The Differences Between Us (C...

Ayas_Ayuningtias

424K 46.4K 1.1K

[Pemenang Wattys 2023] [Pilihan Editor Wattpad pada Juni 2022] Waktu Cassandra dapat tawaran untuk membimbing... Еще

Cuap-cuap
Satu - Kesempatan dalam Kesempitan
Dua - Air Tenang Menghanyutkan
Tiga - Badai Pasti Berlalu?
Empat - Mulutmu, Harimaumu
Lima - Bagai Kena Buah Malaka
Enam - Bagai Orang Kena Miang
Tujuh - Bumi Berputar, Zaman Beredar
Delapan - Bermain Air Basah, Bermain Api Lecur
Sembilan - Nasi Telah Jadi Bubur
Sepuluh - Diam Seribu Bahasa
Sebelas - Seperti Pikat Kehilangan Mata
Dua Belas - Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing
Tiga Belas - Ada Nasi Di Balik Kerak
Empat Belas - Air Dalam Terenang
Lima Belas - Belum Mengajun Sudah Tertarung
Enam Belas - Angin Bersiru, Ombak Bersabung
Tujuh Belas - Duduk Sama Rendah, Tegak (berdiri) Sama Tinggi
Delapan Belas - Rambut Sama Hitam, Hati Masing-masing
Sembilan Belas - Akal Tak Sekali Tiba
Dua Puluh - Cencaru Makan Pedang
Dua Puluh Satu - Terkalang Di Mata, Terasa Di Hati
Dua Puluh Dua - Pandang Jauh Dilayangkan, Pandang Dekat Ditukikkan
Dua Puluh Tiga - Malang Tak Boleh Ditolak, Mujur Tak Bisa Diraih
Dua Puluh Empat - Pikir Itu Pelita Hati
Dua Puluh Lima - Kaki Naik Kepala Turun
Dua Puluh Tujuh - Seperti Cacing Kepanasan
Dua Puluh Delapan - Angguk Bukan, Geleng Ia
Dua Puluh Sembilan - Tak Boleh Bertemu Roma
Tiga Puluh - Usang Dibarui, Lapuk Dikajangi
Tiga Puluh Satu - Ikhtiar Menjalani Untung Menyudahi

Dua Puluh Enam - Elok Lenggang Di Tempat Datar

8.5K 1.2K 60
Ayas_Ayuningtias

"Selalu waspada! Karena hidup selalu penuh kejutan dan tidak semuanya menyenangkan." - Pembimbing Anak Magang yang kembali pusing.

Ini sungguh gawat! Pemerintah memberikan pengumuman kalau Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB akan berlangsung tiga hari lagi. Ketiga anak magang diminta manajemen untuk menyebar ke berbagai divisi agar dapat membantu sejak kemarin sore.

Ai sekarang nyaris tidak pernah berada di ruangan kami. Tim IT sudah mengirimkan surel mengenai standar penggunaan barang elektronik yang bisa digunakan saat bekerja dari rumah dan siapa saja yang belum memenuhi syarat harus melapor ke IT. Saat ini Ai sibuk berkeliling bersama dengan para IT helpdesk untuk mengecek laptop dan perlengkapan untuk bekerja dari rumah para karyawan yang belum memenuhi standar.

DJ membantu tim strategic untuk membuat rencana-rencana jangka panjang. Dia sampai harus membawa semua barang-barangnya karena bekerja nyaris empat belas jam sehari.

Mamet, yang tadinya menjadi peganganku untuk membantu tim operations, ternyata harus pindah sejenak ke marketing untuk membantu menyusun rencana-rencana cadangan selama PSBB.

Absennya ketiga anak magang dalam ruangan kecil ini otomatis membuatku agak kesepian. Aku bahkan tidak ingat lagi kapan terakhir mengeluh saat mereka berisik di ruangan ini. Untuk menghibur diri, aku memasang lagu-lagu dengan nada ceria.

"Cassie! Lo sendiri di ruangan ini? Pindah ke ruang besar saja, yuk!" Reno, temanku di bagian operations tiba-tiba muncul.

Aku tidak menunggu undangan dua kali. Bekerja di ruangan yang lebih ramai mungkin bisa membantu mengurangi rasa bosanku di tempat sepi ini. Langsung saja kuangkut barang-barang untuk pindah ke meja kosong di ruang operations yang besar. Ruangan yang berisi sekitar lima belas orang ini hanya separuh terisi.

