BEAUTIFUL, JUST THE WAY YOU A...

By tangga10

8K 522 107

Sebuah cerita tentang wanita yang memiliki kelebihan berat badan(over weight), setelah benar-benar tak mampu... More

Sinopsis Sementara
Part 01 - Prolog
Part 02- love Again ?
Part 03 - Destiny?
Part 04 - Love You Too
Part 05 - Seoul, South Korea
Part 06 - Pure ?
Part 07 - Hesitant
Part 08 - Come
Part 09 - Remember
Part 10 - Surprise
Part 12 - My First Kiss
Part 13 - Heaven? haha..... JUST YOUR DREAM!!
Part 14 - Ready For Plastic Surgery
Part 15 - Plastic Surgery On Process
Part 16 - Plastic Surgery End, Lyna Was Reborn
Part 17 - What!, You Love Me?
Part 18 - I M Not Lyna Anymore!
Part 19 - Lee's Love ( Love in progress)
Part 20 - Kayden Surprise
Part 21- Fake BoyFriend, Kyu

Part 11- It's Begin

223 22 0
By tangga10



Kayden POV

Aku terkejut saat mendengar suara sebuah kotak yang dibuka dengan kasar, terpaksa aku menghentikan lumatanku pada bibir seksi Aiko, keterkejutanku semakin bertambah saat mengetahui seseorang yang kini tampak berdiri dengan wajah penuh amarah bercampur kekecewaan adalah Lyna, kekasihku. Segera kupungut bajuku dari lantai dan mengenakanya seadanya untuk menutupi bagian atas tubuhku.

" Lyna, kau-----" ucapku terputus. Berlahan kulihat aliran air mata turun daru sudut matanya

" aku akan menjelaskanya, ini tak seperti yang kau lihat." Ucapku tak yakin , hanya itu yang kini mampu keluar dari bibirku

" siapa wanita itu?" tanya Aiko, aku tak memperdulikanya.

Lyna benar-benar terlihat sangat marah dan kecewa. Tanganya terkepal ia menatapku sedih. Aku berjalan mendekatinya dan berusaha memegang tanganya. Namun ia dengan kasar menghempaskan peganganku.

" mengapa kau lakukan ini padaku ?" suara Lyna terdengar bergetar. Tangan kirinya menghapus airmatanya, ia berusaha kuat.

"aku-----" aku tak mampu menjawab pertanyaanya.

" dan wanita itu?" tanya Lyna lagi.

Aiko tampak masih belum memahami keadaan ini, ia berjalan kebelakangku.

" aku kekasihnya" ucap Aiko mantap, ia menatap Lyna datar,

" apa itu benar Kay?" suara Lyna terdengar semakin bergetar.

Aku menundukan kepalaku dan mengangguk pelan.

Lyna menengadahkan kepalanya dan kembali menghapus airmatanya.

" aku seharusnya tahu" ucap Lyna, kini ia tampak lebih tenang, namun kekecawanya tampak sangat dalam

Aku menatapnya malu, aku sangat menyedihkan.

" kau hanya memanfaatkanku Kay" ucapnya lagi menatapku semakin sedih.

" Lyna, ----aku akan menjelaskanya" ucapku dalam keraguan.

" sebenarnya kau siapa?" Aiko yang sedari tadi hanya memerhatikan, sepertinya mulai tertarik dengan apa yang sebenarnya terjadi.

" tanya pada kekasihmu ini" ucap Lyna

Lyna segera memerhatikan posisinya dan hendak keluar dari kotak itu, namun karena kotak itu terlalu tinggi, ia pun terjungkal bersama kotak itu.

" awwhhh...." lina terjatuh bersama dengan kotaknya, sepertinya siku Lyna terluka, aku refleks segera mendekat berniat membantunya, namun Lyna menghapaskan tanganku. Ia berdiri dengan susah payah, terlihat Aiko melirikku heran. Lyna membenarkan pakaianya dan bergegas pergi tanpa menatapku, aku memcoba menahanya, namun tak ada yang bisa mencegah Lyna disaat seperti ini, dengan tergesa-gesa ia mengambil koper yang ternyata terletak tak jauh dari sofa. Ia membuka pintu dan segera meninggalkan apartmnku.

" siapa dia?" tanya Aiko, setelah melihatku duduk ,

" kekasihku" aku menunduk. Aku benar-benar memalukan,

" kau----" ucapanya terputus.

" yah....kini kau mengetahui siapa aku" ucapku masih menunduk lemah.

