Mr.Arnold." ucap Kevin dengan sumringah.

"Kau berlebihan, tuan." Arnold menepuk pundak Kevin dan berlalu pergi dari ruangan itu.

Entah mengapa perasaan Arnold hari ini tak tenang. Tak seperti biasanya. Bahkan melakukan kegiatan apapun sama sekali tak terlintas dibenaknya. Yang biasanya sepulang dari pertemuan seperti ini ia langsung menuju club dan mencari seorang jalang untuk memuaskan birahinya.

Arnold mengambil ponselnya dari saku celana miliknya itu. "Dimana kau sekarang, Pedro?" tanya Arnold pada orang kepercayaan sekaligus tangan kanannya itu.

"Aku sedang di club, tuan. Tak jauh dari kantor milikmu."

"Kutunggu kau sekarang didepan pintu utama. Kuhitung sampai sepuluh kau sudah harus sampai." ucap Arnold dengan perintah.

"Baik, tuan." Pedro sangat tau bagaimana sifat tuannya itu. Tak bisa dibantah dan tak menerima penolakan. Dengan sigap Pedro mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Untung saja keadaan Los Angeles saat itu sedang sepi, dan tak seramai biasanya. Dan begitu cermatnya Pedro mengunjungi club yang tak jauh dari perusahaan milik Arnold. Ia hanya antisipasi saja jika Arnold memanggil atau menyuruhnya untuk menjemputnya saat itu juga.

Tepat didepan pintu utama dari gedung pencakar langit yang tertera nama perusahaan McClain Company, Pedro mengerem dengan kuat sehingga menimbulkan bunyi yang berdecit di aspal jalan itu dan membuat bekas berwarna hitam.

Arnold tersenyum dan langsung membuka pintu mobil dibagian penumpang itu. "Tak sia-sia aku membayarmu mahal." ucap Arnold dan langsung menutup pintu mobil itu.

"Kemana kita pergi, tuan?" Pedro melirik kaca depan dan melihat Arnold yang sibuk dengan laptop dan ponsel genggam miliknya.

"Bawa aku ke markas Jack sekarang juga, Pedro."

Pedro mengeryitkan dahinya mendengar nama Jack. Ah ya, Jack adalah orang bawahan Arnold yang dipercayakan untuk mengatur semua penyelundupan senjata dan penjualan obat-obat terlarang yang bernilai milyaran bahkan triliunan dollar itu.

"Ada yang akan kau katakan padanya, tuan?" Pedro menyelidik tuannya itu. Tak biasanya ia yang mendatangi markas Jack. Walaupun bisa dibilang itu adalah tempat Arnold dulu. Yang sengaja diserahkannya kepada Jack agar pria itu lebih mudah melakukan apapun.

Jangan bicara soal aparat keamanan. Semua aparat keamanan dari yang terendah sampa yang tertinggi sekalipun tak mampu dan tak berani memberhentikan Arnold. Bahkan pemerintah dan presiden sekalipun itu.

Teman dan rekan sekerja Arnold hanya mengetahui Arnold adalah seorang billionaire sukses yang sangat jauh dari kata gagal.

Akan tetapi, orang-orang yang sudah lama mengenal dan menjalin kerjasama dengannya pasti tak asing lagi dengan hal ini. Penyelundupan senjata mahal yang stoknya terbatas dan penjualan obat-obat terlarang dengan harga yang sangat fantastis.

Bukan kurang banyak perusahaan ataupun cabang property yang dimiliki Arnold. Bahkan terlampau banyak. Ia melakukan semua itu semata karena hasutan dari teman-teman lamanya. Sehingga berkembang pesat dan hanya dilakukan secara diam-diam.

Jika ada media yang mengetahui dan ingin membeberkannya. Keluarganya harus bersiap menemukan mayatnya dengan keadaan yang mengenaskan.

"Dia sudah membohongiku, Pedro. Pelelangan yang dilakukan di mansion Mr.John dua hari yang lalu. Dia bilang ia tak datang kesana, padahal Mr.John baru saja menghubungiku tadi dan mengucapkan selamat padaku. Aku tau jika Jack sudah melakukan transaksi tepat sebelum pelelangan itu dimulai. Tapi bajingan itu tak memberitahuku sama sekali." ucap Arnold dengan rahang yang digertakkan.

Dari dulu Arnold tak suka dibohongi. Jika ia sudah menaruh kepercayaan terhadap seseorang, ia akan sangat menghargai apapun yang dikatakan orang itu. Tetapi tidak ada kata maaf jika ia sudah dibohongi.

Pedro mengangguk mengerti dan melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi. Ia tau jika Arnold sudah marah, ia tak mau lama-lama melampiaskannya.

Ivanna Jhonson POV

Kamar yang berantakan dan baju yang berserakan dimana-mana. Ivanna mengacak rambutnya frustasi. Kemana ia akan pergi untuk mencari biaya pengobatan ibunya? Ia memandang lurus kearah cermin dan terus meratapi dirinya. Ia tak tau harus kemana. Tapi jika ia terus seperti itu, biaya yang dibutuhkannya takkan pernah terkumpul pastinya.

