The Last Choice

De teru_teru_bozu

314K 15.6K 298

Halooo... Sebenernya cerita ini aku impor dari blog pribadi aku Sebelumnya masih mikir-mikir mau aplod cerita... Mais

part 1
part 2
part 3
part 4
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10 (ending)

part 5

24.2K 1.4K 12
De teru_teru_bozu

Tak pernahterlintas dalam kepala Katty bahwa dia akan memiliki jenis hubungan yang begituintens secara fisik dengan Sev. Bagai berjalan di atas awan Katty tenggelamdalam euphoria atas kesadaran baru bahwa perempuan seperti dirinya ternyatabisa memiliki gairah yang begitu menggebu. Tubuh femininnya yang sekian lamaterlelap seolah dibangkitkan oleh Sev. Kini Katty jadi faham apa gunanya dadaber-cup C miliknya itu. Juga bibirnya yang baru dia sadari masuk dalam kategori seksi. Bahkan mata almondmilikinya ternyata mempunyai daya tarik tersendiri. Padahal selama ini betapa iri dia dengangadis-gadis kerempeng bak peragawati yang seperti mannequin berjalan danberdada rata, sementara dia harus risih setengah mati menyembunyikan gumpalanmenggelantung di dadanya yang seolah salah tempat pada badannya yang berposturmungil, dan telah membuatnya malu karena saat remaja selalu menjadi bahanejekan teman-teman pria. Bibirnya pun seperti salah bentuk saat diciptakankarena terlalu lebar untuk raut muka mungil dan berbentuk segitiga itu. Bahkanwarna mata, sering dia berfikiran untuk mengenakan contact lens warna hijauatau biru karena apa menariknya sih mata berwarna coklat?

Tapi ternyataSev memuja semua kekurangan itu. Atau setidaknya Sev menampilkan kesan begitu.Sering lelaki itu berlama-lama mencumbu bibir dan dadanya hingga membuat gairahKatty menggelegak ingin disalurkan. Saat mereka tengah mabuk dalam pusarangelombang yang mengiringi penyatuan fisik mereka, Sev akan menatap matanya danterkunci dalam kedalaman mata coklat almond Katty. Sebagai seorang kekasih, Sevmemang tak diragukan lagi keahliannya dalam membahagiakan pasangannya. BagiKatty yang lugu dan tak berpengalaman, mana dia sadar bahwa perempuan tanpapengalaman seperti dirinya tanpa partner yang tepat tak akan begitu mudah untukmencapai puncak kepuasan. Rasa nyaman dan aman yang diberikan oleh Sev seolahmembiusnya sehingga dia menerima dengan tanpa banyak keraguan dimensi baruhubungan mereka. Meski kadang sempat terlintas dalam benak Katty bahwa meskiselalu mengatakan bahwa Katty adalah perempuan yang telah lama ditunggunya, dansatu-satunya yang tepat untuk mendampinginya, namun Sev sama sekali tak pernahmengungkapkan kata cinta sekalipun.