"aku tak menduga ini sebelumnya, ternyata kau bajingan Kay" ucap Aiko, sepertinya ia kecewa padaku.

" LIHAT AKU!" Aiko tampak menahan emosinya.

Aku berdiri dan menatpnya yang kini tampak benar-benar kecewa.

"PLAAAAKKK" sebuah tamparan mendarat di pipi kananku. Tak ada yang dapat kulakukan, saat ini aku bener-benar tak bisa berfikir dengan benar .

" maafkan aku...Lyna" gumamku tak memerhatikan Aiko yang kini manatapku penuh kekecewaan..

Tak lama kemudian, Aiko mengambil kasar tasnya dari sofa dan meninggalkanku, terdengar suara pintu dibanting kuat.

Saat ini aku benar-benar kacau , bagaimana tidak, Lyna dan Aiko keduanya meninggalkanku. Tak terasa sesuatu keluar dari sudut mata kananku, aku menangis?, aku segera menghapusnya.

Kukancingkan pakaianku dan segera mengambil kunci mobil, aku berencana untuk mengejar Lyna. Aku berlari menuju parkiran dan langsung menemukan mobilku.

**

"Dimana kau..........."gumamku memerhatikan kanan dan kiri jalan, sambil tetap berkonsentrasi mengemudi.

" maafkan aku.........." ucapku lirih.

Saat ini yang ada di pikiranku hanya Lyna, bagaimana bisa aku menyakiti perasaan wanita sebaik Lyna, bahkan setelah ia membantuku, aku benar-benar merasa sangat hina dan menyedihkan, memanfaatkan wanita yang selama ini mencintaiku dengan setulus hatinya.

" kau bodoh Kayden" ucapku pelan sambil memukul stir kemudi mobil ini dengan kuat.

************************************************************

Lyna POV

Kubanting keras pintu apartmen Kayden dan secepatnya menyeret koper ini. aku tak tahu harus pergi kemana. Yang ada dipikiranku sekarang adalah pergi sejauh mungkin. Dalam kesedihanku, aku berhenti disebuah halte bus, tak lama sebuah bus datang, aku menaikinya tanpa mengetahui kemana tujuan bus ini.

Kulangkahkan kakiku menaiki tangga pintu bus dan mengangkat koperku dengan susah payah, saat pintu tertutup otomatis, aku bahkan belum duduk, tiba tiba saja bus ini berjalan. Aku yang belum siap langsung terjerembab jatuh di samping sopir, karena tubuhku yang besar, membuatku sulit berdiri, kulihat koper disebelahku yang tampak terbuka mengeluarkan seisinya.

" ahh,,,," suaraku pelan , kedua tanganku berusaha sekuat tenaga memegang tiang yang dekat denganku, sementara bokongku sepertinya terjebak dan sulit untuk melepasnya.

" ahh....." aku terus berusaha untuk berdiri, namun sia sia.

Sementara itu, para penumpang lain tak ada satupun yang berniat utuk membantuku berdiri, bahkan mereka hanya memerhatikanku, dari pandangan mereka seperti tersirat kata-kata " menyedihkan", " gajah terjebak" atau " kasihan sekali gajah ini" keadaan ini membuatku semakin sedih, aku benar-benar terlihat sangat-sangat menyedihkan.

Bagaimana mungkin dari semua penumpang ini tak ada yang bersedia membantuku?, apakah karena fisiku yang membuat mereka enggan?, atau mereka malu jika harus menjadi pahlawan kesiangan yang menyelamatkan seekor induk gajah yang terjebak?. Entahlah begitu banyak pertanyaan negatip yang muncul dikepalaku. Mereka semua hanya menatapku tanpa melakukan apapun, sementara itu, diriku yang bersusah payah berdiri ini semakin merasakan sesuatu yang menyakitkan didalam dada kiri, sesuatu yang tak mampu dijelaskan, hanya wanita bernasip sial sepertiku yang mamapu merasakanya.

**

Setelah bersusah payah berdiri dan memasukan kembali barang-barangku yang tercecer, kusembunyikan sebisaku wajah menyedihkan ini, aku tak ingin warga Jepang yang sangat 'terhormat' menilaiku semakin menyedihkan. Aku memilih turun di pemberhentian selanjutnya. Dimana aku? aku sendiri tak mengetahuinya. Yang kutahu, aku harus segera keluar dari bus itu. Dalam kondisi yang benar-benar menyedihkan ini, dengan kepala yang tertunduk, dan dandanan yang tak karuan lagi, aku berjalan pelan menyusuri jalan sambil menyeret koperku malas, terdengar orang orang yang melewatiku berbisik dalam bahasa Jepang, namun dari lirikan mereka, aku yakin mereka sedang membicarakanku atau bahkan mengejeku lebih-lebih menghinaku.

