Sweet Dream

nanaanayi द्वारा

621K 45.4K 6.2K

Bagai bumi dan langit, seperti mentari dan rembulan. Perbedaan keduanya begitu kentara, hingga sebuah takdir... अधिक

01. Hinata
02. Naruto
03. Benang Merah
04. Tragedi Karaoke
05. Pandangan Pertama
06. Cabe Merah
07. Tiga Hati
08. Permainan Hati
09. Jodoh ?
10. Pertemuan Keluarga
11. Keberhasilan yang Tertunda
12. Pelarian dan Umpan
13. Langkah Awal
14. Calon Mertua
15. Mengenal Mereka
16. Kesal Tapi Bahagia
17. Bersamamu...
18. Bersamamu Lagi...
19. Bujukkan
20. Perjanjian Untung/Rugi
21. Kencan Ramai-Ramai
22. Bimbang
23. Nyaman
24. Harapan
25. Undangan
26. Sebuah Tanggung Jawab
27. Lavender dan Bunga Matahari
28. Ini Benar-Benar Cinta
29. Familly Gathering 1
30. Familly Gathering 2
31. Benteng Takeshi Gagal
32. Goyah -1-
33. Goyah -2-
34. Rindu Yang Tertahan -1-
35. Rindu Yang Tertahan -2-
36. Ketika Hati Harus Memilih -1-
37. Ketika Hati Harus Memilih -2-
38. Hari Manis Terakhir Dimusim Ini -1-
39. Hari Manis Terakhir Di Musim Ini -2-
40.Sesuatu Yang Salah -1-
41. Sesuatu Yang Salah -2-
43. Maaf Harus Melibatkan Mu -2-
44. Rencana Pengkhianatan -1-
45. Rencana Pengkhianatan -2-
46. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -1-
47. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -2-
48. Pantaskah Dipertahankan? -1-
49. Pantaskah Dipertahankan? -2-
50. Petaka Besar -1-
51. Petaka Besar -2-
52. Cinta Yang Terlambat -1-
53. Cinta Yang Terlambat -2-
54. Perjuangan Terakhir -1-
55. Perjuangan Terakhir -2-
56. Restu Yang Pupus -1-
57. Restu Yang Pupus -2-
58. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -1-
59. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -2-
60. Kesempatan Terakhir
61. Pembuktian Cinta -1-
62. Pembuktian Cinta -2-
63. Akhir Mimpi Indah Yang Menjadi Nyata
64. Epilog
65. Dokumentasi

42. Maaf Harus Melibatkan Mu -1-

8.4K 706 140
nanaanayi द्वारा

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Song Fic : Sad Run
Ost. Citty Hunter

...

Turun dari podiun tempatnya memberi keterangan resmi pada awak media. Riuh ucapan selamat dan ajakkan berjabat tangan oleh para rekan, menyambutnya. Ucapan bangga dan pujian di layangkan oleh rekannya sesama polisi. Kembali, polisi kebanggaan Negeri Matahari Terbit ini menorehkan prestasi di karir kepolisiannya, jabatan Ajudan Komisaris Polisi kini tinggal menunggu waktu untuk tersemat dinamanya.

Sambil kewalahan meladeni para rekan yang berjabat tangan memberikan selamat padanya, Naruto berusaha mencari keberadaan Pimpinan Tertinggi Institusinya. Sarutobi Asuma, pria paruh baya yang memegang jabatan tertinggi di kepolisian Jepang itu sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.
Padahal setiap kali Naruto menorehkan prestasi, Asumalah yang akan menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat pada Inspektur kebanggaannya ini. Menyingkir dari kerumunan para polisi itu, Naruto memutuskan untuk menyambangi hasil buruannya yang kini meringkuk di ruang interograsi.

Menyusuri lorong gedung Divisi Anti Narkoba yang menjadi kantornya. Naruto mempercepat langkahnya sambil meremas telapak tangannya, hingga tulang-belulang jemarinya menghasilkan bunyi gertakan. Pria itu sudah tak sabar menginterogasi dan menghajar babak belur.

"Dobe!" Panggilan yang amat di kenali oleh telinganya itu, terpaksa menghentikan langkahnya.

Uchiha Sasuke, sahabat karibnya itu berdiri dihadapannya dengan senyuman dingin nan angkuh, khas para Uchiha. "Omedetou.." Ucapnya datar sembari mengulurkan tangan.

