Married by Accident

By litmon

5.2M 382K 57.6K

[ver. belum di edit] Jeon Jungkook dan Shin Jinri adalah tetangga yang terkenal selalu tidak akur. Jeon Jungk... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Litmon Info (Harap dibaca)
Chapter 22
Chapter 23
Pengumuman (Wajib Baca)
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
ask_litmon
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Pengumuman
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Tolong dibaca :'v
Chapter 59
OPEN ORDER MBA versi PDF

Chapter 4

107K 8.5K 1K
By litmon

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Jeon dan keluarga Shin yaitu hari pernikahan Jeon Jungkook dan Shin Jinri. Tampak keluarga dan sahabat-sahabat kedua mempelai sudah berkumpul digereja untuk menghadiri upacara pernikahan Jungkook dan Jinri tersebut. Pernikahan mereka berdua hanya dihadari keluarga dan kerabat dekat atas permintaan Jungkook dan Jinri. Disana juga hadir sahabat-sahabat Jungkook dan Jinri. Mereka tampak bahagia menyambut pernikahan ini, bahkan Taehyung selalu memotret Jungkook yang sedang berdiri dialtar dengan tuxedo putihnya yang membuat ia terlihat gagah dan tampan pagi ini.

Yoongi memandang Taehyung dengan risih. Ia sudah merasakan pusing dikepalanya karena melihat Taehyung yang tidak bisa diam ditempat duduknya sedari tadi. "Yak! Bocah singkirkan kameramu. Kau membuat malu saja, setidaknya bersikaplah dengan normal saat kau mengambil foto. Kau seperti seorang fotografer kurang waras," ucap Yoongi. Ia merasa terganggu dengan tingkah Taehyung yang menurutnya abnormal itu, bagaimana tidak Taehyung sangat heboh dikursinya terkadang ia berdiri, duduk, berjongkok bahkah berdiri sambil mengangkat kaki dikursi.

Taehyung masih asyik mengambil foto Jungkook dari beberapa sudut. "Aku harus mendapatkan foto dengan kualitas cahaya yang bagus, Hyung. Aku ini calon fotografer handal," ucap Taehyung dengan wajah tidak berdosanya itu membuat Yoongi ingin membanting kursi ke wajah Taehyung. Untung saja ia masih ingat tempat.

"Pletak!"

Jin tiba-tiba memukul kepala Taehyung tanpa aba-aba membuat Taehyung langsung menatap kakaknya itu dengan wajah kesal. "Ah! Appo, Hyung. Kenapa kau memukul adik tampanmu ini?" tanya Taehyung. Ia masih saja sempat-sempatnya memuji dirinya tampan didepan kakaknya yang sedang menahan rasa kesal padanya. Jika Taehyung bukan adiknya mungkin Jin sudah membedah kepala Taehyung lalu melihat saraf apa yang putus dikepala adiknya itu yang memang terkenal aneh dan pembuat onar tersebut.

Jin mendengus. "Itu peringatan dariku. Apa kau tidak mendengar perkataan Yoongi, hah? Bisa tidak kau duduk diam dikursi mu saja, Kim Taehyung? Kau membuat semua tamu-tamu digereja ini menatap kita dengan aneh." ucap Seokjin atau biasa yang dipanggil Jin itu pada adiknya tersebut. Ia juga merasa risih dengan tingkah laku Taehyung. Para tamu yang lain sampai berbisik-bisik melihat kelakuan aneh adiknya itu.

Taehyung mengerucutkan bibirnya dengan lucu. "Baiklah, Hyung. Aku akan duduk." ucap Taehyung dengan patuh. Ia tidak berani melawan kakaknya tersebut jika ia melawan Jin akan mengadu pada ibunya lalu bisa dipastikan uang saku dari ibunya akan berkurang dan Jin tidak akan memberikannya uang saku tambahan. Ia tidak bisa berkencan dengan Yerin jika dua sumber uang sakunya itu marah padanya.

Hoseok yang duduk tidak jauh dari Taehyung juga mengambil tindakan untuk mengamankan Taehyung. "Kemarikan kamera mu, aku akan menyita kamera ini untuk sementara selama upacara ini berlangung." Ucap Hoseok. Taehyung menyerahkan kameranya tersebut dengan wajah ditekuk, andai Yerin ada disini pikirnya pasti kekasihnya itu akan membelanya tapi sekarang Yerin sedang menemani Jinri.