Ivanna berdiri dan memandang sekitar kamarnya yang sangat berantakan. Ia mulai membersihkan dan membereskan satu persatu. Lalu bergegas menuju walk in closet untuk mandi dan berganti pakaian.

Ia harus optimis. Bagaimanapun cara, ia tak boleh langsung menyerah. Keselamatan ibunya baginya saat ini adalah hal yang terutama dan yang utama.

Ivanna mengenakan pakaian casualnya. Memandang wajahnya dicermin sekali lagi dan mulai memoles wajah cantiknya dengan make up yang dimilikinya. Ia tak masuk bekerja hari ini. Ivanna bahkan sama sekali tak meminta izin kepada Kevin. Ivanna yakin Alexa sudah mengizinkannya.

Ia mengambil tas miliknya dan keluar dari apartemen itu. Ia berjalan seperti orang bodoh di kota Los Angeles itu. Ivanna menuju taman yang ada dikota itu, duduk dan termenung memikirkan kemana ia akan memulai terlebih dahulu.

Tanpa ia tau kemana arah tujuannya. Ia terus berjalan dan mengelilingi kota itu. Semoga masih ada orang yang mau membantunya.

----------------------------

Arnold keluar dari pintu mobil yang dibukakan oleh Pedro, bisa dibilang asistennya itu.

Banyak para penjaga dan bodyguard yang berdiri tegap di depan markas milik Arnold itu, yang ditempati oleh Jack saat ini.

Semua tunduk dan menghormati Arnold. Pedro dan penjaga lainnya siap siaga dibelakang Arnold. Sekalipun ini tempat orang kepercayaannya, musibah bisa datang dari mana saja bukan? Dari orang terdekatmu sekalipun.

Jack yang duduk dikursi dengan rokok yang berada dikedua jari tengah dan telunjuknya itu ditemani vodka diatas meja dan para wanita yang berada disisi kiri dan kanannya, tampaknya tidak menyadari kedatangan Arnold.

Arnold tampak masih setia memandangi Jack yang seperti sedang bersenang-senang atas kekayaan titipannya itu.

"Sudah puas bersenang-senangnya, tuan." ucap Arnold dengan nada dingin dan ekspresi datar. Jack tampak terkejut mendengar suara itu dan langsung membuka matanya. Ia sangat kenal dan sangat tau suara siapa itu. Ya, suara Arnold pastinya.

Jack langsung berdiri dan segera menuju Arnold. Mematikan rokoknya dan meninggalkan para wanita yang sejak tadi berada disampingnya.

"Ada yang kau inginkan, tuan?" tanya Jack dengan ragu. Ia takut jikalau Arnold mengetahui masalah pelelangan itu. Bisa-bisa ia akan mati saat ini juga.

Arnold mengangkat sebelah alisnya dan menyilangkan kedua tangannya didada bidang miliknya itu. "Kau masih bertanya apa yang kuinginkan, Jack?"

Arnold menyelidik Jack yang terlihat sangat ketakutan itu. "Kau tau sejak dulu aku tak suka dibohongi. Kau sudah lama menjadi orang kepercayaanku dan bekerja untukku. Tetapi kau melakukan kesalahan yang sangat aku tidak sukai. Apa semua uang dan kenyamanan yang kau dapat masih kurang untuk mencukupi kebutuhanmu?"  sambung Arnold dengan tatapan dingin yang mampu mengintimidasi siapapun.

Jack tak mampu menjawab semua pertanyaan Arnold. Ia takut dan teramat sangat takut sekarang. Habislah ia dengan Arnold sekarang juga.

Jack tersungkur dan memohon maaf dikaki Arnold. "Maafkan aku, tuan. Maafkan aku."

Arnold menendang Jack agar menjauh dari kakinya. Ia sangat benci dengan orang yang sudah melakukan kesalahan tanpa memikirkan risiko. Namun, kalau sudah ketauan pasti memohon-mohon seperti saat ini. Menjijikkan.

Arnold mengangkat tangannya didepan wajah Pedro. Pedro menyerahkan sebuah pistol yang sering digunakan Arnold untuk melumpuhkan lawannya.

Dorrr!!!

Suara tembakan menggema diseluruh ruangan itu. Tembakan Arnold tepat mengenai kaki kiri Jack. Jack meringis kesakitan dan memohon agar Arnold tak membunuhnya begitu saja.

"Kumohon, tuan. Aku akan memperbaiki kesalahanku dan tak membohongimu lagi. Kumohon, tuan." ucap Jack yang menahan sakit yang teramat sangat dikaki sebelah kirinya itu. Semoga Arnold mau memaafkan dan tak menghabisi nyawanya saat itu juga.