Naruto tersenyum miring mendengar ucapan selamat dari sahabat karibnya itu, berita mengenai tertangkapnya Toneri kini telah menyebar ke seantero Jepang. Menerima uluran sang sahabat, Naruto langsung menarik Sasuke kedalam pelukannya. Sasuke menepuk pelan bahu kekar sahabat kuningnya itu. Rasa bangga tersemat dalam hati kecilnya, ketika sahabat yang telah ia anggap seperti saudara sendiri, kembali menorehkan prestasi.

Tanpa mereka sadar, seorang polisi dengan pangkat Brigadir Satu sedang menatap horor kegiatan berpelukan dua sahabat ini. Orang itu tak lain tak bukan adalah Inuzuka Kiba. 'Inspektur, Uchiha-san, kapan kalian akan menyadari kelainan yang kalian idap. Semoga Kami-sama segera memberi pencerahan pada kalian.' Batin Kiba, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

...

"Kau tak perlu sampai datang ke kantorku Teme jika hanya untuk menyampaikan selamat." Kekeh Naruto setelah pelukan mereka terlepas.

"Khe..." Sasuke mendengus geli sambil mengusap batang hidungnya. "Seperti tidak punya pekerjaan saja, datang kemari hanya untuk memberikanmu ucapan selamat." Satu tangan Sasuke kini ia masukkan kedalam saku celana bahan biru dongkernya.

Naruto berkacak pinggang sambil memicingkan pandangan safir birunya. "Lalu untuk apa kau kesini?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Pengadilan, mengutusku untuk menjadi Jaksa Penuntut dalam kasus Ootsutsuki Toneri."

Tersenyum puas, itulah hal pertama yang dilakukan oleh Naruto ketika mendengar jawaban dari sahabatnya. Sebuah kabar yang bagus, Sasuke tak pernah melepaskan terdakwanya dari jeratan hukum dengan sangat mudah.

"Tunggulah diruanganku." Menepuk pelan sahabat ravennya, Naruto memasang cengiran lima jarinya yang membuat Sasuke membuang muka. "Akan kuubah status Ootsutsuki itu dari tersangkaku, menjadi terdakwamu." Jawab Naruto tanpa keraguan, yang di tanggapi senyuman tipis oleh Sasuke.

...

Tangan sewarna madunya baru saja akan menggenggam kenop pintu besi yang menjadi akses kuat menutup ruangan interogasi, dimana Toneri tengah meringkuk. Namun pintu besi itu sudah lebih dahulu terbuka, membuat Naruto sontak menarik tangannya.

"Komisaris..." Sedikit terkejut saat melihat orang yang keluar dari ruangan mengerikan itu adalah pimpinannya. Naruto buru-buru memasang sikap hormatnya.

"Naruto, bisa ikut ke ruanganku sekarang?"

Pertanyaan yang merupakan perintah itu terlontar dingin dari mulut Asuma. Terutama sang Komisaris yang memiliki hubungan baik dengannya itu sama sekali tak mau menatap wajah Inspektur kebanggaanya itu.

Mengangguk sebagai jawaban dari perintah sang atasan, Naruto melangkahkan kaki jenjangnya mengikuti langkah Asuma. Beribu pertanyaan bersarang di kepalanya. Tentang apa yang dilakukan Asuma di ruangan Interogasi.

Bukan tugas Asuma selaku pemimpin tertinggi di Institusi Kepolisian untuk turun tangan langsung menginterogasi seorang tahanan. Terlebih lagi perintah Asuma agar Naruto segera keruangannya, setelah sang Komisaris keluar dari ruangan isolasi tersebut.

...

Amplop cokelat berukuran sedang yang tertutup rapat itu di letakkan Asuma begitu saja diatas meja kerjanya. "Untukmu." Ucap sang Komisaris dingin.

"Apa itu Komisaris?" Naruto meraih amplop cokelat itu dari meja sang pimpinan.

"Buka saja."

Dengan cekatan tangan sewarna madu itu, berobek ujung amplop cokelat itu, dan mengambil kertas putih bertekstur keras yang terdapat di dalamnya.

"Foto itu diambil dihari dimana kau ku perintah menggeledah gudang gadis itu. Aku bahkan mendapat rekaman video bagaimana kau memindahkan barang bukti itu." Raut kekecewaan terpatri jelas diwajah pimpinan tertinggi Kepolisian Jepang ini. "Jujur aku kecewa dengan mu." Bangkit dari kursi kebesarannya. Langkah Asuma menuju Inspektur yang dulu begitu ia banggakan.

