Unexpected Moments With You

Da adorablefaya

421K 25.8K 236

Faurine Alana Entah mengapa hari buruk seolah-olah tak berhenti mengikutinya. Pertama, hubungannya kandas set... Altro

-
Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Epilog

Chapter 14

16.5K 1.1K 10
Da adorablefaya

Kini Lana, Yanuar, dan juga Margareth tengah berdiri seraya memegang satu gelas wine ditangan mereka masing-masing.
Lana teringat ketika tadi mengucapkan selamat pada Raynar ia dibalas dengan senyuman oleh lelaki itu, sedangkan disebelahnya Keisha menatap sinis dirinya. Demi apapun rasa Lana ingin sekali memukul wajah gadis menyebalkan itu. Tapi yang harus diingat dari tadi Yanuar tak berhenti melepaskan tangannya yang ada di pinggang Lana.

Lana melirik Margareth yang tengah mengobrol dengan seorang lelaki yang sepertinya sudah berumur 60 tahun disebelahnya, lantas ia melirik Yanuar yang tengah menyesap wine ditangannya, gelas lelaki itu sudah hampir habis. Lana mengalihkan pandangannya pada cairan berwarna merah ditangannya itu. Masih penuh tak berkurang sedikitpun.

"Kamu gak minum?" tanya Yanuar ketika melirik gelas gadis itu masih utuh.

Lana menggeleng kecil, ia berbisik pelan pada Yanuar.

"Aku gak pernah minum ini sebelumnya,"

Yanuar menatap Lana, "tapi mau coba?"

Lana mengangguk.

"Coba minum secara perlahan," Lana mengikuti instruksi yang Yanuar katakan, ia mulai minum secara perlahan, ketika cairan itu meluncur ke tenggorokannya Lana langsung mengernyit merasakan sensasinya. Lana menggeleng pada Yanuar.

"Ini aneh," bisiknya.

Yanuar langsung tertawa mendengarnya, tapi tawanya langsung berhenti ketika melihat seorang wanita yang tengah berjalan kearahnya bersama seorang pria disampingnya. Dina Adipati dan Anton Adipati.

Wanita itu tersenyum pada Yanuar, dan mulai berbasa-basi dengan mengucapkan terima kasih karena telah datang dan kata-kata lainnya.

Dina mengalihkan pandangannya pada gadis disamping Yanuar, ia menatap sinis Lana.

"Maaf Pak Yanuar, mengapa anda bisa kenal dengan gadis ini?" suara Dina terdengar mencemooh, pandangannya melirik sekilas pada Lana.

Lana menatap wanita itu dengan perasaan kesal, tinggal tunggu sebentar lagi wanita ular itu akan menjelek-jelekan dirinya di hadapan Yanuar.

"Apa maksud anda berbicara seperti itu?" Yanuar berujar dingin pada Dina, itu membuat Lana sedikit tersentak.

"Ma," kali ini terdengar suara Anton yang menegur istrinya itu, ia langsung menatap Yanuar.

"Saya minta maaf atas--"

Ucapan Anton terpotong oleh ucapan Dina.

"Maksud saya, bukankah dengan jelas Pak Yanuar bisa melihat perbedaan yang ada antara anda dan gadis di samping anda," cemooh Dina.

Sudah cukup Lana tak tahan lagi mendengar ucapan wanita dihadapannya ini.

"Maaf sebelumnya, apa masalah anda dengan saya? Mungkin kita bisa selesaikan saat ini juga," ujar Lana tegas seraya menatap langsung mata Dina.

"Masalah kamu adalah kamu gak pantas berada--"

"Berani-beraninya kamu menghina calon menantu saya," Margareth langsung menatap Dina dengan tatapan marah.

"Ca-calon menantu?" tanya Dina tak percaya.

"Ya! Lana calon menantu saya!" teriakan Margareth membuat orang-orang disekitarnya mulai melihat ke arah mereka.

"Dan satu lagi Dina! Camkan ini jangan pernah kamu berani-beraninya menghina keluarga saya sedikitpun! Harusnya kamu malu dengan sifat sombongmu itu...,"

Dina berubah pucat kali ini.