Arnold menyerahkan pistol yang digunakannya untuk menembak Jack tadi kepada Pedro. Mungkin tak ada salahnya memberi satu kesempatan lagi pada Jack. "Jika sekali lagi kau melakukan hal yang sama. Maka tak ada pengampunan untukmu." Arnold masih setia dengan nada dingin dan ekspresi yang tak bisa dijelaskan itu.

"Kau obatilah lukamu itu dengan uang yang kau ambil dari hasil  pelelangan itu. Jika kau melakukannya lagi tanpa sepengetahuanku, habislah nyawamu saat itu juga." Arnold berlalu pergi meninggalkan Jack yang masih meringis kesakitan. Penjaga yang berada didepan tadi datang dan langsung menolong Jack untuk berdiri.

"Kemana kita pergi, tuan?" Pedro memastikan tujuan mereka.

"Kembali ke mansion saja, Pedro. Aku sangat lelah." Arnold memejamkan matanya dan meletakkan leher dan kepalanya di penyangga kepala dikursi penumpang itu.

Arnold sesekali membuka kedua matanya dan melihat jalanan yang tak terlalu ramai. Ini masih jam kerja, wajar saja jalanan tidak terlalu ramai. Orang masih berkutat dengan komputer dan data-data yang harus diselesaikan.

Arnold kaget saat ia melihat kesebelah kanan tampak seorang gadis berpakaian casual sedang berjalan ditrotoar. Ia tau kalau gadis itu adalah Ivanna. Wanita yang selalu mengganggu pikiran dan perasaannya sejak pertama kali bertemu.

"Ikuti gadis itu, Pedro." Arnold menunjuk kearah Ivanna.

Pedro memastikan siapa wanita yang dimaksud tuannya itu. "Bukankah itu Nona Ivanna, tuan?"

"Ya, ikuti dia." Arnold masih terus memperhatikan Ivanna agar tak kehilangan jejak wanita itu. Bukannya jam segini seharusnya ia berada di kantor dan menyelesaikan semua dokumen dan pendataan? Tapi mengapa ia malah berjalan seperti tak tau arah kemana ia akan pergi?

Ivanna duduk dikursi yang ada ditrotoar jalan itu. Ia hanya ingin beristirahat sejenak.

"Kau bawa dia padaku sekarang. Bagaimanapun caranya." Arnold menunjuk Ivanna yang duduk dikursi itu seorang diri.

Pedro mengangguk mengerti. Ia mengambil tissue untuk membekap mulut Ivanna nanti.

Langsung saja Pedro menghampiri Ivanna dan membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara. Ivanna terus berontak. Namun, kekuatan Ivanna tak bisa dibandingkan dengan kekuatan Pedro. Lelaki itu sangat kuat diusianya yang terbilang tidak terlalu muda lagi.

Pedro memasukkan Ivanna kedalam kursi penumpang tepat disebelah Arnold. Lalu menjalankan mobil itu lagi.

Ivanna meringis kesakitan. Pergelangan tangannya sangat sakit karena Pedro menariknya terlalu kuat.

"Apa kabar, sayang?"

Ivanna kaget dan langsung melihat kearah Arnold. Suara itu tidak asing lagi sekarang ditelinganya.

"Kau..." pekik Ivanna kesal. Arnold lagi, Arnold lagi.

Arnold terkekeh melihat ekspresi Ivanna. Saat marah sekalipun ia terlihat sangat lucu. Seperti anak kecil, walaupun sudah dewasa.

"Kau merindukanku kan?" tanya Arnold dengan percaya dirinya.

Ivanna membalikkan badanya dan menatap lurus kedepan. " Kau jangan terlalu percaya diri. Aku tak pernah merindukanmu sama sekali. Memikirkanmu saja tidak." ucap Ivanna acuh.

Arnold mengangkat dagu Ivanna. "Mulai sekarang aku akan membuatmu memikirkanku terus." ucap Arnold dengan seringaian nakalnya dan mengecup bibir Ivanna sekilas.

Ivanna melotot dan kaget. Bagaimana bisa? Saat ini mereka sedang tidak berdua, melainkan bertiga. Pedro berdehem dan melihat Ivanna yang kaget dari kaca depan mobil itu.

Ivanna melepas tangan Arnold dari dagunya. "Kau memang gila. Seharusnya dari awal aku tak pernah dipertemukan denganmu, sialan." umpat Ivanna kesal.

Arnold tertawa pelan namun terkesan mengejek Ivanna. Entah mengapa lelah yang dirasakan Arnold tadi seketika hilang begitu saja karena bertemu dengan Ivanna. Arnold senang bahkan sangat senang bertemu dengan Ivanna. Wanita yang senantiasa datang kepikirannya tanpa diundang dan diizinkan.

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT
Tbc.

המשך קריאה

You'll Also Like

5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
638K 42.1K 61
Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia menikah dengan yang lain. Set...
688K 108K 41
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.2M 60.2K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...