Aku memutuskan untuk berhenti berjalan saat melihat kursi kosong. Beberapa orang melewatiku dengan tatapan jijik dan menghina. Aku menunduk dan kembali menangis pelan menahan isak yang menjadi-jadi.

-kenapa kau melakukan ini Kay?-

-apa salahku?-

-selama ini aku selalu menurutimu-

Airmataku semakin deras turun dari kedua mataku yang pasti memerah

Bayanganku melayang mengingatkan beberapa moment indah saat bersamanya, saat ia menatapku penuh cinta, saat ia melakukan hal romantis yang membuatku 'mabuk' karenaya, atu saat ia menggenggam tanganku erat ditaman Duryu waktu itu, semua kenangan itu seperti film yang terus berputar mengelilingi fikiranku, namun setelah kejadian hari ini, semua hal manis yang ia pernah lakukan berlahan tampak kabur dari pikiranku. Entahlah, rasanya sangat menyakitkan. Seperti terjatuh dari gedung tinggi, tanpa perangkat keselamatan. Aku benar- benar terhempas sangat kuat.

Rasa sakit ini melebihi rasa sakit yang kurasakan saat dicampakan oleh kekasihku yang lain, rasanya beribukali lipat. Ia yang kupercaya menjaga hatiku, dengan sadar menghunusnya. Kali ini aku benar-benar hancur, sehancur-hancurnya, rasanya aku ingin mati saja.

Kuhapus airmataku dan kurasakn perih di siku kananku, sepertinya ini akibat jatuh terjungkal saat di apartmen Kayden tadi,

" awwwwhhhh..." rasanya sangat perih. Ada luka gores disana, sedikit berdarah

-Luka ini tak sebanding dengan rasa sakit yang Kayden beri untuku hari ini- gumamku

**

Sudah seminggu aku di Seoul, ingin rasanya menghubungi sahabatku satu-satunya, Lucy, namun ini adalah hari bahagianya. Aku tak mungkin menghancurkanya. Berkali-kali hpku bergetar, ada ratusan panggilan dan puluhan pesan dari Kayden, Mr,Parker, Lucy, Justin, bahkan Mr.Lee, semuanya kuabaikan.

Aku sengaja pindah rumah dan menyewa sebuah apartment kecil. Aku tak memperdulikan lagi pekerjaanku, bahkan jika Mr.Parker memecatku sekalipun. Tak ada tempat bagiku untuk mengadu, hanya kesedihan mendalam. Teringat bagaimana kedua orang tuaku meninggalkanku sendiri didunia yang kejam ini, bagaimana orang-orang memerlakukanku, merendahkanku, semuanya terekam jelas dikepala ini. ada rasa sakit yang sangat menyakitkan setiap mengingat semuanya. Bagiku semuanya terasa menyekitkan aku benar-benar terluka, dengan luka yang teramat dalam dan sepertinya akan sulit diobati.

-kau tak pantas bahagia Lyna- batinku

-lihatlah dirimu-

-kau hanya bahan lelucon tak berguna-

-lihatlah orang-orang menatapmu jijik-

-mati saja kau, Lyna-

-kau hanya membuat bumi ini semakin berat-

-tak ada yang menginginkanmu-

-enyahlah keneraka-

Kalimat-kalimat aneh terus menggema dikepalaku, aku menahanya namun percuma, semuanya terdebgar jelas dan semua kalimat itu erasa nyata.

Kubenamkan kepalaku pada dua lutut yang kutekuk, aku bersender pada kulkas. Aku kembali menangis, betapa menyedihkan hidupku ini. apakah hidupku akan berakhir seperti ini?.

**

Aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya sekarang. Dengan pakaian yang benar-benar lusuh, rambut yang tak lagi kusisir dan wajah yang sangat menyedihkan aku berjalan menuju dapur dan mencari sesuatu yang tajam. Aku memutuskan memilih pisau dapur. Aku berjalan kekamar dan menatap sekeliling.

Aku duduk dipinggir ranjang dan melirik pergelangan tangan kananku. Kuperhatikan dengan seksama, hampir tak terlihat ada vena atau arteri disana, semuanya tertutup lapisan lemak.