"Kemana orang-orang?" tanyaku setelah menaruh tas dan laptop di meja kosong.

"Mereka nyebar ke cabang dan klinik buat sosialisasi dan memastikan penyimpanan barang-barang sesuai prosedur." Reno berkata sambil memperbaiki letak kacamatanya.

Rencana PSBB memang membuat klinik dan cabang harus menyimpan stok produk dengan baik sesuai prosedur. Mereka akan membagi produk menurut tanggal kadaluarsa lalu menyusunnya di gudang dengan baik sesuai dengan prinsip FIFO, first in first out. Ini akan memudahkan orang yang mengambil produk. Selain itu prosedur selanjutnya adalah masalah suhu ruangan yang harus diatur sedemikian rupa supaya kandungan dalam produk tidak berubah dan tetap aman digunakan oleh pelanggan.

Tugasku dan Reno adalah sosialisasi dan mengawasi gudang pusat juga melakukan FIFO. Kami juga harus memastikan prosedur suhu dan sirkulasi udara di gudang berjalan dengan baik. Namun jadwal kami harus menunggu sampai besok karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan.

"Udah sejauh mana tugas lo, Cass?" Reno mendekat sampai aku bisa mencium parfumnya yang beraroma laut.

"Laporan dari tim di lapangan sebagian udah masuk. Ini gawat, Ren!" Wajahku pasti pias saat itu.

Laporan yang masuk sebagian saja sudah mengindikasikan bahwa kami akan mengalami surplus produk di minggu kedua bulan depan. Belum lagi beberapa jenis produk akan kadaluarsa di enam bulan ke depan.

"Berarti kita harus cuci gudang, dong."

Ucapan Reno itu membuatku berpikir keras. Di satu sisi, cuci gudang memang bisa membantu pengurangan stok di klinik, cabang dan gudang. Namun di sisi lain, ini merupakan kerugian besar bagi perusahaan karena harga produk saat cuci gudang adalah harga produksi bahkan ada beberapa yang lebih murah dari harga produksi. Jual rugi istilah yang digunakan oleh tim finance.

"Lo udah lapor ke Baron, Cass?" tanya Reno lagi. Kali ini aku sedikit menjauh saat Reno bergerak mendekat. Aku merasa tidak nyaman bekerja terlalu dekat dengan lawan jenis meskipun itu Reno sekalipun.

"Lapor ke gue tentang apa?"

Nyaris saja aku terlonjak karena kaget. Ini Baron mungkin pakai jimat pemanggil, ya? Kenapa dia suka tiba-tiba muncul kalau ada yang mengucapkan namanya? Aku mengelus dada yang berdebar kencang karena kaget.

"Lo kenapa?" tanya Baron lagi. Matanya tajam menyelidikiku.

"Kaget! Lo kenapa sih kaya jailangkung. Datang tak diundang pulang tak diantar," ujarku ketus.

"Gue nyari lo. Mau ajak meeting. Tentang masalah stok produk." Baron berkata datar. Kali ini aku yang menatapnya tajam. Sejak berbaikan beberapa saat lalu, kupikir hubungan kami membaik. Sepertinya hari ini Baron sangat ketus.

"Gue ikut, deh," ujar Reno sambil memundurkan kursi beroda yang didudukinya. Reno tidak menyadari kalau Baron menatapnya tajam sebelum mengangguk.

Sementara Reno bersiap-siap, aku menutup laptop lalu berdiri dan melihat kalau Baron masih memandangiku. Aku bertanya apa yang dia pandangi tanpa bicara. Laki-laki yang mengenakan celana jeans dengan atasan kemeja fit berwarna hitam itu hanya menghela napas.

"Kenapa lo pindah?" Baron langsung bertanya.

"Oh! Di ruangan kecil itu sepi. Anak-anak kan lagi bantuin tim lain. Jadi Reno ajakin gue pindah ke sini. Seengaknya gue nggak perlu kerja sendiri." Aku terkekeh pelan.

"Ternyata gue udah terbiasa dengan suasana ramai para anak magang. Agak kangen juga, sih," lanjutku sambil berdiri dan menghampiri Baron. Wajah laki-laki itu masih terlihat agak kaku sampai aku merasa heran.