Jimin tersenyum mengejek dari tempat duduknya. "Aku ikut prihatin, sobat." ucap Jimin ikut memperkeruh keadaan. Taehyung hanya cemberut ditempat duduknya karena kesenangannya baru saja diambil oleh para Hyung-Hyungnya tersebut dan Jimin yang selalu mengejeknya.

"Pengantin wanita sudah datang..." ucap Namjoon memberitahu teman-temannya yang beberapa waktu tadi sibuk mengurus Taehyung. Mereka serempak berdiri untuk menyambut pengantin wanita yang sekarang sudah berdiri didepan pintu gereja.

Tamu-tamu undangan yang lain juga segera berdiri saat pengantin wanita memasuki gereja. Musik pengiring pengantin berdenting dengan merdu menambah indah suasana sakral tersebut. Jinri berjalan pelan memasuki gereja dengan digandeng oleh ayahnya Tuan Shin yang tampak gagah pagi ini. Tuan Shin tersenyum dengan cerah, akhirnya ia bisa merasakan bagaimana rasanya menggandeng anak perempuan semata wayangnya menuju altar pernikahan yang selalu ia idam-idamkan sejak dulu.

Jinri tersenyum haru saat ia melirik ayahnya yang sekarang berada disampingnya. Ayahnya tampak sangat bahagia, ia tidak pernah melihat ayahnya sebahagia seperti hari ini. Sejak tadi ayahnya selalu berbisik jika ia sangat cantik hari ini dengan senyum cerah bahkan sahabatnya Yerin pun sampai menangis terharu melihatnya tadi saat diruang rias. Jinri memang tampak sangat cantik dengan balutan gaun pengantin yang berwarna senada dengan tuxedo yang dikenakan Jungkook dan tidak lupa hiasan permata-permata kecil yang menghiasi gaun yang digunakannya menambah kesan elegan dan mewah. Gaun dan tuxedo yang dipakai Jinri dan Jungkook merupakan desain Hana yang khusus dibuatnya untuk pernikahan adiknya tersebut. Semua tamu berdecak kagum melihat Jinri yang tampak sangat cantik dan anggun bak putri di negeri dongeng pagi ini.

Kini Tuan Shin dan Jinri sudah sampai didepan altar. Tuan Shin tersenyum menatap Jungkook yang kini berdiri dengan gagah didepannya yang akan membawa putrinya ke atas altar pernikahan untuk mengucapkan janji pernikahan mereka didepan Tuhan. "Jeon Jungkook, aku mempercayakan putriku satu-satunya untukmu. Jaga Jinri dan jangan membuatnya menangis." bisik Tuan Shin kepada Jungkook.

Jungkook tersenyum. "Ya, Aboji." sahut Jungkook. Jungkook lalu mengulurkan tangannya pada Jinri. Jinri menatap Jungkook sejenak lalu menyambut uluran tangan laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya tersebut. Jungkook langsung membawa Jinri keatas altar menghadap pendeta untuk melakukan pemberkatan pernikahan.

Jungkook diam-diam melirik Jinri yang kini berdiri disampingnya, ia terpesona melihat kacantikan Jinri sejak tadi. Ia mengakui Jinri sangat cantik dan sexy memakai gaun pengantin hasil desain kakak perempuannya tersebut. Jungkook mencoba terlihat tenang walaupun sebenarnya otaknya dipenuhi dengan kecantikan Jinri berbanding terbalik dengan Jinri yang sekarang sibuk menggigit bibir bawahnya, ia sangat gugup bahkan ini lebih menakutkan dari ujian lisan dengna dosen Kim yang terkenal galak seantero kampus pikirnya. Beberapa menit lagi statusnya akan berubah menjadi seorang istri dan ia tidak bisa lagi bermanja-manja dengan orangtuanya. Jinri merutuki nasibnya kenapa ia harus menikah diusia semuda ini bahkan ketika ia hanya sempat memiliki satu mantan pacar saja. Jinri ingin menangis sekeras-kerasnya tapi ia mengurungkan niatnya karena pendeta sudah mulai membaca perjanjian pernikahan.