Kenapa haruspusing? Pikir Katty berusaha tak peduli. Toh itu hanya sekedar kata-kata.Mereka berdua sudah sama-sama dewasa dan saling mengenal cukup lama sehinggauntuk menuntut kata-kata itu dari mulut Sev Katty merasa konyol dan absurd. Punkarena kesibukan Sev yang teramat padat membuat lelaki itu sering pulang larut,bahkan kadang harus pergi selama beberapa hari, tanpa pemberitahuan yang cukuplayak, hanya pesan pendek semisal : harusmenghadiri gala dinner anu... atauharuske Jepang untuk dua hari... , tak membuat Katty terpancing cemburu. Meskikadang tanpa bisa dicegah sebersit perasaan was-was menghinggapi dirinyamembuatnya ingin tahu dengan siapa Sev menghabiskan malam bila lelaki itupulang pagi atau apakah Sev masih menikmati hubungannya dengan wanita-wanitalain di luar sana. Dan kenapa sejauh ini tak sekalipun Sev melibatkan Kattydalam lingkungan sosialnya. Namun Katty berusaha rasional dan berfikir jernihbahwa kepribadian Sev tak akan mengijinkan lelaki itu untuk bertingkahbrengsek. Sev seorang gentleman yang tak mungkin mengkhianati wanita baik-baik,teman masa kecil seperti Katty. Bahwa Sev sebagai seorang pengacaraprofessional yang bertaraf internasional memang memiliki jam kesibukan yangpadat dan jam kerja yang panjang dan tak menentu. Dan Katty meyakinkan diriuntuk kembali ke platform dasar hubungan mereka. Bila selama bertahun-tahun diatak pernah gundah karena jarang bertemu dengan Sev, kenapa pula sekarang diaharus berubah? Maka daripada dia menghabiskan kebersamaan dengan Sev yang hanyabeberapa jam sehari dengan meributkan hal-hal yang tidak jelas, Katty lebih memilih menikmati perhatian dan gairah lelaki itu yang seolah tak pernahterpuaskan.

Katty menganggap dirinya telah sangat mengenal Sev dan cukup tahu betapa pesona Sevtelah menyihir setiap wanita yang berada di sekitarnya. Dulu waktu mereka masihremaja tak terkatakan betapa banyak gadis-gadis yang ingin berteman denganKatty hanya karena dia dekat dengan Sev. Sekali waktu beberapa teman dariasrama putri tempatnya bersekolah menghabiskan liburan dengan menginap diStockley House dan secara kebetulan berkenalan dengan Sev. Sejak itu merekaselalu memohon Katty mengundang mereka untuk berlibur ke rumahnya. Permintaanyang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Katty. Bahkan Lindsay Fowler, putripemilik toko serba ada di wilayah mereka telah gembar gembor bahwa dia telahmenyerahkan keperawanannya kepada Sev karena Sev memintanya menjadi pasangan saat menghadiri pesta dansa.

“Memang kaupikir dia cukup baik untuk membuatku bersikap konyol begitu?” Tanya Sev sinis saat Katty mengatakan apa yang telah beredar di gereja tentang gossip yangdikatakan oleh Lindsay.  

Hingga periode Virginia yang ternyata berakhir di luar dugaan.

Untuk membunuh kesepian Katty mencurahkan segala energi untuk pekerjaan. Bila dia ingin karirnya meningkat sepertinya inilah saat yang paling tepat. Dia beradadi jantung kota London, dalam mansion mewah milik lelaki spektakuler yangmengklaim dirinya, gadis sederhana, sebagai miliknya, dalam ruang kerja canggih,dan memiliki waktu tak terbatas tanpa gangguan, apalagi yang diharapkannya?Semua toh sudah ada dalam genggaman. Dengan bakat yang dimilikinya, Katty merasa dirinya sudah harus keluar dari dunia aman yang selama ini memanjakannyaseolah dalam fantasi kekanakan, seperti ilustrasi yang sering dibuatnya dalambuku anak-anak.

Sudah tiga minggu Katty berada di London. Kesibukan Sev yang hanya menyisakan sedikit waktu membuat Katty memiliki kesempatan menggali kembali kemampuan danide-idenya. Katty sudah mempertimbangkan beberapa karya yang ingin dibuatnya selain dia juga menyelesaikan kontrak kerja yang dia buat dengan perusahaanpenerbitan yang selama ini memanfaatkan bakatnya. Dan sungguh luar biasakepercayaan diri yang baru tumbuh merubah kepribadian seseorang. Untuk pertamakalinya dalam hidup Katty merasa lega, bebas, dan entah kenapa, merasa sangat cantik dan penuh semangat. Perasaan yang memberi rona merah segar di pipinya serta memancarkan kilau muda yang ceria di mata coklat almond itu. Dengan energi baru tersebut Katty merasasanggup untuk menaklukkan dunia.