"Ma-maafkan sa--"

"Cukup kita pulang! Berada di ruangan ini membuat Mama tak tahan," Margareth keluar dari ruangan itu.

Yanuar masih menatap dingin wanita dihadapannya.

"Sepertinya ini terakhir kalinya kita bekerjasama Pak Anton karena saya tak bisa menolerir apa yang dilakukan istri anda terhadap Lana," ujar Yanuar sinis dan langsung menarik Lana keluar.

***

"Dasar wanita ular, dasar...," Margareth mengumpat ditempatnya berdiri sementara Ayla tengah mengelus-ngelus pundak Margareth berusaha memendam amarah Mama mertuanya itu.

"Udah Ma, nanti darah tingginya kumat," ujar Keanu seraya terkekeh geli melihat tingkah Margareth.

Mendengar itu Margareth langsung melayangkan pukulan-pukulan pada Keanu.

"Ma," Yanuar datang dengan menggandeng tangan Lana.

"Nah, Yanuar Mama minta batalkan semua kontrak kerja kamu dengan perusahaan Anton," ujar Margareth kesal.

"Sebelum Mama minta, aku akan langsung lakuin itu Ma," tegas Yanuar.

Lana langsung menunduk mendengarkan itu, ini semua gara-gara dirinya, pikir Lana.

"Maaf, ini semua salah--"

Ucapan Lana terpotong oleh ucapan Margareth.

"No! Lana gak boleh minta maaf, Mama cukup muak melihat sifat Dina." Margareth tersenyum lembut pada Lana.

***

"Kenapa diam saja?" Yanuar melirik Lana sekilas, ia kembali fokus dengan mobilnya.

"Ini semua salah aku," lirih Lana.

Yanuar yang mulai mengerti pembicaraan Lana menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kok berhenti? Kamu minta aku buat turun ya?" Lana menatap mata Yanuar.

Yanuar berdecak kesal pada Lana.

"Dengar Lana, ini bukan salah kamu dan juga kamu harus tau aku cukup muak mendengar wanita tadi yang terus memojokan kamu," Yanuar memegang bahu Lana agar menghadap kearahnya, Yanuar tersenyum kecil dan mengusap sebulir air mata yang mulai turun dipipi Lana.

"Ternyata kamu sama Sachi sama saja," ujar Yanuar, "sama-sama cengeng,"

"Tapi perusahaannya?"

"Itu cukup pantas Lana, karena selain alasan aku cukup muak dengan wanita itu, kamu juga harus tau perusahaan Adipati semakin kesini semakin menurun," jelas Yanuar.

Lana hanya mengangguk, ia menatap mata Yanuar yang segelap malam itu. Tangan Yanuar mengelus pipinya lembut, demi apapun Lana sampai menahan nafas mendapat perlakuan semacam itu.

Entah siapa yang memulai karena wajah mereka berdua semakin mendekat, Yanuar mengecup bibir Lana pelan. Tangan Yanuar merengkuh wajah Lana, kembali mengecup bibir Lana secara perlahan tapi tak ada balasan dari gadis itu.

Sedangkan Lana yang diperlakukan seperti itu hanya diam ia bingung harus membalasnya seperti apa.

Yanuar menjauhkan wajahnya dari Lana, ia melihat wajah gadis itu memerah, mengusap bibir bawah Lana dengan ibu jarinya.

"Ini....ciuman pertama kamu?" tanya Yanuar.

Lana masih tak menjawab pertanyaan Yanuar, perasaannya bercampur aduk. Ia tak tahu harus menanggapi Yanuar bagaimana. Lana menunduk. Ia memilih jari-jari tangannya.

Yanuar yang melihat itu langsung meraih dagu Lana agar gadis itu melihat kearahnya. Tapi yang ia dapatkan Lana kembali mengeluarkan air matanya.

"Kenapa nangis?" Yanuar menyeka air mata Lana yang terus keluar.

"Aku...," ujar Lana.

"Aku?" ulang Yanuar.

