Strong Girl

By Langit_Alaska7

63.6K 7.4K 417

Semesta selalu membuatnya terpojok. Tak pernah ada celah untuk bernafas bebas baginya di dunia ini. Karena di... More

Prolog
01. Hadir Yang Salah
02. Tidak Ada Yang Mudah
03. Semangkuk Sup Hangat
04. Kejutan Menyakitkan
05. Sebuah Awal
06. Kedai Sup Nenek
07. Demam
08. Terbongkar
09. Lebih Dari Jatuh
10. Sulit Di Lewati
11. Alat dan Jalan
12. Alasan Untuk Tidak Menyerah
13. Damai Yang Tak Abadi
14. Tanya Tanpa Jawab
15. Hubungan Yang Rumit
16. Kedatangan Orang Baru
17. Gangguan Baru
19. Teman
20. Masalah Tak Terduga
21. Resah
22. Pengecut
23. Hampa
24. Hilang Bukan Pergi
25. Penyesalan
26. Beban
27. Luka Dan Tawa
WARNING!

18. Semua Karena Keadaan

1.3K 168 20
By Langit_Alaska7

Jaehyun menampar wajahnya beberapa kali sampai lelaki itu merasa lebih baik. Panas yang di timbulkan membuatnya menghembuskan nafas berat.

Saat ini ia sedang berada di kamarnya, tidur terlentang di atas ranjang dengan lampu temaram karena hanya lampu belajar yang di nyalakan.

"Kenapa kau bodoh sekali, Jung Jaehyun... " Sekali lagi lelaki itu menampar wajahnya dan bergumam.

Nampaknya dia tengah menyesali apa yang telah dia lakukan akhir-akhir ini. Menyakiti Lisa, sungguh bukan keinginannya. Hanya saja, dia ingin membalas dendam kepada pembunuh Ayahnya. Tapi tetap saja Lisa juga kena imbasnya.

Dia sengaja mendekati Rosé karena tahu gadis itu adalah anak kandung Lee Jeongsuk. Meskipun Lisa juga anaknya, dia tau gadis yang masih sangat dia cintai itu tidak di anggap oleh Ayahnya sendiri. Kehidupan Lisa bahkan jauh dari kata bahagia, tahu begitu dia tetap saja ikut menghancurkan Lisanya.

"Jika sudah begini, aku bahkan tidak pantas untuk sekedar melihatmu lagi Lisa-ya. Tapi kau harus tau, aku benar-benar mencintaimu dengan tulus. Aku hanya ingin membalas dendam. Ayahku tidak pantas mati oleh bajingan itu."

Jaehyun meraih ponselnya, tersenyum tipis melihat foto dirinya dan Lisa yang tersenyum lebar. Meskipun Lisa hanya mengangkat sedikit ujung bibirnya.

Sampai saat ini, lelaki itu belum mengetahui perasaan Lisa yang sebenarnya. Jika tau, pasti Jaehyun akan sangat bahagia. Mungkin, lelaki itu juga akan menghentikan aksi balas dendamnya.

"Cantik .. "

×××××××××××××××××××××××××××××

Lisa pulang ke rumahnya saat jam menunjukkan pukul 8 malam. Ini kali pertamanya tidak langsung pulang ke rumah setelah sekolah.
Gadis itu butuh waktu untuk menenangkan diri, jadi dia pergi ke suatu tempat yang cukup jauh.

Bahkan gadis itu juga berniat semakin menutup diri, dia tak akan membiarkan siapapun memasuki hatinya lagi. Cukup Jaehyun yang membuatnya hancur. Dia sadar, manusia seperti dirinya tidak pantas mendapatkan cinta dari siapapun.

"Unnie. Kalian berlebihan. Kalian tidak perlu mengantar jemputku. Aku sudah besar!"

"Justru itu! Semakin kesini kau semakin susah di atur!"

"Apa salahnya bermain sesekali? Aku hanya butuh hiburan!"

"Kami juga tidak pernah melarangmu, tapi karena kau ketahuan mabuk-mabukan kami jadi khawatir. Kau masih pelajar Rose. mengertilah."

Lisa berpura-pura tidak melihat mereka, itu akan lebih baik baginya. Jennie dan adiknya terus berdebat disana, dan Jisoo hanya duduk memerhatikan. Gadis berbibir hari itu melirik Lisa, alisnya sedikit naik. Dia juga tanpa sadar bergumam dalam hati.

"Tidak biasanya dia pulang malam. Ah, aku tidak peduli. Terserah dia."

Sesampainya di kamar, Lisa menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Matanya terpejam, mulai merasakan lelah di sekujur tubuh karena cukup banyak beraktivitas seharian ini.

Mengingat kedua kakaknya berada di rumah, menandakan orangtua mereka sedang tidak ada. Karena jika ada, mereka berdua dia tidak akan datang kemari. Apalagi jika ada Ibunya, mereka yang ada hanya akan bertengkar.