Perubahan itusangat disadari oleh teman-teman di sekitar Katty di perusahaan penerbitan. Mereka melihat Katty sering keluar masuk gedung dan menjadi saksi hiduptransformasi gadis itu menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.

“Kini semua telah melihat dengan jelas betapa cantiknya cewek yang sedang jatuh cinta,”komentar Simon saat Katty mampir ke meja lelaki itu.

Menanggapi komentar tersebut Katty hanya tertawa lebar. “Apakah terlihat sejelas itu?”tanyanya iseng.

“Sejelaspapan iklan di stasiun kereta api bawah tanah. "Dan aku heran cowokmu yang canggih itu membiarkanmu berkeliaran sendirian meski kau hanya mengenakan sehelai sapu tangan di tubuhmu.”

“Sev sedangsibuk sekali. Aku hanya punya sedikit waktu dengannya,” mata Katty seperti  bermimpi mengingat semalam Sev pulang hampir jam dua belas malam dan segeramembangunkannya yang sedang terlelap.

Dan sejak tengah malam mereka tidak tidur hingga menjelang jam lima pagi. Dan pagi ini dengan perasaan melambung sisa sensualitas semalam Katty memutuskan mengenakan gaun musim panas yang ringanmelambai tanpa lengan yang meski memiliki garis leher cukup sopan namunpanjangnya hanya beberapa centi di bawah pinggul, menampakkan tungkai langsingdan padat miliknya.

“Hai! Sadarlah!” seru Simon melihat gadis itu mulai melamun.

Dengan gelagapan Katty mengerjapkan matanya, “Sorry.”

“Padahalsemula aku ingin memintamu menjadi pendampingku dalam gala dinner perusahaan Jumat malam nanti. Namun karena kau sudah punya cowok, terpaksa aku harus carigadis lain karena bagaimanapun aku tak ingin mengawali permusuhan denganpacarmu.”

“Jumat malamini ya?” tanya Katty untuk meyakinkan diri. “Tetapi kenapa tidak?”

“Eh?” Simonmembelalakkan matanya. “Benarkah?”

Katty menganggukmantap. “Sev sangat sibuk jadi sepertinya aku pergi pun dia tidak bakal tahu .Asal kita pulang sebelum tengah malam kurasa tak akan apa-apa.”

“Katty...”

“Ayolah,sekali-sekali aku juga ingin sedikit gila-gilaan. Dan denganmu akan aman. Sev sudah mengenalmu dan aku juga sudah menjelaskan padanya tentang hubunganpertemanan kita. Pasti tidak apa-apa. Serahkan semua padaku. Ok?”

Ya, pastitidak apa-apa. Katty tak pernah menaruh curiga terhadap semua aktifitas Sev,dan Katty yakin Sev pun pasti begitu. Lagipula toh mereka bukan lagi pasanganingusan yang sedang mengalami cinta monyet. Hubungan mereka merupakan hubungandua orang dewasa yang dijalani dengan penuh tanggung jawab dan merupakankelanjutan dari hubungan jangka panjang selama bertahun-tahun sejak merekamasih kanak-kanak.

Dengan keyakinan tersebut Katty melangkah mantap menuju kejalan yang dipenuhi deretan butik-butik mewah untuk mencari gaun pesta. Dan malam itusetelah berkutat di studionya hingga lewat waktu makan malam Katty bergelung disofa di depan layar televisi membaca buku sambil mendengarkan musik.

Malam ini adalah satu di antara malam-malam Sev melewatkan makan berdua bersama Katty. Dan bila harus makan sendiri biasanya Katty tak mau repot-repot memasak danlebih memilih cara praktis memesan makanan siap saji. Saat pukul sepuluh Sev pulang hanya mendapati Katty yang sedang tertidur di ruang keluarga dengan bukuyang tergenggam longgar di tangannya. Sev menatap ke sosok gadis di depannya. Rambut coklatnya tersebar berantakan sementara bibir sensualnya sedikit terbuka. Dadanya mergerak lembut naik turun seirama tarikan nafasnya.

