Behind Every Laugh

Por plpurwatika

6.2K 457 111

#30DaysWritingChallenge Más

#1 Love Yourself
#2 Say Your Love!
#5 My Olive
#6 (Judulnya Nyusul)
#7 Sorry
#8 One Day to Remember
#9 Selfie
#10 Ojek tak Bermesin
#11 Cinta
#12 Bukan Benci Biasa
#13 Surat Cinta?
#14 Sate Cinta-eh, Sate Ayam
#15 Bukan Benci Biasa (2)
#16 Trust Me
#17 Damn you, Arka.
#18 I Miss You.
#19 Kotak Cokelat
#20 Ongkos
One Call Away
KISS
#21 Dia yang Tidak Pernah Menangis

#3 See you soon!

426 20 1
Por plpurwatika

This is how the story went i met someone by accident.
Who blew me away,
Blew me away ....

Dengan senyum yang tidak mau hilang dari semalam, aku dengan semangat sudah berada di sini. Sekalipun matahari belum muncul, itu tetap tidak menghalangi niatku untuk datang ke sini. Stasiun kereta api.

Aku merapatkan cardigan biru mudaku saat kurasakan dinginnya angin yang melewatiku. Aku merogoh tasku dan mengambil handphone lalu menekan-nekannya sebentar.

"Hai!" Senyumku langsung semakin merekah ketika mendapati sapaan halo dari seberang. "Iya saya sudah di stasiun. sepuluh menit lagi? Oke. Miss you too. Bye. See you."

Yah benar, tujuanku datang ke sini adalah untuk menjemputnya. Menjemput dia yang sangat kurindukan. Menjemput dia yang akhirnya menyempatkan waktunya untuk pergi ke Jakarta dan menemuiku. Walaupun hanya sehari karena pekerjaannya yang sangat berharga itu mengharuskannya untuk segera masuk kerja. Tapi biarpun begitu, kami sudah sama-sama berjanji untuk menghabiskan waktu kami seharian ini berdua saja. Terserah entah itu hanya duduk di stasiun atau pergi ke restoran di sekitar stasiun. Yang penting seharian berdua dengannya. Menurutku itu sudah lebih dari cukup.

Belum apa-apa aku sudah senyum-senyum sendiri membayangkannya.

Tidak sampai sepuluh menit setelah itu, suara khas kereta api terdengar. Disusul suara loncengnya yang menggema di stasiun yang lumayan sepi.

Itu dia! Dia datang! Entah sudah berapa lama aku menunggu agar hari ini tiba.

Aku melambaikan tanganku dengan heboh saat melihat sosoknya keluar dari gerbong 3 kereta api Kertajaya. Dia melihatku dan tersenyum lalu datang menghampiriku.

Aku berlari dan memeluknya sementara dia menyambut pelukanku. Terserah jika kalian menganggap adegan tadi persis seperti di sinetron-sinetron karena memang begitulah kenyataannya.

"Long time no see." Dia tersenyum. "Seperti yang saya tau, kamu makin cantik."

Aku hanya tersenyum. "Tapi kok kamu nggak makin ganteng ya?"

Dia terkekeh sebentar. "Sekarang kita mau kemana?"

"Kereta kamu nanti sore jam berapa memangnya?"

Dia mengerutkan keningnya. Berusaha mengingat-ingat. "Jam delapan."

"Cepat sekali," kataku pelan.

"Hey, bahkan saya baru sampai sekarang." Dia mencoba menghibur. "Ayo kita nikmati hari ini."

"Mau kemana?"

"Monas?" Dia mencoba memberi usul. "Saya belum pernah ke sana sebelumnya."

"Memang di Surabaya tidak ada monas, kan?" Aku terkekeh. "Tidak ada apa-apa di monas. Kamu yakin?"

"Ayo!" Dia sudah menarikku keluar dari stasiun Pasar Senen lalu menyetop bajaj yang ada dan mengatakan kepada sang supir untuk mengantarkan kami ke monas.

Di dalam bajaj sementara dia bercerita tentang perjalanannya semalam, aku sibuk memperhatikan penampilannya.

Bohong kalau aku mengatakan dia tidak semakin ganteng dari pertemuan kami sebelumnya. Memang penampilannya tidak terlalu berbeda dengan sebelumnya. Rambutnya masih acak-acakan—seperti dulu—menimbulkan kesan cuek yang membuatku semakin menyukainya. Dia hanya membawa tas ransel hitam yang sepertinya tidak berisi. Lalu yang membuatku tidak bisa menahan senyum adalah dia menggenakan jaket MU kado ulang tahun pemberianku.

Oh ya, aku belum memperkenalkannya. Perkenalkan, namanya Ario. Aku mengenalnya saat kami berdua tidak sengaja memenangkan hadiah tiket konser Maroon 5 dari salah satu akun twitter tiga tahun yang lalu. Sejak saat itulah kami mulai dekat. Mulai saling mengirimi chat dan mengabari setiap hari. Kami juga pernah bertemu tiga kali setelah konser itu. Waktu aku dapat proyek kerja di Surabaya, waktu kami sama-sama sedang liburan di Bandung dan waktu dia mengajakku mendaki gunung Papandayan. Dan satu hal lagi, Dia bukan pacarku dan tidak akan pernah menjadi pacarku.