"Inspektur, saya..."

Asuma menepuk sekilas bahu Naruto ketika mereka saling berpapasan. "Aku perintahkan kau menjadikan Hyuuga Hinata sebagai saksi kunci kasus ini."

Tubuh Naruto menegang seketika, perintah sang Komisaris bagai sambaran petir baginya. Ia rela melakukan cara kotor seperti ini agar Hinata sama sekali tidak dilibatkan dalam kasus ini. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, gadis itu akan tetap masuk dalam kasus ini, akibat permainan yang ia buat sendiri.

"Setelah kasus ini selesai baru aku pikirkan sanksi apa yang pantas untukmu. Kau boleh melanjutkan interogasi padanya, aku sudah membuat berita acara hasil interogasiku. Dia mengakui barang itu miliknya. Tapi dia tidak merasa membawanya dalam mobil. Dia meletakkan benda haram itu di gudang butik Hyuuga Hinata. Kali ini jangan lakukan kecurangan. Aku sedang berusaha menyelamatkan karirmu dengan membawa nona Hyuuga itu dalam kasus ini. Jika kementerian pertahanan sampai tahu kau mencurangi barang bukti kau bisa di berhentikan secara tidak hormat."

Naruto menghela nafas pasrah ketika Asuma melepaskan tangan dari bahunya.

"Tolong jangan rusak kepercayaanku lagi, Inpektur Namikaze."

Sebuah kalimat yang di lontarkan Asuma sebelum meninggalkan dirinya, mengukir rasa bersalah teramat dalam dihati sang Inspektur. Pria paruh baya yang ia anggap ayah sendiri itu menaruh kepercayaan besar padanya. Bahkan memberi kesempatan kedua.

Namun sayang kesempatan kedua yang diberikan oleh Asuma adalah dengan menyeret gadis tercintanya kedalam kasus yang ia tangani. Kasus yang akan sangat berpengaruh pada reputasi dan psikologis seorang Hyuuga Hinata. Kali ini ia tak punya pilihan lain.

...

Gelap, hanya ada satu lampu gantung yang menjadi sumber penerangan di ruangan ini. Terdapat satu meja dan dua kursi di tengah ruangan gelap itu.

Satu kursi yang disediakan untuk sang pesakitan kini tengah diduduki oleh pria bersurai perak yang duduk sambil menundukkan wajahnya dengan bertumpu pada dua punggung tangannya.

Semetara satu kursi tepat dihadapan kursi sang tersangka, satu kursi lagi disediakan untuk sang penginterogasi.

"Borgol tangannya!"

Kalimat perintah itu sontak membuat Toneri menegakkan wajahnya. Menatap lekat Naruto yang berdiri diambang pintu ruang interogasi.

Dua orang polisi yang sejak tadi berdiri di depan pintu sebagai penjaga, kini bergerak maju mendekat padanya atas perintah pria tegap bermata jernih bak lautan, yang baru saja datang.

Tanpa buang waktu satu orang polisi itu menahan pergerakanya, lalu satu orang polisi yang lain menyatukan tangannya kebelakang kursi dan memborgol kedua pergelangan tangan itu.

"Kalian boleh keluar!" Perintah pria yang menjabat Inspektur itu pada dua polisi tersebut.

...

Bugh

Satu kepalan tangan kekar Naruto mendarat tepat dirahang tirus Toneri, hingga meninggalkan lebam yang membiru. "Apa yang kau katakan pada Komisaris, sialan?!!!" Terengah menahan emosi, Naruto bertanya dengan jarak yang sangat dekat dihadapan wajah Toneri.

"Khe..., sederhana... aku hanya mengaku, barang itu memang milikku, tapi seingatku aku menyimpannya di butik kekasihku, bukan membawa-bawanya di dalam mobil."

...

Bugh

Bugh

Bugh

Dua polisi yang tadi berjaga di dalam ruang interogasi, kini meringis saat mendengar suara bogem mentah dari luar ruangan itu. Mereka tak dapat membayangkan nasib sang tersangka yang mendapat bogem mentah
dari Inspektur mereka.

...

"Dobe kenapa lama sekali? Kulihat tadi kau sempat mengikuti Komisaris."