Tiba-tiba Sevmerasa serbuan gairah yang menggelora mengisi setiap pembuluh darahnya. Tanpamembuang waktu dengan gerakan cepat dia melepas atasan setelan dan dasinya untuk kemudian di lempar di sandaran kursi, menyusul tas kerja yang telahmendapat perlakuan sama sebelumnya. Langkahnya mantap ketika dia mendekatitempat Katty tertidur dan tanpa suara membungkuk di sebelahnya.

“Halo....,”bisiknya di telinga Katty.

Nafasnya yang panas menerbangkan anak-anak rambut dipelipis gadis itu.

Katty terbangun, matanya mengerjap terbuka dengan bingung dan seolah kehilanganorientasi.

“Sev...” suaranya parau karena masih mengantuk.

Sev takmenunggu berkata-kata, direngkuhnya Katty dengan erat, memuaskan bibirnya dengan kemanisan bibir Katty hingga gairah berkobar membakar keduanya. Malamitu keduanya tak mau lagi direpotkan untuk pindah ke kamar tidur. Sev mencumbu Katty dengan penuh nafsu, hanya menyempatkan sedikit akal sehat sebelumkeduanya bergulung dalam pusaran birahi yang tak memungkinkan adanyaperbincangan.

Beberapa saatkemudian, masih dengan pakaian yang terbuka dan acak-acakan, Katty duduk bersandar di dada Sev. Telapak tangannya yang lembut membelai bulu-bulu kehitaman yang tersebar melapisi otot keras lelaki itu. Sebetulnya Katty ingin berteriak, kemana saja kau! Tapi lidahnya serasa kelu dan tak satu kata pun keluar dari bibirnya.

“Apakahkesibukanmu hari ini?” tanya Sev seolah melamun sambil menenggelamkan bibirnyadalam gerai rambut Katty.

“Sepertibiasa. Bekerja di studio,” jawab Katty.

Dia sebenarnya ingin menceritakan hari-harinya di kantor atau rencananya untuk menghadiri pesta di perusahaan. Tapi pasti hal tersebut tak cukup penting atau menarik bagi Sev. Dan saat Sevmenggigiti lembut area belakang telinganya yang sensitif, Katty pun melupakansemuanya.

***

Hotel tempat pesta itu berada di sisi lain London yang berseberangan dengan daerah dimana Katty tinggal bersama Sev. Simon menjemputnya di mansion Sev dan dibuatterkagum-kagum pertama akan kemunculan Katty dalam busana pesta yang mahal danelegan, lalu pada interior mewah kediaman Sev.

Katty menerima pujian Simondengan tawa lebar. Pujian Sev selalu membuatnya tersipu. Sedangkan pujian Simon, mungkin juga dari laki-laki lain tak akan sanggup membuat pipinya memerah. Agaknya aku memang ditakdirkan menjadi kekasih Sev, pikirnya. Tak adalaki-laki lain sehebat dia. Ibarat orang tak akan memilih milkshake setelah merasakan kelezatan sampanye.

Katty bertemu dengan hampir semua teman kantor di tempat pesta. Agaknya transformasi Kattytelah menjadi gossip hangat di seluruh gedung. Katty tahu bahwa di belakangpunggungnya dulu mereka menjulukinya gadis dusun atau putri pendeta. Katty tak merasa tersinggung karena pada kenyataannya memang begitulah penampilannyadulu.

Namun sekarang Katty merasa senang dengan dirinya yang baru. Bila gadis-gadis lain berusaha menarik perhatian dengan gaya dandan seseksi mungkin, memperlihatkan terlalu banyak bagian dada dan paha, maka Katty membuat dirinya terlihat menarik dengan gaya gadis kaya yang simple tapi modis, seksi namun tidak murahan, mahal dan chic. Dan meski Simon untuk malam itu tampak tampandalam busana resminya tetap tak bisa dibandingkan dengan ketampanan Sev.

