ALGASYA ; STEP BROTHER

Autorstwa jiaathe

12.6M 770K 381K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... Więcej

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
11 || Pacar
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
14 || UKS
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
17 || Sakit
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
28 || Hurt
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
49 || Terungkap
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik

38 || Be careful! He's Crazy

140K 10.5K 5.9K
Autorstwa jiaathe


HAI! HAI! KANGEN GAK?

ABSEN DULU PAKE NAMA KOTA KALIAN DUNG🖤

Happy reading luvv.

*****

Asya ada di depan rumah Gisella. Ia memandangi rumah dua lantai tanpa pagar dalam sebuah perumahan yang kini terlihat sepi. Asya datang ke sini karena Gisella belum juga membalas pesannya. Nomor gadis itu juga tidak aktif.

Asya khawatir.

"Kamu siapa?"

Asya tersentak.

Gadis itu menoleh kala mendengar suara seorang pria dari belakangnya. Asya tersenyum sopan saat menemukan Ayah Gisella. Mereka memang belum pernah bertemu, tapi Asya mengenalinya karena pernah melihatnya dalam wallpaper ponsel Gisella.

"Saya Asya, Om. Temannya---"

"Berani sekali kamu datang kemari?!" bentakan pria itu membuat Asya seketika terkejut, pria dewasa itu menunjuk wajahnya dengan murka. "Kamu tidak punya malu, hah?!"

Teriakan Ayah Gisella memancing tatapan orang-orang yang lewat.

"Om!" Darren sedikit berlari, ia masih mengenakan seragam sekolah. Laki-laki itu baru memarkirkan motornya dan langsung menarik mundur Ayah Gisella dari Asya.

Ayah Gisella menatap Asya marah. "Gadis ini orangnya kan?! Dia yang menyebabkan Gisella kecelakaan!"

"Kece-lakaan?" Asya tergugu.

"Om tenang, ya," ucap Darren. "Biar aku yang ngomong sama Asya. Om masuk aja. Sella pasti nunggu Om di rumah sakit."

Akibat bujukan Darren, akhirnya Ayah Gisella masuk ke rumahnya dan meninggalkan mereka berdua. Sebelum benar-benar masuk, ia sempat melayangkan tatapan kebencian pada Asya.

Sementara Asya hanya mampu menunduk dan memainkan jarinya. Ia benar-benar tidak tau apapun.

"Darren."

"Ikut gue. Jangan ngomong di sini."
Asya mengangguk.

Gadis itu berjalan di belakang Darren sambil menatap punggungnya. Cara bicara Darren tadi berbeda dari biasanya. Jauh lebih dingin. Asya bisa merasakan perbedaannya.

"Naik."

Tanpa banyak omong, Asya segera naik ke boncengan motor laki-laki itu.

"Darren, Gisella kenapa?" tanya Asya saat mereka sudah lumayan jauh. Darren membawa gadis itu ke taman terdekat.

"Gisella kecelakaan sewaktu lagi di jalan mau ke rumah lo."

"Gisella sekarang di rumah sakit mana? Aku mau cek keadaan Gisella, aku---"

"Menjauh dari Gisella," ucap Darren dingin.
"Maksudnya?"

"Jangan temuin Gisella lagi, Sya. Gue nggak mau dia dalam bahaya kalau masih ada lo di sekitarnya."

Asya tidak mengerti.

Darren maju satu langkah mendekat.

"Lo tau penyebab ini semua kan?"

Asya menggeleng pelan.

Darren berdecih. "Gue nggak percaya pernah ketipu sama muka polos lo. Gue bener-bener kecewa."

Asya menatapnya semakin tidak paham. "Kamu ngomong apa Darren? Aku nggak ngerti."

"Stop pura-pura polos!" seru Darren. "Gue udah tau hubungan asli lo dan Alga!"

Asya terdiam.

"Gue kira kalian beneran pacaran. Sial, gue ketipu. Ternyata omongannya bener. Hubungan lo dan dia lebih gila dari yang bisa diterima akal gue."

Asya menunduk.

"Kamu tau dari mana?"

"Gue liat cowok itu berdiri di belakang lo waktu lo sama Sella lagi adu mulut kemarin," jawab Darren. "Gue bingung kenapa dia ada di sana. Gue penasaran dan cari tau. Ternyata, dia kakak tiri lo?"

Darren berdecak. "Bisa bisanya gue percaya dia dulu. Ternyata dia bajingan."

Asya menggigit bibirnya.

"Pantes aja Gisella semarah itu. Tapi setelah ini tolong jangan temuin dia lagi. Gue nggak mau dia dalam bahaya lagi."

"Kenapa aku buat Gisella dalam bahaya?"

Darren menggeram kecil. "Lo minta aja jawabannya ke kakak lo yang sinting itu," ujarnya.

"Intinya, gue nggak mau lo nemuin Gisella lagi!"

"Kemarin lo yang mutusin untuk nggak ketemu Gisella lagi, kan? Jadi pegang omongan lo!"

Asya semakin menunduk. Ini kali pertama Darren memperlihatkan amarahnya yang sungguhan seperti ini padanya.