Naruto, mengabaikan pertanyaan sahabat Temenya yang bahkan sengaja berdiri ketika ia memasuki ruangan kerja. Sang inspektur lebih memilih menyambangi meja kerjanya dan mengambil kasar gagang telepon yang terletak di meja. "Amaru ke ruanganku, sekarang!"

Membanting gagang telepon itu dengan sangat kasar, sesaat setelah memutus sambungan. Tangannya lalu meraih kasar sebuah pulpen dan kertas post it lalu menulis cepat disana. Ia bahkan tak menyadari Sasuke mulai membaca gerak-geriknya.

Hingga seorang gadis berseragam karyawan sipil kepolisian masuk kedalam ruangan itu. "Anda memanggil saya Inspektur?" Tanya gadis bernama Amaru itu.

Naruto menyodorkan kertas pos it yang sudah ia tulis dan langsung diterima oleh Amaru.

"Hubungi dia dan minta datang pukul sepuluh pagi ini, sebagai saksi kasus Ootsutsuki Toneri. Jika dia bersikeras, beritahu aku, aku sendirilah yang akan menjemputnya."

Sepeninggal Amaru, pria Uchiha itu berjalan mendekat kearahnya. "Kau melakukan kecurangan untuk melindungi gadismu?"

Kepala kuning Naruto yang menunduk bertopang tangan karena memikirkan kasusnya, mendongak saat Uchiha Sasuke melayangkan pertanyaan padanya.

"Dan sekarang kau terjebak dalam permainanmu sendiri?"

Kepala kuningnya mengangguk menanggapi spekulasi sang sahabat. Bersiap mendengarkan kata-kata bijak yang akan di keluarkan Uchiha Sasuke sebagai pencerahan untuknya.

"Kasus harus tetap berlanjut Dobe, kau adalah abdi negara. Dan Hinata, biarkan dia tahu siapa pria yang selama ini ia percaya. Mungkin dengan cara pahit seperti ini dia akan tahu yang sebenarnya. Kenyataan harus di ungkap. Meski ini akan berdampak pada nama baik Hinata dan butik kebanggaannya."

...

Sasuke baru saja akan keluar dari ruangan Naruto, ketika Amaru, pegawai sipil Kepolisian itu masuk lagi kedalam ruangan sang Inspektur.

"Ada apa Amaru?" Naruto melangkahkan kakinya mendekat pada Amaru. Sementara Sasuke menghentikan langkahnya.

"Nona Hyuuga Hinata sudah ada di loby."

"Biar aku yang menemuinya."

...

"Hime....." Panggilan sayang itu, masih di serukan Naruto, sekalipun di tempat ini status mereka adalah penyidik dan saksi.

Hinata menoleh ke sisi kiri dimana Naruto berjalan cepat menghampirinya. Ia berdiri dari kursi ketika langkah Naruto kian dekat dan ketika sang Inspektur berdiri dihadapannya.

Plak.

Tamparan dari jemari lembut Hinata mendarat di rahang tegas kecokelatannya. Keadaan loby yang sedang kosong memang menyelamatkan reputasinya akibat tamparan Hinata.

Namun tidak hatinya. Ketika tanpa mendengar penjelasan darinya gadis yang begitu ia percaya dan ia lindungi menampar kasar wajahnya.

"Belum puas Inspektur Namikaze? Belum puas mempermainkan hati saya? Demi menangkap penjahat itu, lalu melibatkan saya dalam kasus ini, hingga orang-orang anda memasang garis polisi di butik saya dan memaksanya tutup?!"

Deg. Jantung Naruto terpompa kuat mendengar kalimat terakhir Hinata. Demi nyawanya, ia tak pernah mengerahkan kesatuannya untuk menutup butik Hinata, hingga memasang garis polisi disana.

"Aku yang memerintahkannya." Seseorang dari arah berlawanan menjawab apa yang menjadi pertanyaannya .

つづく
Tsudzuku

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

61.8K 5.9K 27
Kisah tentang dua insan yang memulai hubungan untuk tujuan masing-masing. Bukan atas dasar cinta. Bukan karena adanya perasaan. Mereka sangat menging...
71.4K 6.4K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
334K 17.7K 53
Mereka berdua telah menikah namun tidak ada satupun sahabat,rekan kerja dan kerabat yang mengetahui mereka sudah menikah yang mengetahui hanya ibu da...
19.6K 1.1K 27
ini versi fanfic dari aku, kalau versi Korea judul Dramanya Playful Kiss, tapi aku lebih suka dengan versi Jepangnya.. Itazura Na Kiss hehehe