Namun paling tidak Katty tidak harus sendiri datang ke pesta seperti waktu-waktu lalu.

Pesta dimulaidengan lancar. Katty, dalam waktu singkat telah menemukan rombongan rekan-rekanlain di antara penuhnya para undangan yang terdiri dari seluruh jajaran eksekutif dan karyawan penerbitan, baik regular maupun freelance, serta pararelasi bisnis perusahaan. Setelah segelas sampanye mengalir melalui tenggorokannya, serta beberapa potong tarlets dan canape mengisi perutnya, Katty berbaur bersama yang lain. Menerima ajakan beberapa laki-laki untukberdansa maupun berbincang dengan mereka.

Simon pun tak kalah aktif dalambersosialisasi. Katty mengerling kepada kawannya dengan sayang dan tersenyummemberi support. Agaknya perceraian telah berdampak bagus pada lelaki itu tanpadia sadari. Simon seperti menemukan dimensi baru kepribadiannya, terlepas dariistrinya yang tukang selingkuh itu. Baik Simon maupun Katty memang berada diplanet yang sama, planet tempat orang-orang yang baru saja menemukan sisi lain kepribadian mereka.

Katty sedangmengambil setusuk udang dan memasukkannya ke dalam mulut ketika tiba-tibaseorang perempuan paruh baya muncul di hadapannya.

“Katty kan?” tanya perempuan tersebut.

Katty membelalak menatapnya. Wanita itu berbusana resmi, anggun, mahal, dan tampakangkuh di usia senja. Katty berfikir sebentar berusaha mengingat wajah itu.

“Mrs. Clever?” tebaknya.

Wanita itutersenyum “Agaknya kau tidak lupa. Bagaimana kabarmu? Sudah cukup lama ya,sejak ayahmu meninggal dulu.”

Pasangan Clever adalah salah satu tetangga di Oxford yang mengenal keluarga Katty. Putrimereka, Angela, dua tahun lebih tua dari Katty, sangat cantik, dan kabarnyatelah lama menapaki karir di dunia fashion. Sekitar lima tahun yang lalupasangan itu pindah ke Birmingham.

“Joe ternyata teman sekolah direktur penerbitan. Dia mengundang kami berdua, bersama Angela juga tentunya, untuk hadir. Sayang, Angela masih berada di Paris. Yah, kau tahu sendiri bagaimana dunia fashion itu.”

Katty setengah mati ingin seseorang menyelamatkan dia dari perjumpaan tak terdugadengan wanita sombong ini.

“Oh ya, bagaimana kabar Drake Muda, tetanggamu itu? Apakah kau masih sering bertemu dengan dia sewaktu kalian di Oxford? Seingatku kalian dulu sangat dekat semasakanak-kanak. Tetapi memang sulit mempertahankan keakraban masa lalu. Apalagidia sekarang sudah sangat sukses. Bujangan kaya dan tampan, mungkin terlalu sibuk untuk menemui kembali teman kana-kanaknya. Orang biasanya begitu. Itunormal.”

Kattymemendam kedongkolannya dalam hati. Ingin dihapusnya cengiran puas diri diwajah wanita itu dengan mengatakan bahwa Sev dan dia sekarang bukan hanya masihakrab, namun juga telah menjadi sepasang kekasih. Tapi emosi tak akan membawakemana-mana. Maka alih-alih membantah Katty hanya tersenyum manis,

“ Agaknyabegitu. Apalagi sekarang saya juga sudah sibuk di London.”

“Anak mudajaman sekarang, terlalu asyik dengan dunia karir dan tidak peduli kepada kehidupan berkeluarga. Kalian para gadis, tidak perlu harus mengejar karier terlalu tinggi. Yang perlu kalian lakukan hanyalah mencari leki-laki yang cukup baik dan kaya dan kalian akan hidup bahagia. Angela juga. Dengan wajahnya yangcantik dan posisi kami yang cukup terpandang, dia tidak perlu harus bekerjasekeras itu bila Severus Drake berencana mempersuntingnya.”