Perasaanku padanya, yah, seperti yang kalian tau, aku menyukainya. Tapi aku tahu, sedalam apa pun perasanku padanya, dia tidak akan pernah menjadi milikku. Karena kalian tahu kan, aku di Jakarta dan dia jauh di Surabaya. Memang sih, ada yang bilang, distance means nothing when you're my everthing, tapikan, lebih mudah mengatakan teorinya daripada menjalaninya langsung. Lagipula aku sudah pernah menjalin hubangan semacam itu sebelumnya. Tapi semuanya berakhir dengan ketidakjelasan di antara kami. Tiba-tiba saja dia menghilang begitu saja. Lagipula, untuk kasus kali ini, Ario belum pernah menyatakan cintanya padaku.

Hari ini benar-benar menjadi hari yang meyenangkan. Kami naik motor matic mainan ketika monas masih sepi, pergi ke museum yang ada di bawah monas, mengantri masuk lift untuk naik ke atas monas, melihat kota jakarta dari puncak monas menggunakan teropong, lalu setelah lelah kami naik delman keliling monas.

Sederhana saja sebetulnya, tapi entah mengapa aku tidak bisa berhenti tersenyum seharian ini. Ada saja lelucon yang dilontarkan olehnya. Atau memang dasarnya aku selalu senang saat dia ada di sampingku?

Tanpa terasa sore sudah tiba. Kami lalu keluar dari arena monas dan bergegas kembali ke stasiun Pasar Senen. Padahal biasanya pada malam hari di monas diadakan pertunjukan air mancur. Pasti sangat romantis sekali jika kami menontonnya.

Dia mengajakku makan dulu di restoran cepat saji yang ada di dekat stasiun. Aku sampai lupa kalau kami belum makan siang karena terlalu asyik bermain bersamanya sedari tadi.

Sekarang sudah pukul tujuh malam. Aku membeli Peron agar dapat mengantarnya sampai masuk ke dalam kereta. Kereta yang ingin dinaikinya belum tiba. Jadi, kami menunggu di tempat duduk di depan jalur 2 sesuai dengan yang tertera di tiket kereta miliknya.

"Kapan kita bisa bertemu lagi?" Aku membuka pembicaraan.

"Secepatnya." Aku hanya mengangguk-angguk. "Bulan depan saya mau dipindahtugaskan ke Batam."

Bohong kalau aku bilang aku tidak kecewa. Batam? Semakin jauh saja. "Kenapa tidak ke Jakarta?"

Dia hanya terkekeh pelan tanpa mau menanggapi. Kurasa dia takut salah menjawab dan nantinya hanya akan melukai perasaanku.

"Saya ingin bisa bertemu kamu setiap hari," akuku jujur. Dia hanya menatapku penuh perhatian.

I wish i could lah down beside you when the day is done.
And wake up to your face against the morning sun ....

"Viona?"

Aku meliriknya. Rasanya aneh setiap mendengar dia menyebutkan namaku. Tapi aku selalu senang setiap kali dia melakukannya. "Ya?"

"Kamu sudah punya pacar?"

Aku rasa aku tahu kemana arah pembicaraan ini. "Belum. Kenapa?"

"Jadi pacar saya ya?"

Aduh, apa yang harus aku katakan?

Beruntungnya aku, tidak lama setelah itu, kereta yang akan dinaiki Ario tiba.

"Eh itu kereta kamu kan?" Kataku terlalu bersemangat.

"Iya." Ario menjawab aneh. Seperti ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi tidak ada yang dia ucapkan.

Aku berdiri mengangguk. "Sampai jumpa lagi!"

But like everything i've ever known,
You disappear one day ....
So i spend my whole life, hiding my heart away ....

Dia berdiri lalu mengacak-acak rambutku. "Ya. sampai jumpa lagi."

Aku hanya tersenyum samar.

Dia tidak juga beranjak untuk masuk ke kereta. Aku mengamatinya cemas. Jangan sampai dia mengulangi pertanyaannya yang tadi.

"Ng, Viona?" Aku menatapnya takut-takut. "Tentang pertanyaan saya yang tadi?"

Aku menimbang-nimbang sebentar. Dia saat ini sedang menatap penuh harap kepadaku. Aku menghembuskan nafas dalam-dalam lalu menjawab yakin. "Akan saya beritahu jawabannya saat kita bertemu lagi."

Dia tersenyum lalu berkata lebih yakin daripada kata-kataku barusan. "Kita pasti bertemu lagi."

Aku berusaha untuk tidak berteriak saat melihatnya pergi menjauh dan perlahan menghilang di balik gerbong kereta. Aku tidak kecewa. Aku tidak akan kecewa karena menolaknya.

Karena saat kita bertemu lagi, jawaban yang kuberikan pastinya adalah 'ya'.

I can't spend my whole life hiding my heart away ....

(⌒∇⌒) THE END (⌒∇⌒)

Song: Hiding My Heart by Adele

#30DaysWritingChallenge

Day 3: Your day in detail




Di perjalanan menuju kampung halaman, 30 Juni 2016.

Seguir leyendo

También te gustarán

161K 313 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...
ONESHOOT48 Por Dutamara

Historia Corta

316K 9.4K 64
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...