Another Twin Story [Variant]

Bởi kincirmainan

210K 11.1K 5K

Aku dan Zedd itu nggak kembar, ya! Kami cuma pernah serahim dan lahir hampir pada waktu yang bersamaan, tapi... Xem Thêm

facebook!
Love me yes (?) Love me not (?)
Hurts Hurts Hurts!
I am Titanium
Oh Shoot! Fujo Bestfriend!
Let's Moving on, Senpai!
Shoot me! Thrill me! Kiss me! Kill me!
The Revealed Truth
Epilog
Extra Part Variant Ganteng-Cantik Altama
Boys Don't Cry: Chapter 2
Boys Don't Cry: Chapter 2. 1

Why no one understand me?

17.2K 1K 403
Bởi kincirmainan

Chapter 6 | It's a rrraaaaape! Or it's not?

"Kyaaaa... Harry sesuatu banget ya? Oh to the MG. Aku penasaran kontol dia seberapa panjang. Kira-kira sama punya Zedd jelek kampungan gedean mana, ya? Kalo dia beneran pacaran sama Louis, dia topita kan ya?"

Lalu it was like ZINGGGGGGGGGGGGGGGGGG. Hening.

"Eyuuuuwwwhh, Vairy darling!" pekik Nana bikin aku jantungan setelah zing moment itu. "Yey sounds like bencong Ada anaknya kepala sekolah! Dia juga suka ngomongin kontol like itu gagang sapu. Itu kan sakral word for gadis-gadis perawan kaya kita! Tiara nggak termasuk, yaaa!"

"Oh pretty please. Like PLEASE." Bunga menyela. "Change the subject, please. Gue bisa masuk neraka dini kalau nyebut-nyebut K word like you just did. Gue bahkan belum pernah pegang punya Tian, my bf. Pipi bilang kalo kita pegang itu K, kita bisa hamil."

Kami diam sejenak lalu ngakak. Hmpft!

Phew. Untung mereka nggak curiga.

Ya ampun Tuhan yang maha perkasa, aku kelepasan. Aku sekarang sering banget gini, deh. Suka lupa sama acting straight aku. You know. Nana sama Bunga itu sepertinya fujo nggak mau ngaku, mereka suka banget shipping Harry X Louis a.k.a Larry Stylinson di depan aku. Aku kan uh lala beibeh jadinya. Baper.

Aku juga pengen punya pacar kaya Harry Styles. Meskipun Jerome itu kaya Afgan, nggak kaya Harry. Tapi aku mau kok kalo pacaran sama bule. Anyone deh. Aku harus move on. Hati aku sakit lihat Jerome dan Tiara ngobrol berduaan di depan kelas waktu aku balik dari kantin tadi. Apalagi, Jerome kaya nggak suka lihat aku. Dia nggak nge-glare aku lagi kaya pacar yang cemburu. Dia melengos, can you believe it? Aku jadi pengen nyium bibirnya yang melengos itu. Pengen juga isep kon--- Oh! Tapi nggak boleh. Itu nggak sopan. Itu khayalan jahanam. Aku harus bersihkan otak aku dari pikiran kotor. Hush. Hush.

Aku bukan gay yang orientasinya esek-esek kaya Zedd. Aku bot yang manis dan unyu. Aku nggak ngebayangin ngisep kont-tititnya Jerome. Dosa. Aku pengen nyender di bahu Jerome, kok. Pengen tangan dia meremas tangan aku di balik meja waktu Pak Hans mulai menjelaskan tentang prostat di depan kelas. Aku ngebayangin makan malam yang romantis dengan cahaya lilin, Jerome tersenyum menatap aku yang cantik--ganteng--lagi malu-malu ditatap penuh cinta sama dia. Kami berjalan menyusuri pantai sambil berpegangan tangan, aku kelilipan, lalu Jerome niup mata aku. Muka kami jadi deket banget, ada kerlip bintang-bintang, dia coba nyium aku tapi aku nunduk malu-malu. Dia pegang dagu aku dan kami berciuman di bawah cahaya bulan. Tiara udah aku tenggelamin di laut.