Eh? Katty merasa telinganya berdenging.

“Oh, ayolah,sayang...” Mrs. Clever melanjutkan melihat keterkejutan di mata Katty.

“Sev mungkin tak menceritakannya padamu. Mereka berdua telah liburan bersama ke Hawaii musim dingin akhir tahun lalu. Apalagi yang terjadi bagi dua orang ituselama dua minggu di pulau yang eksotis itu selain percintaan yang menggebu? Dan kami yakin kali ini mereka telah saling serius. Sev begitu kaya, sukses,dan tampan sementara Angela kami yang cantik pasti merupakan pasangan yangcocok untuknya. Laki-laki dengan kedudukan seperti Severus membutuhkan pasanganyang mengerti dengan baik lingkungan sosial kelas atas. Kami benar-benar tak sabar menunggu kabar bahagia mereka. Sayangnya baik Sev maupun Angela masih malu-maluuntuk mengatakannya. Bahkan waktu kami bertemu saat makan malam minggu lalumereka juga masih berusaha menutupi hubungan mereka. Ya ampun, kami benar-benarpenasaran.”

Mrs. Clever terus berbicara tanpa menyadari betapa wajah Katty memucat. Simon yang beradadi seberang ruangan melihat sekilas kepada Katty dan segera tersadar bahwaKatty tengah memancarkan sinyal SOS.

***

Pukul delapan malam. Sev memutar kunci dan membuka pintu, melangkah memasuki mansionnya dengan perasaan lega dan penuh antisipasi. Pekerjaannya yang seolah tak pernahberakhir, meeting panjang seolah tanpa henti, negosiasi alot yang mengurasseluruh energi hingga tak menyisakan apapun saat dia pulang, pada akhirnyamencapai titik akhir dengan menorehkan kesuksesan dalam daftar panjangkeberhasilannya.

Trend investasi skala besar di kawasan Asia telah pula menghinggapi para klien kelas kakap yang selama ini ditangani oleh Sev. Bayang-bayangsuram ekonomi Amerika dan Eropa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi pemegang kapital skala internasional yang bergerak di bidang produksi massal.

Sebaliknya kebangkitan wilayah timur begitu menggiurkan dengan semakinmembengkaknya jumlah penduduk dengan kemampuan menengah yang bersiap menjadi konsumen baru. Menghadapi prospek cerah di benua timur dan meninggalkanbayang-bayang kemakmuran Eropa yang diperkirakan hanya akan menjadi kenanganbelaka.

Sev sebagai salah satu rekanan termuda dan memiliki segala kepiawaianyang dibutuhkan seorang pengacara korporasi harus mengawal klien-klien utamadalam melakukan ekspansi pasar ke Asia. Dibutuhkan segala kecerdikan dan ketangguhan untuk menembus birokrasi dunia baru, menyiasati segala undang-undang perdagangan dan keuangan serta kelihaian tingkat tinggi untuk menyelip di sela perlindungan yang diterapkan oleh negara-negara yang memasangsistem dumping demi melindungi perekonomian lokal dari serbuan investor asing.

Proyek yang sudah dimulai sejak berbulan-bulan lalu mencapai puncaknya justrudalam minggu-minggu terakhir ini. Jelas waktu yang sangat tidak tepat karena di saat Sev sangat ingin memfokuskan seluruh perhatiannya pada Katty. Katty yang telah membawa kenyamanan dan ketentramandalam mansion mewah miliknya yang selama ini selalu terasa dingin dan kaku.