"Jeon Jungkook apakah kau bersedia menerima Shin Jinri sebagai istrimu, disaat senang maupun duka, saat sakit maupun sehat, menemani dan mencintainya hingga maut memisahkan kalian berdua?" ucap pendeta menatap Jungkook.

"Ya. Saya bersedia." jawab Jungkook tegas dan mantap.

Lalu pendeta beralih kearah Jinri.

"Shin Jinri apakah kau bersedia menerima Jeon Jungkook sebagai suamimu, disaat senang maupun duka, saat sakit maupun sehat, menemani dan mencintainya hingga maut memisahkan kalian berdua?" pendeta menatap Jinri.

"Ya. Sa -saya bersedia." Jawab Jinri dengan gugup.

Setelah pemberkatan dan pengucapan janji pernikahan, pendeta menyuruh Jungkook dan Jinri untuk berdiri secara berhadapan dan mempersilahkan mencium pasangan sebagai tanda bahwa sekarang mereka berdua adalah sepasang suami istri yang sah. Jinri menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap Jungkook, ia semakin gugup saat mendengar suara heboh para undangan meneriakkan kata cium disertai tepuk tangan yang dikomando oleh Namjoon dan Hana. Jungkook berbanding terbalik dengan Jinri, ia terlihat santai bahkan senyumnya tidak pernah luntur dari saat pengucapan janji pernikahan tadi. Ia mendekatkan mulutnya ketelingi Jinri membisikkan sesuatu.

Jungkook tersenyum miring. "Bersikaplah seolah-olah kau bahagia setidaknya didepan keluarga kita dan bersiap-siaplah, Jeon Jinri." bisik Jungkook dengan suara beratnya. Jinri tidak menyadari sekarang wajahnya sudah tampak merona apalagi saat ia mendengar Jungkook memanggilnya dengan nama Jeon Jinri bukan Shin Jinri seperti biasa.

Jinri mengangkat wajahnya menatap wajah Jungkook dengan mimik wajah aku-tidak-mau tapi Jungkook tidak menghiraukan tatapan Jinri. Ia mengangkat slayer yang menutupi wajah Jinri hingga sekarang ia dapat melihat wajah Jinri dengan jelas. Jungkook memandang lekat wajah Jinri dengan tidak berkedip, ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia tergoda hanya dengan melihat wajah Jinri, gadis berwajah imut tersebut seperti memiliki sihir untuk Jungkook. Jinri terkejut saat tiba-tiba Jungkook menarik pinggangnya lalu mendekatkan wajahnya hingga Jinri dapat merasakan hembusan napas laki-laki tersebut. Ia menutup mata saat merasakan bibir lembut Jungkook mulai menyentuh bibirnya. Awalnya Jungkook hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Jinri namun entah kenapa ciuman laki-laki itu berubah menjadi lumatan. Jinri terkejut saat merasakan Jungkook melumat bibirnya dengan lembut.

Awalnya Jinri hendak menolak tapi akhirnya ia tergoda untuk mengikuti nalurinya bahkan sekarang ia sudah mengalungkan tangannya ke leher Jungkook dan membalas ciuman laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya tersebut. Para tamu undangan semakin heboh saat melihat adegan ciuman yang dilakukan Jungkook dan Jinri. Bahkan Yoongi dan Jin berdiri bertepuk tangan senang, Jimin dan Hoseok juga tidak kalah heboh bersorak lalu Taehyung yang sibuk mengambil moment sahabatnya tersebut dengan berbagai sudut. Jangan ditanya dengan Namjoon dan Hana mereka berdua sedang sibuk mengabadikan moment tersebut dalam bentuk video. Ternyata pasangan yang terkenal nyentrik tersebut sudah membawa camera yang memang dikhususkan untuk merekam moment pernikahan Jungkook dan Jinri.

-00-

Acara pernikahan sudah selesai sejak 3 jam yang lalu tapi orangtua Jungkook dan Jinri masih mengadakan acara malam ini dikediaman keluarga Jeon yang dikhususkan untuk keluarga dan kolega. Mereka membuat pesta BBQ ditaman belakang untuk merayakan pernikahan Jungkook dan Jinri serta untuk merayakan bersatunya keluarga Jeon dan Shin. Jungkook dan Jinri tidak ikut dalam pesta malam ini, mereka dipersilahkan untuk istirahat.