Long story short, Jerome nggak ngeliatin aku lagi sepanjang sisa jam pelajaran. Dia pindah duduk ke tempat paling belakang, mengusir Christian--pemilik kursi belakang--ke kursi di seberang aku. Akhirnya aku menghabiskan waktu dengan chat sama Spankme Senpai karena pelajaran terakhir kami cuma disuruh kerjain tugas.

Tetsuhiro Morinaga

Cowo aku selingkuh.

Aku bohong. Biarin ah. Biar drama. Aku kan drag drama queen. Whatever that means!

Spankme Senpai

Too bad. Sorry to hear that, baby.

Ih. Baby. Baru kenal udah baby-baby. Semoga dia ganteng kaya Afgan. Eh jangan. Nanti aku jadiin pelarian kalo dia mirip Afgan. Semoga dia mirip... em... Kok aku mikirin Liam sih? Najis.

Tetsuhiro Morinaga

Kamu sebenernya siapa sih? Kok kejar-kejar aku terus? Tanya ini itu perhatian, hm? Kamu mau menggoda aku, ya?

Spankme Senpai

Gue secret admirer lo

Tetsuhiro Morinaga

Secret admirer? Please. Jangan buat aku blushing.

Spankme Senpai

Seriusan deh. Gue udah stalking lo dari lama.

Tetsuhiro Morinaga

Stalking aku? Sungguh?

Spankme Senpai

Terus terang aja, gue baru putus sama cowo gue juga. Dia nggak ngerti-ngerti juga sama perasaan sayang gue ke dia dan malah balikan sama mantan pacarnya.

Oh... Poor Senpai. Yeah. Aku juga ngga ngerti dia bohong atau ngga sama kaya aku, but at least aku ngerasa dapet temen buat curhat. Setelah Ella ke Singapura, temen curhat aku cuma Purrine. Sekali-sekali aku curhat sama Zedd, tapi dia kan 99.99% otak, 0,01% perasaan, sementara otak dia kecil kaya upil aku. Upil aku kecil-kecil mungil kaya aku aja lah imut. Apalagi perasaannya. Meh!

Tetsuhiro Morinaga

Puk puk, Senpai. Kita senasib, sama-sama patah hati *cry *cry

Spankme Senpai

Lo bikin gue happy. Meski gue nggak pernah liat muka lo, tapi gue perhatiin status-status lo. Gue amazed sama cinta lo yang tulus ke cowo lo. Cowo atau gebetan entahlah.

Ups. Busted. Kalo dia perhatiin status aku, ketahuan dong kalo aku selama ini bertepuk sebelah kontol-tangan, sebelah kontol itu istilah Zedd, of course. Siapa lagi?

Spankme Senpai

Gue suka sama lo. Boleh ya kita jadi temen?

Tetsuhiro Morinaga

Jangan menggoda aku. Please. Nanti aku cinta sama kamu lalu kamu ternyata om-om berperut buncit, aku mending mati aja sama Purrine. Biar dia temenin aku di liang lahat.

Spankme Senpai

Lol. No. Gue masih muda. Gue udahan dulu ya? Nanti gue chat lagi, baby. Can i kiss you?

Tetsuhiro Morinaga

No. Forbidden. Limit. Nggak boleh kasih kiss sembarangan kata Mommy.

Spankme Senpai

Oke deh. Next time aja kalo gitu. Later ya. Bye.

Oh. Pas bel pulang sekolah. Oh. Jerome udah duluan jalan ke pintu dan di pintu ada Tiara dadah-dadahin tangan ke arah aku. Aku lempar senyum kecut ke dia sambil sengaja pura-pura sibuk supaya nggak harus ketemu mereka berdua di pintu. Nah mereka lalu pulang bareng. Tiara bonceng motor Ninja Jerome. You bitch. Itu boncengan aku!

Aku nggak benci kok sama Tiara. Tiara itu girl bestfriend aku. Dia itu role model aku. Aku pengen kaya dia, tapi nggak mungkin. Sebab aku cowo, nggak mungkin aku pake curly hair kaya dia atau jalan-jalan di pantai pake bikini. Aku envy sama bulu matanya juga, panjang lentik dan lebat. Bulu mata aku juga panjang dan tebal, tapi nggak lentik-lentik cantik. Lurus aja gitu, persis bulu mata Zedd. Aku suka jepit pake jepit bulu mata Mommy, tapi diem-diem. Kalo ketauan, bulu mata aku bisa digundulin sama Mommy.