Hanya dengan melangkahkan kaki memasuki ruangan depan, Sev sudah merasakan semburan keberadaan Katty di wilayah pribadinya. Membayangkan gadis itu terlelap di sofa, atau mendengar senandung pelannya saat asyik di studio telah cukup membawa pergi semua beban pekerjaan dari pundaknya. Kattynya yang mungil dengan mata coklat almond dan bibirnya yang seksi, yang selalu menghampirib enaknya, bahkan di saat paling tidak tepat sekalipun, seperti saat dia harusmemeriksa berkas-berkas hukum yang disiapkan oleh asistennya atau dalam perbincangan penting yang terjadi dalam jamuan makan malam resmi, dan selalu membuatnya hampir gila karena ingin segera pulang.

Katty yang sejak kehadirannya bertahun-tahun lalu telah menjungkir-balikkan seluruh dunianya. Dan akhir-akhir ini efek keberadaan Katty telah membuatnya terbius dan mengidap ketergantungan yang akut akan diri perempuan itu. Bahkan dengan satu kerlingan saja telah sanggup membuat Sev melepaskan semua kontrol dirinya dan segera membopong Katty ke kamar utama, sarang cinta mereka.

Hampir setelah percintaan mereka yang pertama Sev tak lagi mengijinkan Katty menempati kamar tamu. Dia sendiri yang memindahkan semua barang pribadi Katty ke dalam kamarnya. Dan sekarang Sev bisa melihat deretan parfum dan make up Katty menempati meja riasnya. Baju-baju Katty telah pula tergantung berjajar mendampingi pakaiannya di lemari besar di kamarnya. Mereka pun berbagi laci untuk menyimpan tumpukan pakaian dalam dan aneka pernik lainnya. Perasaan dekat dan intim menghangatkan hatinya manakala mereka bergantian memakai kamar mandiyang sama, sikat gigi Katty berada bersisian dengan miliknya, atau alat cukur Katty yang berwarna pink dan tumpul tampak imut dan cantik mendampingi miliknya yang punya pisau ganda.

Bahkan hanya dengan tumpukan dua handuk lembab bekas dipakai atau baju-baju kotor mereka yang tertumpuk di keranjang cucian Sev merasakan Katty memenuhi hatinya, lebih dari belasan tahun hubungan mereka.

Sev bukan pria sok suci. Dia menyadari benar seperti apa dirinya dan hubungan-hubungannyadengan banyak wanita. Dunia yang mungkin tidak akan siap untuk dikenalkannya pada Katty. Namun dia ingin Katty lebih mengenalnya, lebih memahaminya, bukan untuk mencari pembenaran atas sikapnya di masa lalu, namun lebih untuk menciptakan landasan kuat bagi hubungan asmara mereka yang masih teramat sangat muda. Sev ingin bila saatnya tiba ia ingin Katty melihatnya secara keseluruhan, baik danburuknya dia dengan adil sebagai satu kesatuan manusiawi bagai dua sisi kepingmata uang. Dia ingin Katty yakin bahwa Sev lah lelaki satu-satunya yang memang diciptakan untuk membahagiakannya.

Sev melirik jam tangan platina tipis di pergelangan tangannya dan kaget manakala sadar bahwa jarumnya sudah menunjuk ke pukul sepuluh malam. Dan Katty belum juga pulang. Mungkin dia sedang ketemu teman-temannya. Tetapi, brengsek sekali kenapa dia tidak meninggalkan pesan? Dan handphonennya pun kenapa dimatikan? Sev sudah beberapa kali mencoba menghubungi tanpa hasil.

Saat waktu menunjukkan pukul sebelas Sev merasa keringat dingin mengaliri punggungnya. Berbagai skenario jahat berputar di kepalanya. Pikiran yang tak mampu dicegahnya mengingat betapa mandirinya Katty, yang merasa London sudah sebagaikota taklukannya sehingga menumpang kereta bawah tanah pun dilakoninya. Sev berharap semoga Katty punya cukup akal sehat untuk tidak berkeliaran sendirian danmemilih transportasi yang lebih aman.