Sejujurnya Lisa muak tinggal di rumah yang nyatanya tidak bisa menjadi Rumah, tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa berbuat seenaknya. Ibunya pasti akan marah besar. Inginnya dia pergi dan tak memiliki hubungan dengan siapapun, mungkin dia bisa merasakan sedikit kedamaian dalam hidupnya.

Itupun tentang seandainya, andai-andai yang tak bisa dia gapai.

"Jika bisa, aku ingin hidup dalam mimpi dan terlarut disana selamanya. Tapi Ibu tidak akan mengizinkan. Aku harus kuat beberapa waktu lagi."

Rasa lelahnya mengantar Lisa ke dalam mimpi, senyuman kecil juga perlahan terbentuk disana. Sepertinya gadis itu tidak main-main jika dirinya memang ingin hidup di dalam mimpi.

×××××××××××××××××××××××××××

Keesokan harinya, Rose benar-benar di antar kedua kakaknya. Dia juga menyuruh Jaehyun untuk tidak menjemput karena takut di marahi kakak-kakaknya.

Jika tau Rose memiliki kekasih, bisa di pastikan mereka akan semakin mengekang dirinya. Dan dia sangat tak mau hal itu terjadi.

"Kalian pergilah,"

"Kami akan pergi setelah melihatmu masuk."

Rose mendecak kesal, tanpa berpamitan gadis berambut blonde itu meninggalkan mobil kakaknya. Jennie dan Jisoo hanya memperhatikan dengan helaan nafas panjang.

"Rosie!"

Mendengar seseorang memanggil namanya, Rose menghentikan langkah grasak-grusuk nya.

"Kenapa wajahmu? Kau sedang kesal?" Goeun datang dan menertawakan wajah masamnya.

"Diamlah. Aku sedang tidak mood."

Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, Goeun kali ini mengikuti.

"Apa yang terjadi? Kakak-kakakmu lagi?"

Rose menghembuskan nafas berat kemudian mengangguk.

"Astaga. Mereka benar-benar mengekangmu ya."

Rose lagi-lagi menghembuskan nafas berat.

"Nanti malam Nancy mengadakan Party di Clubnya. Kau akan rugi jika tidak datang, Rose."

Rose menatap temannya, dia menelan ludah. "Nanti malam ya?"

Goeun mengangguk.

"Aku mau ikut."

"Tapi bagaimana dengan mereka? Kau pasti akan di amuk lagi."

Rose untuk kesekian kalinya menghembuskan nafas berat. Bahunya terkulai lemas.

"Aku juga dengar, Jaehyun akan datang. Akhir-akhir ini dia sering datang ke tempat itu. Padahal dulu dia sangat anti dengan Club malam."

Rose menyeringai. "Kau membuatku teringat sesuatu, Goeun-ah. Aku jadi merindukan Jaehyun."

Goeun mengerjap bingung, dia tidak faham dengan apa yang gadis itu katakan. "Hah?"

Rose menggeleng, dengan segera memasuki kelasnya. Disana belum ada tanda-tanda kekasihnya sudah datang, jadi dia memutuskan untuk menelponnya.

Namun hingga tiga kali ia memanggil nomornya, tidak di angkat juga. Gadis itu jadi kesal. Rose tak tau saja, Jaehyun sengaja untuk tidak mengangkatnya. Dan sekarang lelaki itu ada tak jauh dari gerbang rumahnya.

Di balik helm hitamnya, Jaehyun memperhatikan Lisa yang baru keluar dari gerbang. Ingin sekali ia mengajak Lisa berangkat bersama seperti biasanya, namun kali ini dia tak bisa. Hingga setelah Lisa menaiki mobil pribadinya dan menjauh pergi, Jaehyun pun mulai menjalankan kembali motornya.

Sesampainya di sekolah, Lisa kebetulan bertemu Jungkook. Si anak baru itu nampaknya juga baru datang. Wajah lelaki itu terlihat terkejut namun juga antusias.

"Selamat pagi, Lisa-Ssi." Lelaki itu menyapanya dan hanya di balas anggukan kecil olehnya.

"Kebetulan kita datang bersama, ya."

Lisa berdehem tanpa melihat ke arahnya. Jungkook tak ambil pusing, memilih jalan beriringan bersama Lisa karena tujuan mereka sama, yaitu menuju kelas dan bangku yang sama.

"Selamat pagi, Jungkook-ah."

"Dia sangat tampan ya."

"Tapi kenapa harus bersama gadis itu? Menyebalkan sekali melihatnya."

Beberapa bisikan itu tentunya bisa Lisa dan Jungkook dengar dengan jelas, Jungkook merasa tidak enak pada Lisa. Namun melihat wajah Cuek Lisa, nampaknya gadis itu tidak memperdulikannya.