Aku keluar terakhir dari kelas.

"Faggot!"

Aku lempar tatapan garang ke arah Zedd yang nggak tau gimana udah berdiri di depan kelas aku. Awas kalo dia mau pinjem duit, nggak akan aku kasih. Meski dia ngerelain hidungnya buat aku pencetin komedonya.

"Wow. Muka lo kenapa? Jelek banget kaya habis minum sperma bencong?"

"Muka aku itu sama kaya kamu, tolol!"

Zedd ngejulurin lidah. Nggak peduli. Emangnya kapan dia peduli? "Bilang ke Mommy ya gue pulang telat, mau tanding futsal. Ntar kalo gue menang taruhan, gue traktir lo makan mie ayam. Tapi lo makan mie nya pake sumpit sebelah doang. Kalo nggak habis, lo yang bayar. Terus, lo juga yang bayar minumnya. Gimana? Tapi minumnya beli di J-C---"

"Shut up!" bentak aku kesel sambil roll eyes lalu aku tinggalin dia. Bagus deh kalo Zedd nggak pulang, jadi aku nggak usah diem-diem jalan ke Alfamidi nemuin Liam. Aku bisa minta sopir antar aku ke sana. Aku nggak mau jalan, nanti sepatu aku kotor nginjek tai ayam. Aku nggak suka sepatu bekas kena tai ayam, meski udah dicuciin pake kembang tujuh rupa. Tai ayam is my biggest enemy. After Zedd jelek.

Sampai di rumah, aku langsung makan siang sambil nemenin Mommy kursus gambar batik. Aku bangga sama Mommy. Dia orangnya cinta budaya Indonesia dan pantang menyerah. Meskipun batik bikinan dia kaya mozaik bekas jerawat di pipi Daddy, Mom terus tekun belajar. Aku sih optimis Mom nggak akan berhasil. Hihihi... Oh Daddy itu ganteng btw, jangan salah. Jenis ganteng yang macho, bukan manis kaya aku dan Zedd. Bekas rusak di pipinya itu karena Daddy dulu merokok. He gave up smoking setelah Om Robi meninggal karena kanker paru-paru. Om Robi itu kesayangan Zedd, aku ingat Zedd nangis tujuh hari tujuh malem sejak Om Robi meninggal. Aku ngga terlalu deket sama Om Robi, sebab Om Robi lebih suka do boy-stuff yang ngga sesuai sama kepribadian aku yang feminin terpelajar. Tapi aku juga sangat kehilangan Om Robi.

Ini pelajaran buat aku juga supaya nggak menyentuh rokok, sebab aku kan nggak mau muka aku rusak kaya Daddy.

Karena Mommy lagi sibuk kursus, aku nggak perlu melewati sesi wawancara ketat waktu minta ijin jalan sama temen. Liam udah nunggu aku di depan Alfamidi. Aku udah mau batalin aja waktu dia salah beliin indomilk rasa stroberi buat sesajen aku. Aku kan mintanya ultramilk. Indomilk itu abal-abal. Kata Zedd, rasanya kaya sperma Kafka yang suka ketelen sama dia. Tapi yang plain, ya. Jadi kalo yang stroberi kaya sperma Kafka ditambah esens stroberi aja gitu gimana. Dasar Liam stupid. Bedain ultramilk sama indomilk aja nggak bisa.

Tapi udahlah aku tetep minum susu sesajen dari Liam.

"Lo lucu ya, Variant. Suka minum susu. Gue jadi pengen minum susu lo juga," katanya.

Maksudnya minum susu aku? Aku langsung benerin duduk aku ngadep ke arah jendela, supaya tatapan menelanjangi Liam nggak bisa nembus puting aku yang manis di balik kemeja yang aku pakai sore ini. Dia lho malah ketawa.

"Memangnya kamu nggak ikutan Zedd tanding futsal?" Aku ngalihin pembicaraan.

"Salah lo sih tadi pake ketemu gue. Gue jadi gemes pengen ngajak lho ngen-jalan-jalan."

Oh. Whatever. "Kita mau beli buku apa buat Zedd? Ngapain beliin dia buku? Memangnya dia ulang tahun? Ulang tahun Zedd kan masih lama. Kamu nggak kesurupan kan mau beliin Zedd buku? Atau itu alasan kamu aja buat ngajak aku jalan?"