Menjelangpukul dua belas Sev akhirnya mendengar pintu depan di buka dan suara Katty yang memberi salam perpisahan kepada siapapun itu menggema halus menyirami emosinya yang sudah di puncak kepala. Dari ruang duduk diamatinya gadis kesayangannya itu melenggang masuk dalam balutan busana pesta yang diakui Sev sangat cocok untuk Katty. Sev menyaksikan manakala Katty tiba-tiba sadar bahwa dirinya sedang diamati serta merta menoleh, membalikkan langkahnya yang semula menujuke tangga dan bergegas menghampirinya.

“Sev...”

“Brengsek! Dari mana saja kau selarut ini baru pulang?” semburnya marah tanpa bisa ditahan.

Katty terkejut. Dia benar-benar tak menyangka Sev sudah berada di rumah dalam busana santai, tanda dia pulang dari tadi. Dan lebih terkejut lagi saat Sev menegurnya penuh kemarahan.

“Aku takmenyangka kau pulang cepat. Biasanya kau pulang lewat tengah malam.”

“Jadi kaumemanfaatkan ketidak-beradaanku dengan main-main di luar?”

Wajah Katty berkedut. Tak sampai lima detik tiba-tiba kemarahan yang selama ini terbenamdalam dirinya menggelegak ingin dilampiaskan. Mata coklatnya berkobar.

“Aku tak pernah usil dengan jadwalmu yang tidak wajar. Aku merasa diriku cukup dewasa untuk menerimamu yang sering pergi tanpa pemberitahuan yang layak. Aku tak mau membebani kepalaku dengan kemarahan dan prasangka yang tidak perlu karena aku merasa telah mengenalmu dengan sangat baik. Untuk itu aku mengharap perlakuan serupa darimu. Tetapi sepertinya aku salah,” dengan kata-kata itu Katty mendekat dengan berani menghampiri Sev.

“Apa yang kau katakan main-main itu sebetulnya adalah aku menghadiri pesta gala dinner perusahaan. Kau terlalu sibuk sehingga aku sengaja tidak memberitahumu. Aku pergi dengan Simon, temanku yang sudah kau kenal. Namun kau sangat tidak adil karena kau tak pernah menceritakan apapun kepadaku. Sehingga acara makan malammu dengan Angela Clever minggu kemarin harus aku dengar dari Mrs. Clever yang sangat menantikan kalian berdua meresmikan hubungan, meneruskan apa yang kalian rencanakan di Hawaii padaliburan musim dingin tahun lalu.”

Sev merasa semburan hawa dingin membekukan hatinya.

“Dan mungkin bukan hanya Angela yang harus kau kenalkan lagi kepadaku. Perempuan-perempuan lain dengan siapa kau menghabiskan waktumu selama ini, mungkin ada baiknya kau bawa kepadaku sehingga aku tidak harus mendengarnya dari orang lain. Namun sebaliknya kau tak perlu terlalu marah dengan teman laki-lakiku. Karena tidak seperti dirimu yang sukses dan populer, lingkup pergaulanku dengan laki-laki sangat terbatas, dan tentu saja tidak akan sebanding dengan petualangan asmaramu.”

Dengan kata-kata itu Katty pun berbalik dan pergi meninggalkan Sev yang berdiri mematung. Namun Sev tak perlu waktu lama untuk menemukan kesadarannya dan dalam sedetik dia melangkah dan meraih Katty.

Continue lendo

Você também vai gostar

3.2M 35.7K 17
Terbit Maret 2023 - Metropop Gramedia Pustaka Utama Wattys2018 winner The Contemporary Everyone deserves second chance But not for the same mistake
702K 45.2K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
703 182 4
Hall pikir sebagai roh, ia akan punya kekuasaan untuk melindungi adiknya setelah mati. Dia salah. Turun kembali ke dunia adalah hal terlarang, huku...
687 122 22
[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2024 ❝Once upon a day, you came into my life.❞ ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writ...