" apakah akan sakit" gumamku, keraguan berlahan muncul saat membayangkan rasa sakit yang akan kurasakan saat pisau dapur ini berhasil memutus nadiku.

Kubuka laci meja disamping ranjang ini, dan kutemukan sebuah silet yang kubeli saat tiba diapartmn ini.

" apakah jika menggunakan silet ini sakitnya akan berkurang?" gumamku lagi, keraguanku semakin besar saat terbayang rasa sakitnya. Aku teringat saat tanganku tertusuk jarum yang kugunakan untuk menjahit, bahkan hanya jarum kecil saja membuatku menangis selama hampir tiga jam, bagaimana jika silet? Bahkan pisau?, pasti akan sangat sakit.

"baiklah" ucapku pelan,

Ku gunakan ujung pisau yang tak terlalu tajam untuk menusik ujung telunjuk kananku.

"awwww" erangku, bahkan ujung pisau yang tak berhasil menembus kulitkupun terasa sakit, bagaimana jika nadiku yang terputus dan mememancarkan darah?. Aku bergidik ngeri.

Kuletakan kembali pisau itu dan memandang silet.

" kurasa akan sama saja" gumamku pelan.

" argggggghhhh" erangku, aku benar-benar kesal pada diriku sendiri. Aku ingin mengakhiri semuanya namun tak mampu menahan sakit, benar-benar menyedihkan.

**

Malam harinya sebuah ide kembali muncul. Aku keluar apartment dan bergegas menuju sebuah minimarket tak jauh dari apatmenku. Dengan jaket tebal hitam aku masuk tak memperdulikan sapaan hangat kasir, segera aku menuju ke rak yang mendisplay obat-obatan pemusnah serangga.

" yang ini?" gumamku pelan saat memegang sebotol racun serangga bermerek INSECT KILLER

" atau ini?" kataku lagi pada diri sendiri memegang botol lain bermerek EXTRADIED INSECT aku benar-benar tak tahu apa-apa tentang racun serangga.

" aku biasanya menggunakan merek ini" seorang pria yang tiba-tiba berdiri disampingku menyerahkan sebotol racun serangga lain, itu membuatku kaget, ia bahkan lancar berbahasa inggris, kurasa ia tahu karena melihatku yang tak tampak seperti warga Korea

Aku memengang dadaku refleks karena kaget.

" jika kau menggunakan yang ini, dalam 2 jam, semua serangga, bahkan tikus dirumahmu akan musnah" ucapnya lagi penuh keyakinan.

Aku hanya menatapnya tak percaya.

"ah.....botol yang kau pegang itu tak mujarap, aku sudah mencobanya, butuh enam sampai delapan jam sampai serangga dirumahmu musnah, percayalah" jelasnya setelah melihat botol yang kupegang.

Aku mengacuhkanya dan mengambil botol yang ia sarankan tadi.

Setelah membayar, aku segera kembali ke apartmanku, segera kuambil gelas dan meletakanya di meja ruang tamu, aku duduk dan memandangi botol ini. Aku membayangkan bagaimana serangga bahkan tikus akan mati dalam dua jam. Betapa menyakitkanya. Bahkan aku tak mampu menyakiti hewan,

" dua jam?" gumamku pelan, aku kembali berfikir, bukankan itu waktu yang sangat lama? Aku harus menahan sakit selama itu? Aku kembali ragu.

Namun saat kuingat kembali nasipku, saat Kayden menghianatiku, saat orang-orang mengejek, menghina, bahkan merendahkanku, niatku kembali kuat. Kugenggam bolot racun itu, membuka tutupnya dan dengan yakin menuangkanya pada gelas. Kugenggam gelas itu dan mendekatkanya pada bibirku. Saat pinggiran gelas menyentuh bibirku, kuhirup bau yang sangat tidak enak, membuatku mual,

" uuhukkk uuhuuuukk" aku terbatuk saat bau racun ini memasuki lubang hidungku, segera kuletakan kembali gelas ini.

" bau sekali" ucapku.

" bagaimana ini?" gumamku

" bahkan ingin mati saja sulit" ucapku lagi pada diri sendiri

Kurasakan Hp ku bergetar ada nama Kayden disana, aku mengabaikanya. Tak berselang lama kembali hpku bergetar, nama Kayden lagi-lagi yang muncul. Setelah lima kali ia mncoba menghubingiku dan kuabaikan, sepertnya ia menyerah, namun kali ini sebuah pesan yang masuk,

From : Kayden

Maafkan aku Lyna

Kau dimana? Semua orang mengkhawatirkanmu.