Liam nyengir.

"Sudah aku duga. Dasar straight kurang kerjaan. Emangnya kamu udah bosen ama 'i am not going to mention it'. Aku bukan Zedd yang suka sebut-sebut pepek sembarangan. Oh. I just said it! Pretend like you never hear it. Main-main sama homo, kamu mau pantat kamu aku tusuk? Hm?" Kata aku niruin cara ngomong Zedd.

Liam ketawa. Ketawanya mirip Zedd kalo dia lagi sama botty-nya. Bukan ketawa kalo lagi ngeledekin aku. Shit. Zedd pasti udah kasih tau Liam kalo aku bot. Aku sebel. Malu. Aku mau lari aja daripada diperkosa sama Liam. Begitu mobil Liam sampe di parkiran, aku buru-buru ngelepas safety belt dan buka pintu. Aduh. Oh. Oh. Pinggang aku ditarik sama Liam. Aku nggak jadi lari. Tolong. Aku diculik. Aku mau di rape.

Eh nggak, ternyata aku dipeluk. Ya Tuhan. Aku kan selalu ngebayangin dipeluk dari belakang gini sama Jerome. Bukan sama Liam. Setiap kali dia becandain aku, setiap kali dia ngeledekin aku, aku selalu ngebayangin adegan selanjutnya bakal kaya gini.

Ya udah deh. Aku bayangin aja Liam itu Jerome, lantas kami ciuman. Bibir Jerome, eh, bibir Liam asam dan bau rokok. Aku nggak suka. Tapi rasa bibirnya aku suka, kenyal-kenyal basah gitu. Eh. Apa itu bibir aku sendiri ya? Bibir aku bibir sehat. Aku aja kalau lihat bibir aku di pantulan kaca suka pengen aku ciumin sendiri saking keliatan yummy. Setiap mau bobo, aku olesin lip balm dulu makanya bibir aku lembut dan halus. Tuh. Liam keenakan.

"Wow!" Mata Liam merem melek pas ngelepas ciumannya, "Bibir lo lebih enak dari-"

"Dari siapa?"

"Dari orang lain. Hehe..."

"Bibir aku terawat, Liam. Tiap malem aku-hmph!"

Liam menarik kepala aku dan mulai nyium aku lagi. Dia pasti ketagihan sama bibir aku. Itu nggak bagus. Kenapa nggak bagus? Sebab aku takut kalo aku jadi ikut-ikutan ketagihan. Liam pinter banget nyium kalo mau tahu. Tuh, sekarang dia main-main sama bibir atas aku. Digigit-gigit tapi lembut, maksain aku buka mulut aku buat dia. Waktu aku buka bibir aku sedikit, lidah Liam menelusup masuk pelan-pelan seperti sedang mengulum permen karet. You know. Kaya waktu kita mau bikin balon dari bubble gum itu lho, kan harus di sarungin ke lidah dulu kunyahan permen karetnya kan? Nah Liam itu lidahnya bikin gerakan seperti itu di dalam mulut aku dan rasanya--good heaven-rasanya heavenly. Aku setengah ereksi.

"Mmmm... Stop..."

"Kenapa?"

"Kamu kan janji mau traktir aku. Aku nggak mau ya kita jalan cuman buat cipokan. Kamu kan bukan sayangnya aku. Kita bukan boyfriend!"

"Ya udah jadi pacar gue aja!"

"Biar kamu bisa entot pantat aku gratis?"

"Jadi lo maunya gue bayar?"

"Jangan sembarangan ya, Liam. Nanti aku aduin kamu ke Zedd biar muka kamu ditavok sama kontol dia. Kamu bakalan nggak bisa makan seminggu. Kontol dia itu bersisik dan bertaring kaya Basilisk."

Muka Liam pucet. Sokor. Aku ngelompat keluar dari mobil dan jalan centil ninggalin Liam. Look at him. He follow me like a dog. Tentu aja, pantat aku kan mengandung mejik. Pantat aku itu fabeles, one of a kind, masterpis, dan kencang sempurna. Aku latihan otot pantat like everyday every night. Tarik lepas tarik lepas gitu, biar kalo aku pake skinny jeans gini bentuknya bisa bulat sempurna.