Kini Jungkook sedang duduk bersandar diatas ranjang membaca komik One Piecenya dengan wajah serius, ia sangat menikmati waktu istirahatnya ini setelah berdiri seharian dengan tuxedo yang mencekek lehernya. Jungkook sudah mendapatkan waktu bersantainya setelah acara selesai lain halnya dengan Jinri yang sejak acara selesai gadis itu sibuk melepas gaun pengantinnya lalu membersihkan make up dan rambutnya. Bahkan gadis itu sempat kesusahan melepas gaun pengantinya untung saja ada Hana, Yerin dan Yoora yang membantunya. Mereka bertiga memang khusus membantu Jinri di ruang tata rias terutama Yoora. Gadis cantik yang berstatus sebagai kekasih dari Park Jimin tersebut bertugas sebagai tata rias bersama Yerin.

Jinri baru saja menyelesaikan ritual mandinya yang cukup lama karena ia menyempatkan dirinya untuk berendam air hangat terlebih dulu. Jinri ingin membuka pintu kamar mandi tapi ia tiba-tiba teringat dengan penampilannya sekarang. "Argh! Bagaimana ini? Jinri babo kenapa kau lupa membawa baju ganti? Mana mungkin aku keluar dengan keadaan seperti ini?" gumam Jinri dengan panik. Jinri hanya mondar-mandir didalam kamar mandi, ia tidak berani keluar karena sekarang ia hanya menggunakan handuk sebatas dada. Ia lupa membawa baju ganti dan tidak mungkin ia keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk. Jungkook ada diluar, jika laki-laki itu melihatnya hanya menggunakan handuk sebatas dada bisa saja Jungkook berpikir yang aneh-aneh padanya lalu menyerangnya mungkin. Jinri bergidik ngeri saat memikirkan itu.

Jungkook menutup komiknya lalu menyimpan komik tersebut diatas nangkas yang terletak disamping ranjang. Ia sudah cukup mengantuk untuk melanjutkan kegiatan membacanya. Saat Jungkook ingin menutup matanya ia baru ingat Jinri dari 1 jam yang lalu tidak keluar-keluar dari kamar mandi.

Jungkook kembali duduk bersandar pada ranjang, ia mengurungkan niatnya untuk tidur karena Jinri yang tidak keluar-keluar dari kamar mandi tersebut. "Mwoya? Apa yang yang dilakukan gadis jadi-jadian itu dikamar mandi? Apa ia berniat untuk tidur dikamar mandi atau jangan-jangan pingsan. Hum! Aku tunggu 5 menit, kalau Jinri tidak keluar dari kamar mandi awas saja gadis itu" gumam Jungkook. Jika Jinri tidak keluar dari kamar mandi selama 5 menit, ia berniat akan mendobrak pintu kamar mandinya itu. Ia tidak tau apa yang dilakukan gadis tersebut tapi ia sedikit khawatir jika Jinri pingsan atau terpeleset dikamar mandi. Apa yang dikatakan orangtuanya dan mertuanya jika ia membiarkan Jinri terluka bahkan belum 24 jam mereka berdua menjadi suami istri.

Jinri kembali mondar-mandir didalam kamar mandi mencari ide bagaimana caranya ia dapat keluar tanpa dilihat oleh Jungkook. Apa ia harus menunggu Jungkook tidur dulu lalu ia bisa keluar dengan aman. Jinri tersenyum dengan idenya tersebut lalu ia membuka sedikit pintu kamar mandi mengintip keluar.

Jinri mendengus. "Aish! Kenapa anak itu belum tidur? Sampai kapan aku didalam kamar mandi, aku sudah kedinginan." gumam Jinri. Jungkook terlihat masih duduk bersandar diranjang sambil memainkan handphonenya. Jinri kembali mengintip melihat gerak-gerik Jungkook berharap laki-laki itu tertidur. Saat Jinri masih asyik dengan kegiatan mengintipnya tersebut, ia merasakan ada sesuatu yang merayap dikakinya. Ia menunduk untuk melihat apa yang merayap dikakinya tersebut.