"Berhenti melihatku. Aku risih."

"Eh, maaf. Aku tidak... "

Jungkook tidak melanjutkan ucapannya, memilih duduk dengan tenang di kursinya. Lisa menguap, seperti biasa dia akan tidur lagi di bangkunya sampai guru datang.

Sambil memejamkan mata, Lisa bicara lagi.

"Aku harap kau tidak berisik. Aku tidak suka keributan."

Jungkook tersenyum meski gadis itu tidak melihatnya. "Baiklah, aku mengerti."

Sementara itu, Rose berada di gudang sekolah sendirian. Dia meninggalkan Goeun di kelas dengan mengatakan ingin ke kamar mandi agar gadis itu tidak mengikutinya.

Dengan sebuah rokok yang tinggal setengah itu, Rose tersenyum tipis melihat seorang lelaki yang datang menghampirinya.

"Kau lama sekali, sayang." Gadis itu melempar rokoknya dan menginjaknya dengan sepatu. Kemudian ia mengalungkan tangannya di leher kekasihnya.

Jaehyun tersenyum tipis dan membiarkannya.

"Aku merindukanmu, Jae... " Rose mengelus bibir merah Jaehyun. Suaranya juga mengalun lembut, membuat Jaehyun menghembuskan nafas berat.

"Kita butuh pemanasan untuk hari ini... "

Jaehyun tersenyum misterius, ayolah dia juga laki-laki normal. Terlebih sekarang gadis itu sendiri yang memancingnya.

"Jangan salahkan aku, kau yang memintanya. Rose ... " Rose tersenyum saja, tak menyadari ucapan Jaehyun itu sangat serius.

Meski di hadapannya adalah Rose, Jaehyun malah membayangkan jika itu adalah Lisa. Dengan memejamkan matanya, dia semakin jelas membayangkan jika Lisa sekarang berada dalam kungkungannya.

"Engh~.... Jae .. "

"Shit .. kau sempit sekali.. "

Rose benar-benar terbuai, dia tak peduli lagi sedang berada dimana sekarang. Dia sangat menikmati paginya yang panas ini.

"Engh~ fu*k... Terus Jae.. "

××××××××××××××××××××××××××××××

Jungkook menguap, guru di depan sana membuatnya mengantuk. Mungkin karena sudah berumur, penjelasannya cukup membosankan.
Lisa enak sekali, masih nyenyak dalam tidurnya.

Gurunya juga terlihat tidak peduli ada yang tidur atau tidak di kelasnya, Alhasil Jungkook pun memilih mengikuti Lisa dengan tidur beralaskan lengan.

Selain karena bangku mereka di belakang, cukup aman untuk tidur sampai jam pelajaran berakhir.
Dia tidur menghadap ke arah Lisa yang membelakanginya.

Hingga beberapa waktu kemudian, Lisa mulai terbangun. Tangannya terasa kebas karena cukup lama tertindih kepalanya. Matanya memicing ke depan, melihat siapa yang mengajar hari ini.

"Oh Gosh, Pak Yang... "

Matanya membulat sempurna, dia tak menyangka guru sepuh itu yang masuk. Perlahan ia bangun, pura-pura menyimak meski tidak tau apa yang bapak tua itu sampaikan.

Dan saat melirik ke samping, dia cukup terkejut ternyata teman sebangkunya juga tengah tertidur pulas.

Lisa terdiam sejenak memperhatikan wajah polos itu, namun setelahnya sadar dan segera membangunkan laki-laki itu.

"Bangun. Kau akan di hukum jika tidur sekarang."

Jungkook tersentak pelan oleh guncangan di bahunya, dia langsung bangun karena memang dia baru saja tidur.

Lelaki itu mengerjap menatap Lisa.

"Kapan kau bangun?"

Lisa melotot, bukan itu yang harusnya di tanyakan.

"Perhatikan ke depan."

Jungkook menggaruk lehernya dan menuruti ucapan Lisa. Gadis itu aneh sekali, padahal dia bilang ingin tidur dan jangan di ganggu. Tapi sekarang gadis itu sendiri yang bangun dan terlihat panik.

"Aku tau banyak yang tidak mendengarkan, jadi kalian jangan protes jika pelajaranku akan selesai sampai waktu istirahat berakhir."

"Yaaaah. Jangan pak!"

"Kami lapar!"

"Pak Yaaang!"

Bapak tua dengan topi hitam khasnya itu tersenyum kecil.

"Sekarang aku akan menjelaskan materi lain.... "

Lisa menghembuskan nafas panjang, dia tau ini akan terjadi. Jungkook yang memang tidak tahu menahu hanya melirik Lisa bingung.

*******************************

Happy Reading Guys.

Note:

Maaf ya baru nongol lagi.... Baru bangun hibernasi soalnya hehehe;)





Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 291K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.4M 132K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
309K 23K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
2.4M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...