Kami udah sampe di depan Starbucks tapi nggak jadi masuk. Ada Zedd di sana lagi ngikutin seseorang yang badannya mungil dan mukanya manis, yet looks older than him. Dari Liam aku tahu itu guru bahasa Jerman baru yang kata Nana mukanya kaya malaikat. Muka dia nggak kaya malaikat ah. Muka dia kaya Shirotani-san, pacarnya Kurose-kun. Zedd pasti lagi nembak dia: Herr. Ray mau nggak isep kontol saya? gitu. Itu cara Zedd nembak bott kalo mereka jual mahal kaya gelagat guru bahasa Jerman itu. Akhirnya aku dan Liam nonton Doraemon space heroes. Aku nggak konsen nonton sebab tangan Liam gosok-gosok paha aku terus.

"Kira-kira kapan gue bisa ngentot sama lo?"

"Aku nggak mau ngentot sama kamu, Liam! Gimana caranya aku ngasih tahu ini ke kamu? Kamu itu bebal dan tolol, makanya kamu cocok sama Zedd. Read my lips. Not in million years!"

Liam bukannya kesel, malahan gemes. Dia narik muka aku lagi dan mulai nyium bibir aku. Liam brengsek. Ciumannya enak banget dan menuntut. Memaksa. Persis kaya ciumannya Morinaga kohai kalo lagi maksain ngentot ke Souichi senpai. Aku mukul-mukul dada Liam supaya dia ngelepas ciumannya. Pantes Souichi suka nggak bisa nolak kohainya, dipaksa itu memang menyenangkan.

"Pokoknya gue harus ngentot sama lo, gue mau tahu rasanya diisep dua mulut sekaligus!"

"And what is that supposed to mean?"

"Lo sama aja kaya Zedd bule sundel. Gue nggak ngerti lo ngomong apaan. Nanti malem, lo bakal gue perkosa."

Aku muter bola mata. Nggak tau ah. Aku nggak mau pokoknya. Aku takut. Liam kan belum pernah entot pantat, gimana kalo sakit? Aku nggak keberatan sakit kalo sama Jerome, sebab itu akan jadi pengalaman making love pertama aku. Aku pengennya gitu, kan ada yang bilang first cut is the deepest. Pengalaman pertama itu akan memberikan kesan yang tak terlupakan. Aku nggak mau pengalaman pertamaku jadi pengalaman traumatis. Maunya jadi pengalaman indah.

Aku harus kunci pintu nanti malam.

Oke. Aku memang pelacur. Aku nggak kunci pintu malam itu. Aku juga sengaja nggak pake night cream aku biar muka aku tetep lembut dan halus kalo dielus-elus Liam. Nggak berminyak. Padahal sejak aku akil balig, aku ngga pernah nggak pake night cream. Aku nggak mau kulit aku mengalami hal mengerikan seperti tanda-tanda penuaan dini. It's a nightmare buat bot cantik kaya aku. Maksud aku ganteng. Bayangin kalo kamu 18 tahun dan kulit kamu terlihat 19 tahun. Aku janji sama Tuhan besok malem pake night creamnya aku lapis dua.

Liam datengin kamar aku like around midnight. Mengendap-endap kaya tuan rumah yang mau berbuat mesum sama pembantunya yang seksi. Yang suka ada di bioskop indonesia tontonan Mommy: jangan tuan, nanti nyonya marah- nanti pembantunya ngomong gitu. Nggak apa-apa, nyonya udah tidur- jawab tuannya. Terus pembantunya hamil.

Aku nggak pura-pura kaget waktu Liam tiba-tiba udah di atas badan aku, ngendus-ngendus kaya anjing. Maksud aku, aku bener-bener kaget like OMG, bukan pura-pura aja. Aku udah bobo cantik satu jam sebelumnya, lengkap dengan sleeping mask motif printing kulit macan. Aku harus pake itu kalo mau tidur, sebab aku nggak suka matiin lampu on my bed time. Paling nggak, harus ada satu lampu tidur yang nyala. Itu gara-gara dari kecil aku dan Zedd suka nonton film horor dan ketakutan sendiri tidur dalam keadaan gelap.