Jinri tiba-tiba membelalakkan matanya melihat sesuatu yang ada dikakinya itu. "Kyaaa! Kecoa!" teriak Jinri dengan nyaring. Ia membuka kamar mandi lalu berlari kearah ranjang. Ia naik keatas ranjang lalu berhambur memeluk Jungkook. Ia sudah lupa dengan keadaannya yang hanya berbalut handuk karena ketakutannya pada kecoa yang merayap dikakinya.

Jungkook kaget bahkan handphone yang sedang ia pegang tadi terjatuh dari tangannya. "Yak! Kau kenapa?" tanya Jungkook bingung. Jinri tiba-tiba saja keluar dari kamar mandi lalu memeluknya dengan erat. Gadis itu terlihat seperti baru saja melihat hantu.

Jinri menangis dengan terisak-isak, masih memeluk Jungkook dengan erat. "Hiks...Hiks... Tolong aku...Hiks... Aku takut," ucap Jinri di sela-sela tangisnya

Jungkook mengernyit heran. "Kau takut kenapa? Aku akan mengecek kamar mandi," ucap Jungkook mencoba melepas pelukan Jinri. Ia penasaran apa yang membuat Jinri takut hingga menangis.

Jinri semakin erat memeluk Jungkook. "Ada kecoa besar dikamar mandi. Andwae! Jangan tinggalkan aku," rengek Jinri.

Jungkook tertawa lalu membalas memeluk Jinri mencoba menenangkan gadis bersurai coklat tersebut yang masih menangis sesegukan. "Itu hanya hewan kecil ia tidak akan membunuhmu. Tenang saja, jika ketemu aku akan membunuhnya untukmu." ucap Jungkook pelan. Jinri hanya mengangguk dipelukannya. Jinri dan Jungkook tidak menyadari apa yang sedang mereka berdua lakukan sekarang. Jinri masih sibuk dengan rasa takutnya dan Jungkook yang entah malaikat apa yang sedang merasukinya sehingga ia sekarang mencoba menenangkan Jinri.

-00-

Hana membawa nampan berisi dua cangkir teh herbal kelantai atas, Nyonya Jeon menyuruhnya untuk mengantarkan teh tersebut untuk Jungkook dan Jinri. Hana membuka pintu kamar Jungkook yang sekarang menjadi kamar pengantin itu dengan pelan. Kamar tersebut tidak terkunci berarti Jungkook dan Jinri belum tidur pikir Hana.

"Kookie-ya, Noona memba-" ucap Hana terhenti. Hana tidak melanjutkan kata-katanya. Ia terkejut melihat Jungkook dan Jinri yang sedang berpelukan diatas ranjang dengan Jinri diatas pangkuan Jungkook. Jinri hanya menggunakan handuk sebatas dada saja membuat gadis itu terlihat seperti sedang menggoda Jungkook dengan penampilannya seperti itu. Kesalahpahaman pun kembali terjadi dan kini Hana yang melihatnya.

"Omo! Apa aku mengganggu mereka? Sebaiknya aku keluar," bisik Hana. Hana menutup pintu kamar adiknya tersebut dengan pelan-pelan. Ia tidak menyadari Namjoon berdiri dibelakangnya

Namjoon memandang istrinya tersebut sambil mengerutkan dahinya. Ia sengaja menyusul Hana karena ingin mengajak istrinya itu berdansa di halaman belakang tempat pesta berlangsung. "Sayang, kau sedang apa? Apa yang kau lihat? Kau tidak mengantar tehnya?" tanya Namjoon. Ia menepuk pelan bahu istrinya tersebut.

Hana terkejut, ia hampir saja menjatuhkan nampan yang ia pegang dengan sebelah tangannya tersebut. "Astaga! Kau mengagetkanku saja, Oppa," ucap Hana.

Namjoon kembali melihat kearah pintu kamar Jungkook lalu beralih menatap istrinya. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Namjoon sekali lagi. Ternyata ia penasaran.

Hana menyimpan nampan ia pegang keatas meja yang tidak jauh dari tempatnya dan Namjoon berdiri. Ia langsung memberikan kode untuk suaminya untuk mendekat lalu membisik sesuatu ditelinga Namjoon. Namjoon tampak terkejut saat mendengar bisikan Hana.