"Dan ... "

Darren menggantung ucapannya sebentar. Ia menatap gadis itu lekat-lekat.

"Hati-hati," pesannya. "Cowok itu gila."

****

Perkataan Gisella dan Darren mulai mengganggu Asya sekarang. Sejak tadi gadis itu diam dan berfikir berat.

Lamunan gadis itu pecah saat mendengar ketukan di pintu kamarnya.

"Masuk."

"Nona, Tuan Alga menyuruh anda turun."

Asya beranjak dan memakai sendal bulunya. Sesampainya di bawah, ia melihat Alga yang sedang menyiapkan makanan di meja. Saat melihat kedatangan Asya, pemuda itu tersenyum manis dan melepas apron yang melekat di tubuhnya.

Alga menarik sebuah kursi seraya memandang Asya. "Duduk.

Setelah Asya duduk di sana, Alga mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.

"Gue masak semua makanan kesukaan lo."
Alga mengambil sebuah piring dan mengambil beberapa lauk di meja sebelum menaruhnya di depan Asya.

"Makan."

Tidak ada jawaban.

"Asya?" Alga mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu.

"Ya?" Asya berkedip sadar dan memandang Alga.

"Kenapa diam?" tanya Alga lembut sembari mengusap puncak kepalanya. "Ada masalah?"

Asya kembali diam. Ia menatap Alga dengan pikiran yang sulit positif. Rasanya aneh. Biasanya ia nyaman berduaan dengan Alga, tapi sekarang gadis itu merasa ingin membuat jarak karena terintimidasi.

"Kak Al, Gisella kecelakaan."

"Hmm, terus?" jawab Alga begitu tenang.

Asya menelan salivanya susah payah sebelum berujar. "Kak Alga pelakunya?"

Usapan di puncak kepalanya berhenti. Asya dapat merasakan perubahan ekspresi Alga.
"Kenapa lo mikir gitu?"

Kenapa?

Asya mulai memainkan jarinya.
Sebenarnya ia juga ragu. Asya tidak punya bukti yang kuat. Tapi Asya ingat Alga sempat mengatakan ingin menyingkirkan Gisella. Amarah Darren hari ini juga membuatnya bingung.

Benarkan Alga yang melakukannya?

Benarkah Alga melakukan hal gila seperti ini di belakangnya?

"Kak Alga bukan pelakunya, kan?" Asya memastikan.

"Kenapa lo nuduh gue?" ulang Alga lebih menuntut.

"Kak Alga ada di belakang aku waktu aku nemuin Gisella di gerbang. Kak Alga denger semua omongan Gisella, kan?"

"Lalu?" balas Alga dingin. Ia mengetuk meja dengan gerakan pelan, namun menimbulkan kengerian.

"Gisella bilang banyak hal yang mungkin buat Kak Alga marah. Gisella bahkan suruh aku menjauh dari Kak Alga."

Asya menatap mata Alga. "Aku cuma pengen denger jawabannya langsung dari mulut Kak Alga. Cuma itu."

Tolong, Asya berharap Alga tidak melakukannya.

Alga tersenyum miring. Memperlihatkan smirk iblis.

"Dia bilang sendiri ke lo?" katanya terkekeh rendah.

"Ah, harusnya gue buat dia mati sekalian," kecewa Alga. Ia berucap dengan tanpa rasa bersalah. "Tikus pengganggu itu terlalu berisik."

Asya terkejut. Tangan gadis itu mendingin, ia memainkan jarinya sampai memucat.

"Kak Al. Aku udah setuju untuk balik homeschooling. Aku udah lakuin apa yang Kak Alga minta. Kenapa harus sampe kaya gini?" kedua matanya berkaca-kaca.

"Dia harus dikasih pelajaran biar tau diri. Mulutnya terlalu lancang. Bukannya masih bagus dia gue biarin tetep hidup?" kata Alga keji.

Asya ketakutan tanpa sadar, sorot matanya meredup. Kedua mata gadis itu menatap Alga gentar. Air di pelupuk matanya hampir tumpah tapi ia tahan mati-matian.

Alga merubah wajahnya semakin dingin. "Itu yang lo harap denger dari gue, kan?" tanya Alga lalu tertawa miris.

Seketika gadis itu membeku kala melihat tatapan kecewa Alga padanya.

"Lo berharap gue ngakuin hal yang nggak gue lakuin, iya?"

"Kak Al---"

"Lo nuduh, Sya. Bukan bertanya. Mata lo nunjukin semuanya," rahang pria itu mengeras. Asya kian ketakutan.

"Nggak Kak. Aku cuman mau mastiin itu semua. Aku nggak bermaksud nuduh Kak Alga!" ucap Asya cepat-cepat. Tatapan Alga sangat tajam saat menatapnya, laki-laki itu tampak menahan amarah. "Aku minta maaf."

"Bangun."

Alga menarik lengan gadis itu lalu memaksanya berjalan mengikuti langkahnya yang lebar.

Asya menolak dan Alga langsung mengangkat gadis itu seperti karung beras, menyeretnya paksa untuk ikut.

"Kita mau ke mana, Kak?!" panik gadis itu.