Liam ngebuka sleeping mask aku. Muka kami bertemu. Hidung bertemu hidung. Mata ketemu mata. Aku blushing ngeliat muka dia yang tersenyum lebar dan entah kenapa looks jauh lebih handsome saat menggantung sedekat itu dengan wajah aku. I bit my lips gitu nggak sengaja, bikin Liam gemes dan buru-buru menghapus jarak di antara kami. Dia mulai menyapu bibir aku dengan bibirnya. Mulut Liam bau colgate. Odolnya Zedd. Odol aku pepsodent yang rasa stroberi. Emh. He did that again. Ciumannya yang seenak tadi sore itu, malam ini terasa lebih enak karena jantung aku dag dig dug. Tadi sore aku biasa aja, kok sekarang jantung aku nggak nyaman gini? Ini kan cuma Liam, bukan Jerome. Oh aku tahu. Ini pasti bukan karena cinta, ini karena aku ereksi di bawah sana. Karena kontol Liam yang keras bergesekan dengan titit aku yang juga mulai bangun malu-malu.

"Zedd..." desah aku dalam ciuman Liam.

"Tidur."

"Dia suka mimpi basah. Lock the door. Lock the door."

"Apaan?"

"Kunci pintunya, tolol!"

Liam memang shit-head, dia bukannya dengerin aku malah ngisep leher aku dengan penuh nafsu. I know i am delicious like uh yeah, tapi kemon dong kalo ketauan Zedd kan nggak lucu. Kami bisa dibunuh beneran. Kalo cuma marahan karena Purrine itu udah biasa, itu artinya kami saling sayang. Apapun itu artinya. Tapi screwing his bestfriend? I have never done that before, kira-kira dia bakal semarah apa, ya? Nah kan. Liam sih idiot. Aku udah bilang kalo Zedd itu suka bangun tengah malem buat pipis atau ganti celana dalem karena mimpi basah. Persis kaya gini. Tiba-tiba aja dia udah berdiri di depan pintu kamar aku. Mukanya kaya topeng pembunuh di film scream yang pernah dipakein Mommy ke kami berdua waktu kami masih balita. Aku nggak ingat, hanya lihat fotonya. Itu di rumah temen Mom yang anaknya having birthday party. We were visiting Grandpop di Auckland back then.

Liam ngejar Zedd yang mau muntah. Mungkin mereka berantem, end up saling kocok kontol, aku nggak tahu. Aku balik bobo cantik. Tapi nggak bisa bobo. Titit aku masih berdiri kurang ajar, jadi aku masuk ke toilet dan membereskannya. Setelah cuci tangan pake sabun, aku masih nggak bisa bobo. Jadi aku cek handphone aku.

And paralyzed in one second.

Ada sms dari Jerome.

Stevan Classmate

Gue lihat lo sama cowo kelas bahasa tadi siang.

10.22 pm

Stevan Classmate

Lo kissing sama dia.

10.35 pm

Stevan Classmate

Gue mau pura-pura nggak lihat. Tapi nggak bisa.

Mau nggak kasih tau lo kalo gue nggak lihat. Tapi nggak bisa juga.

10. 38pm

Stevan Classmate

Don't talk to me again.

10. 40pm

Aku-pingsan.

Mati.

Aku mau minum bayclean atau baygon. Dua-duanya bisa bikin mati karena ada kata bay-bay-nya. Tapi nggak tahu dimana Mommy naronya. Katanya disembunyiin biar Zedd nggak tergoda buat ngeracun Purrine.

Oh. Aku nangis. Cry. Cry. Cry.

Aku sayang kamu, Jerome!

Tapi malam ini i hate that i love you. Kenapa kamu nggak bisa ngerti perasaan aku?

A/N

Oke, tongkat estafetnya saya kembalikan ke Ren-ren.

It's been nice working with Rendi. Dia itu asik orangnya *i lied

No. It's true.

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

25.6K 2.3K 41
Anom. Dia datang dengan gamblang, merayapi hatiku, lantas memalangnya. Sejak itu, aku lupa rasanya mencintai pria selain dirinya. Anom menghidupkan...
4.7K 402 5
Cerita tentangku dan suamiku.
971K 14.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
165K 11.6K 16
(Follow dulu sebelum baca lengkapnya) Boy adalah seorang fotografer ternama. Dia juga merupakan putra dari salah satu keluarga konglongmerat di neger...