Namjoon menatap istrinya dengan wajah setengah tidak percaya. "Jinjjayo?" tanya Namjoon. Hana hanya mengangguk meyakinkan suaminya tersebut.

Namjoon menempelkan telinganya ke pintu kamar Jungkook. "Aku tidak mendengar suara apa-apa. Apa mereka sudah mulai?" bisik Namjoon.

Hana hampir saja mengeluarkan tawa kerasnya saat melihat aksi Namjoon. Suaminya tersebut ternyata benar-benar penasaran. "Mereka baru saja memulai. Kita tidak usah mengganggu mereka. Ini privasi," ucap Hana. Ia menarik suaminya tersebut untuk menjauh dari pintu.

Namjoon tersenyum aneh. "Aku hanya penasaran. Apa Jungkook bisa? Aku belum sempat memberikannya tips-tips bagus," ucap Namjoon.

Hana mendengus mendengar perkataan Namjoon yang aneh menurutnya. "Kau jangan mengajarinya yang aneh-aneh. Kau itu kan pervert. Sebaiknya kita kembali ke halaman belakang, teman-temanmu pasti menunggumu di sana." Ucap Hana. Ia menarik Namjoon untuk pergi dari depan pintu kamar Jungkook sebelum suaminya itu membuat ulah dengan mengganggu malam pertama Jungkook dan Jinri.

-00-

Jungkook dan Jinri masih diposisi yang sama. Jungkook menenangkan Jinri yang sejak tadi tidak bisa berhenti menangis karena seekor kecoa. Ia tidak menyangka gadis seperti Jinri yang seperti tidak takut apa-apa bisa secengeng ini karena seekor kecoa. Jungkook tersenyum jahil, ini bisa menjadi senjata untuk menjahili Jinri jika gadis itu mencari masalah dengannya.

Jungkook mulai bernapas lega ketika mendengar Jinri sudah tidak menangis terisak lagi. Gadis itu sudah mulai tenang. "Apa kau sudah berhenti menangis? Bisakah kau menyingkir dari tubuhku? Kau berat." ucap Jungkook. Ia menepuk pelan punggung polos Jinri.

Jinri melonggar pelukannya lalu menatap wajah Jungkook dengan wajah polosnya. Ia masih belum sadar dengan posisinya sekarang. "Hah?" gumamnya didepan wajah Jungkook. Matanya berkedip-kedip dengan lucu, ia tidak mengerti maksud Jungkook.

Jungkook menahan tawanya saat melihat ekspresi lucu Jinri membuat ia gemas sendiri. "Menyingkirlah dari tubuhku dan cepat pakai pakaianmu. Apa kau tidak kedingian hanya menggunakan handuk seperti ini? Atau kau ingin menggodaku malam ini, Jeon Jinri?" ucap Jungkook. Ia setengah berbisik dikalimat terakhirnya dengan senyum aneh diwajahnya.

Jinri melihat ke bawah setelah mendengar perkataan Jungkook, betapa terkejutnya ia melihat keadaannya sekarang ia hanya menggunakan handuk sebatas dada dan duduk dipangkuan Jungkook. "Kya! Apa yang kau lakukan tadi? Jangan-jangan kau mengambil kesempatan untuk menyentuhku?" teriak Jinri didepan wajah Jungkook. Ia segera bangkit dari pangkuan Jungkook lalu menutup tubuhnya dengan selimut.

Jungkook langsung menatap Jinri dengan sengit. "Kau yang tiba-tiba memelukku dan duduk dipangkuanku dan kau sekarang menuduhku. Yang benar saja? Asal kau tau aku tidak berminat menyentuhmu, gadis jadi-jadian berdada rata sepertimu bukan tipeku," sahut Jungkook.

Jinri tidak kalah sengit menatap Jungkook. "Yak! Jeon Jungkook! Apa kau bilang? Kau kira kau itu tampan, hah? Pasti gadis-gadis dikampus sudah gila mengidolakan bocah labil dan mesum seperti kau dan satu lagi kau juga bukan tipeku," ucap Jinri. Ia ingin rasanya mencakar wajah Jungkook hingga tidak berbentuk lagi lalu membuang laki-laki itu kekutub utara dan membekukannya disana agar tidak kembali.