Aku tersenyum kecut saat membacanya.

Kali ini sebuah pesan dari Lucy

From : Lucy

Lyna, kau jahat.

Dimana kau? Aku mengkhawatirkanmu bodoh.

Kau bahkan tak hadir di pernikahanku.

Aku membencimu.

Air mataku menetes saat membaca pesan Lucy. Aku benar-benar sahabat yang buruk. Aku bahkan tak menghadiri pernikahanya. Mengabaikan semua panggilan dan pesanya. Aku benar-benar menyedihkan.

" maafkan aku Lucy" gumamku pelan sambil mengusap airmataku.

Kembali kupandangi kelas berisi racun di hadapanku, dan kembali memegangnya.

" aku harus meminumnya" ucapku yakin menatap gelas ini.

Kembali kudekatkan gelas ini kebibirku

" uuuhhhhuukkkk uuuhhhhhuuuuukkkkk" batuku semakin keras saat kuhirup bau racun ini.

" aku tak bisa" gumamku.

Aku menyerah pada upaya kedua ini, kututup botol racun ini dan membuangnya kekotak sampah.

**

Pagi harinya setelah semalaman memikirkan berbagai cara untuk mengakhiriku, aku memutuskan untuk bergegas ke dapur mencari sesuatu.

Kubuka beberapa laci dan lemari mengobrak-abrik isinya

" ini dia..." gumamku saat menemukan seutas tambang yang cukup panjang.

Aku berjalan ke kamar dan menganbil kursi serta kuletakan ditengah-tengah ruangan ini dekat ranjang, kebetulan langit-langit kamar ini cukup tinggi.

Kutali tambang itu di langit-langit kamar membentuk lingkaran oval dengan simpul yang otomatis mengikat saat sesuatu menariknya, persis seperti perlengkapan hukuman gantung yang kusaksikan di televisi. Yah aku memilih cara ini!. menurutku tak akan sesakit saat nadiku terputus atau saat racun bau itu masuk kemulitku.

" ini akan cepat" gumamku

Akku segera menaiki kursi yang telah kupersiapkan, kudekatkan tambang itu mearah kepalaku dan saat hendak memasukan kepalaku ke bagian tambang itu, aku mengurungkan niatku.

" bagaimana jika tambang ini tak menjerat leherku dengan baik" gumamku, segera ku periksa lagi tali yang telah kupersiapkan tadi. Aku kembali memasukan kepalaku

" bagaimana jika kursi ini tak cukup kuat menahan bebanku" ucapku lagi, aku kembali turun dan memeriksa kuri yang akan kugunakan.

Setelah merasa semuanya siap, kumatikan semua lampu diapartmen dan segera menuju posisi semula, kumasukan kembali kepalaku pada tambang itu

" ayah......ibu.....Lyna akan menyusul kalian" gumamku,

Kurasakan airmataku mengalir dari sudut mataku, aku menghapusnya.

" Lucy....kau sahabat terbaiku, " ucapku mengingat semua kebaikan Lucy.

"Justin..... jagalah Lucy untuku"

"Mr.Lee...terimakasih telah membantuku..."

" Kayden..........." ucapanku terputus.

" semoga kau bahagia"

" semoga setelah kepergiaku......" ucapanku kembali terputus. Airmataku semakin deras mengalir, aku terisak

" hiks...hiks..hikssss."

" semoga setelah kepergianku kalian semua selalu bahagia...."

" aku menyayangi kalian semua" gumammku semakin pelan.

Kuperhtikan seisi kamar ini, hanya kegelapan.

" Ayah, Ibu, Lucy, Justin, Kyden......."

" selamat tinggal........"

************************************************

Weeeeeeeeeeeeeeeeeeh....

Selesai juga Part ini,

Mohon maaf jika masih ada typo dimana-mana,

Vote dan komen jika berkenan,

foto diatas sebagai pria diminimarket – Choi Minho

Happy reading...........

Continue Reading

You'll Also Like

39.9K 2.4K 17
Akankah lian kembali membuka hati untuk salma? ikuti cerita aku terus yaa
439K 37.6K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
926K 15.5K 44
Story Pertama😘 Renata dan kawan-kawan datang ke Desa Kamboja hanya untuk melakukan kegiatan KKN yang sudah ditentukan oleh pihak kampus, projak yang...
113K 358 15
ADULT ROMANCE 21+ [Beberapa part berisi adegab dewasa yang diprivat, follow dulu akun ini] Jasnie Foster sangat berambius menjadi ketu yayasan univer...