"Nyari jawaban yang lo mau."

****

"Asya," gumam Gisella melihat seseorang yang memasuki ruangan rawatnya. Gadis itu memilin tangannya tanpa berani menatap Gisella.

"Kenapa diam di sana? Sini! Gue kangen lo!" girang Gisella. Rasanya senang bisa melihat Asya di saat ia sedang berada di ambang kebosanan. Rumah sakit itu menyebalkan. Ia tidak bebas di sini.

Asya mendekat, tatapannya jatuh pada kedua kaki Gisella yang dibalut perban.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Asya.

Gisella mengangguk. "Gue nggak kenapa-kenapa. Tapi sekarang masih belum boleh pulang."

"Sella ... kamu nggak marah sama aku?"

"Marah ke lo? Kenapa?" tanya Gisella bingung. "Gue malah pengen banget hubungin lo, tapi HP gue rusak karena kecelakaan kemarin."

Asya melirik ke pintu, Alga berdiri di sana dengan tangan terlipat dan tatapan lurus pada mereka. Laki-laki dengan tindik hitam di kedua telinganya itu tidak memasang ekspresi sama sekali, aura mencekam terasa mengelilinginya.

Asya kembali menatap Gisella.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan?"

"Gue teledor. Gue nggak ngecek lampu merah. Terus berakhir tabrakan sama pengendara lain."

Asya kembali melirik Alga. Sekarang laki-laki itu mulai melangkah mendekati mereka dan membuat jantung Asya berdebar-debar ketakutan.

"Kak Alga yang nolongin gue," ucap Gisella tersenyum pada Alga. "Sebenarnya bukan Kak Alga, sih. Tapi Om Damian. Dia bilang bakal biayain pengobatan gue sekaligus ganti motor gue dengan yang baru. Kompensasi karena gue murid Langit Abadi. Pemilik sekolah emang beda."

Gisella memberikan jempol pada Alga.
Asya bisa merasakan tatapan lekat Alga padanya meskipun dirinya sama sekali tidak menatap Alga.

"Tapi Darren bilang Kak Alga yang buat kamu kecelakaan."

"Darren lo dengerin," ucap Gisella heran. "Dia nggak tau apa-apa. Kayaknya dia nyimpulin gitu karena gue bilang pengobatan dan motor gue bakal ditanggung sama Kak Alga."

Gisella tersenyum.

"Gue nggak apa-apa, kali. Lo nggak perlu khawatir."

"Oh iya. Gue mau minta maaf karena ucapan gue di rumah lo kemarin. Gue terlalu ikut campur. Padahal gue cuma denger gosip orang-orang doang. Gue gitu karena gue khawatir sama lo, Sya. Lo berharga buat gue, jadi gue nggak mau lo kenapa-napa," ujar Gisella.

Gisella lalu menatap Alga. "Tapi setelah ngeliat sendiri, kayaknya tuduhan gue salah. Kak Alga bukan cowok jahat."

Asya menunduk semakin dalam. Ia semakin merasa bersalah pada Alga.

Gisella meraih lengan Asya dan menggenggamnya. Perempuan itu tersenyum tulus. "Kalau lo lebih nyaman homeschooling, lakuin. Itu hak lo. Lakuin apapun yang buat lo bahagia, gue akan selalu dukung lo."

Alga melangkah mendekat dan berdiri di samping Asya. Mereka lalu berjalan bersama menuju luar. Gadis itu melirik Alga yang tampak tenang di sebelahnya, ia ingin meraih lengan Alga tapi Alga menghindar seakan tak ingin ia sentuh.

"Kak Al," lirih Asya. "Maafin aku. Aku salah."

Alga tidak juga menjawabnya. Laki-laki itu menampilkan ekspresi sedingin es. Asya makin kalut, ia meraih ujung baju Alga tapi lagi-lagi Alga melepaskannya dengan mudah.

Air mata Asya mengalir dengan sendirinya. Perasaan ini sulit dijelaskan, yang pasti ia ketakutan. Takut yang teramat sangat. Bagaimana jika setelah ini Alga meninggalkannya? Asya hanya punya Alga. Asya tidak punya siapapun lagi. Asya terduduk dan menangis. Tidak perduli ia berada di mana. Gadis itu putus asa.

Sepertinya, Asya tidak bisa hidup tanpa Alga.

*****

Mau ngomong apa ke Alga?

Mau ngomong apa ke Asya?

Mau double update?

5k komen aku update lagi malem, kalau tidak, berarti tidak jadi😈🖤

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

2.6M 115K 36
"Cium Dirga di tengah lapangan Trijaya. Kalau lo sanggup, kunci beserta kendaraan gue akan menjadi milik lo." Bukan Agatha namanya jika takut denga...
1.3M 68.4K 57
Dari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam...
471K 33.6K 47
(Rate 17+/21+) Follow dulu sebelum baca, biar bisa baca secara lengkap. *** "Makanya, Ma, jangan desak Dev buru-buru nikah, nanti dapatnya yang kayak...
14M 1.4M 53
[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cintai karena mencoba menabrak Jihan, cewek...