"Aku cinta sama kamu," ujar Lana cepat ia langsung menutup wajahnya dengan telapak tangan, Lana kembali terisak. Entah dorongan dari mana ia bisa berkata seperti itu.

Sedangkan Yanuar hanya diam ditempatnya, berusaha mencerna apa yang tadi dikatakan oleh Lana. Entah mengapa jantungnya berdetak kencang mendengar pengakuan gadis itu. Yanuar menghela nafas pelan dan meraih tangan Lana yang tengah menutup wajahnya.

"Lana...,"

"Iya, a-aku tahu aku emang gak pantas buat jatuh cinta sama kamu," ujar Lana.

Yanuar tersenyum kecil melihat Lana yang terisak dihadapannya dan mencoba berbicara di tengah isakannya. Ia menghela nafas pelan.

"Ajari aku jatuh cinta sama kamu Lana," ujar Yanuar.

"Iya a-aku tahu besok aku akan pergi dari rumah kamu," Lana terisak dan itu membuat Yanuar tertawa melihat Lana yang sepertinya tak mendengar ucapannya.

"Ajari aku jatuh cinta sama kamu Lana," ujar Yanuar dengan suara yang sedikit kencang agar gadis itu mendengar ucapannya dan Lana langsung terdiam mendengar perkataan Yanuar, ia mentap Yanuar yang tengah tersenyum kearahnya.

"Coba ulangi," pinta Lana.

"Gak ada siaran ulang, tadi aku sudah mengatakannya dua kali Lana,"

Yanuar langsung merengkuh Lana ke dalam pelukannya, mungkin ini memang saatnya ia membuka hati untuk orang lain dan melupakan wanita dimasa lalunya, meskipun ia masih meminta Lana agar dirinya mencintai gadis itu.

Lana membalas pelukan Yanuar, ia tak menyangka jika lelaki itu tak mendorongnya untuk pergi. Lana melepaskan pelukannya dan menatap Yanuar.

"Jadi sekarang kita pacaran?" tanya Lana.

Yanuar hanya tersenyum kecil, ia mengabaikan pertanyaan Lana dan berbisik pada gadis itu.

"Jadi tadi adalah ciuman pertama kamu?" wajah Lana menghangat, ia memukul bahu Yanuar pelan. Entah keberanian darimana Lana melakukan itu pada Yanuar.

"Iya,"

"Wah, aku beruntung kalau begitu," ujar Yanuar, "jadi Raynar..."

Lana mendelik kesal ke arah Yanuar. Yanuar malah membahas lelaki lain di saat seperti ini.

Yanuar terkekeh kecil, "dan lana aku bisa ajarkan kamu sesuatu,"

Lana menatap Yanuar bingung.

"Aku bisa ajarkan kamu bagaimana caranya berciuman, i'm a good kisser," Yanuar tersenyum kecil pada Lana dan Lana langsung mengalihkan pandangannya ke arah depan menghindari tatapan Yanuar.

Sekarang perasaan Lana adalah hanya satu, bahagia. meskipun lelaki itu belum membalas kata-katanya tadi, tapi Lana akan membuat Yanuar jatuh cinta padanya tanpa rasa takut seperti sebelumnya.

Continua a leggere

Ti piacerĂ  anche

12.1K 1.3K 12
Badan gue gendut! Udah sih intinya itu aja. Ileen seorang UI designer yang bekerja di suatu perusahaan bertemu dengan mantan crushnya saat sekolah du...
16.7K 2.3K 12
"Kak Jiwoong! Can i be your boy?" - Ricky Shen "Lo bukan tipe gue." - Jiwoong Kim Ricky yang memutuskan untuk merubah image cowok dengan title Young...
3.5K 672 15
Tiada masa paling indah, masa-masa di Sekolah. Tiada kisah paling indah, kisah-kasih di Sekolah.
1.7M 108K 27
Tiga hari menjelang pernikahannya Joana dan keluarganya dibuat geger ketika mengetahui adik perempuannya sedang hamil. Namun yang lebih mengejutkanny...