Jungkook menghela napas lelah. "Terserah kau saja. Percuma berdebat dengan gadis kurang waras sepertimu, aku ingin tidur," ucap Jungkook. Ia merebahkan tubuhnya bersiap-siap untuk tidur. Ia sudah tidak kuat lagi berdebat dengan Jinri karena berdebat dengan Jinri bisa membutuhkan waktu berjam-jam.

Jinri mengerucutkan bibirnya. "Lalu aku tidur dimana? Aku tidak bisa tidur jika ada oranglain disebelahku," ucap Jinri.

Jungkook menghembuskan napasnya dengan kasar. "Terserah kau saja. Kalau kau tidak mau tidur disini, kau bisa tidur disofa," sahut Jungkook pelan menahan kantuk.

Jinri menyipit matanya tidak suka, ia tidak terima dengan saran Jungkook yang menyuruhnya untuk tidur disofa. Jungkook sebenarnya harus mengalah karena ia laki-laki. Jadi, Jungkooklah yang harus tidur disofa pikirnya. "Mwo? Aku tidak mau tidur disofa. Kau saja yang tidur disofa, Aku tidak bisa tidur satu ranjang denganmu kau bisa saja menyerangku saat tengah malam atau mencari kesempatan menyentuhku saat aku tidur" ucap Jinri. Ia menatap Jungkook curiga.

Jungkook membuka matanya dengan lebar saat mendengar Jinri kembali menuduhnya, "Percaya diri sekali kau Shin Jinri. Aku tidak akan melakukan seperti apa yang ada dipikiran jorokmu itu karena aku masih waras. Ingat itu!" ucap Jungkook.

Jungkook bangkit dari tempat tidur lalu membuka lemarinya. Ia mengambil guling bermotif Ironman dari lemarinya. Ia meletakkan guling tersebut ditengah ranjang. "Ini batas tempat tidur kita, kau tidur disebelah kiri dan aku disebelah kanan. Jika kau melewati batas ini, kau akan mendapatkan sanksi" ucap Jungkook dengan wajah serius.

Jinri mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah. Itu ide yang cukup bagus." sahut Jinri. Sebenarnya, ia masih curiga dengan Jungkook tapi karena ia tidak ingin tidur disofa akhirnya ia menyetujui kesepakatan yang dibuat oleh Jungkook tersebut.





-TBC-

Hallo, Littlemonster balik lagi dengan ff Married by Accident Chapter 4 *tampangmukagakberdosa/?

Nggak terasa ya ff ini udah chapter 4 dan akhirnya Jungkook dan Jinri menikah *nangisterhura *potongtumpeng /?

Pasti kalian udah lama bgt nunggu kelanjutan ff ini, mudahan gak ada yang marah yaa gara-gara author lama bgt ngeupdatenya. Aku minta maaf sebanyak-banyaknya sama kalian readers yang udah lama nunggu kelanjutan ff ini, aku punya alasan yang membuat ff ini ngadat ditengah jalan. Aku beberapa bulan ini sakit dan kuliah aku juga lagi full-fullnya jadi karena itu ff ini lama updatenya. Maaf kalau ff chapter ini mengecewakan kalian, semoga untuk chapter selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Jangan lupa kritik, komentar, saran dan vote kalian ya ^^ Terima kasih *bow







Continue Reading

You'll Also Like

273K 15.5K 33
[TERSEDIA DI DREAME] Cerita ini pernah saya posting pada tahun 2015, lalu saya selfpublish. Sekarang, cerita ini saya repost di wattpad. Selamat mem...
389K 16.9K 60
ketika cinta mengubah segalanya. mengubah luka menjadi bahagia... saat itulah hidup indah akan terasa.. 'Terima kasih telah mengirimkannya dalam hi...
24K 4.2K 15
- 𝗛𝗮𝗻𝗮𝗴𝗮𝗸𝗶 𝗧𝗮𝗸𝗲𝗺𝗶𝗰𝗵𝗶, 𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗸𝗲𝗹𝗮𝘀 10 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗻𝘁𝗶 𝘀𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹. 𝗛𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻...
3.7M 477K 45
TERSEDIA DI TOKO BUKU Jayline? Wanita yang tidak menarik sama sekali. Tapi kenapa Oh Sehun Hot Lecturer kampus yang paling disegani bisa tertarik pad...