"Lo kenapa, Ron? Sakit perut? Muka lo serem bener."

Di luar dugaan Baron malah kembali menghela napas dan menyender pada kubikel terdekat. Aku takut kalau dia kembali sakit apalagi saat melihatnya memejamkan mata. Kalau sampai Baron sakit di saat persiapan PSBB seperti ini, pasti akan berpengaruh ke pekerjaan di kantor.

"Lo deket sama si Reno ini?" Bukannya menjawab pertanyaanku, Baron malah bicara tentang Reno.

"Deketlah. Kan satu tim. Kenapa jadi Reno, sih? Lo sakit, Ron?" Sungguh aku khawatir dengan tingkat kewarasan Baron sekarang. Kenapa juga dia bertingkah aneh seperti ini?

"Oke. Tapi jangan kerja dekat-dekat seperti tadi. Nanti ada gosip." Baron berderap menjauh ketika melihat Reno sudah siap dan mendekati kami.

Lah? Tingkah Baron saat ini sungguh aneh. Sampai dengan saat ini, gosipku dan Baron sangat kuat berembus. Gosip itu tidak ditanggapi oleh Baron. Lalu apa pedulinya jika ada gosip tentangku dan Reno? Reno kan juga masih single. Beda ceritanya jika Reno adalah pacar atau suami orang.

Aku tidak habis pikir apa yang sedang terjadi atau apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki yang saat ini berjalan di depanku. Mungkin dia lagi senewen karena urusan kerjaan, akhirnya aku mencoba berpikir bijaksana.

Ruang tim strategic berada di sebelah ruang finance. Berbeda di tempatku bekerja yang seringkali ramai, ruangan tim Baron ini sepi. Hanya terdengar suara ketikan keyboard di beberapa tempat. Tahulah aku kenapa Baron seringkali mampir ke tempatku. Dia pasti butuh perubahan suasana kalau tidak mau langsung mengantuk karena mendengar suara monoton keyboard.

"Ruang rapat lagi dipakai semua. Jadi kita di sini dulu. Gue mau kasih lihat beberapa rencana untuk menghabiskan stok barang sebelum bawa ini ke rapat bareng orang gudang." Baron masuk ke kubikel tempatnya bekerja sambil menyeret dua kursi.

Aku malah asyik memperhatikan kubikel tempat Baron bekerja. Ini adalah kali pertama aku melihat ruang kerjanya. Ternyata dia cukup rapi. Tabel-tabel kertas ditempel dengan push pin di dinding kubikel. Beberapa post it menempel di samping layar komputernya. Aku bahkan baru tahu kalau Baron menggunakan desktop selain laptop yang dia bawa-bawa.

"Cassandra! Mata lo udah selesai lihat-lihatnya!" tegur Baron saat aku masih asyik melihat-lihat meja kerjanya.

"Belum! Asyik juga lihat meja lo. Gue nggak nyangka kalau ini rapi mengingat kepribadian lo yang agak-agak," sahutku santai sambil terus melihat-lihat. Ada tulisan motivasi yang ditaruh dalam pigura dan diletakkan persis di samping layar desktop. Selain itu ada foto-foto ketika divisi kami mengadakan karyawisata beberapa tahun lalu. Mataku menyipit ketika mengenali foto itu.

"Agak-agak gimana maksudnya?" Baron membuyarkan konsentrasiku.

"Agak-agak nggak waras." Aku berkata sembarangan sambil terkekeh saat mengucapkan hal itu. Kupikir bercanda akan membuat sikap Baron yang kaku sedikit melunak. Ternyata itu salah besar. Baron tetap menatapku datar dan dingin.

"Bercanda gue! Ya ampun, Baron! Lo kenapa, sih?" tanyaku menahan malu. Apalagi saat menyadari Reno memperhatikan kami berdua.

"Nanti saja bercandanya pas kita cuma berdua." Kali ini Baron melirik Reno dengan tajam. Lagi-lagi sikapnya membuatku heran.

Akhirnya aku pasrah untuk melihat rencana-rencana yang sudah Baron buat. Sesuai dengan perkiraan, dia membuat tiga rencana sekaligus. Rencana yang dibuat oleh Baron adalah mengadakan cuci gudang, membuat potongan diskon atau program khusus.

Aku tertarik dengan program khusus ini. Kuusulkan untuk membuat program khusus seperti membeli produk secara online dan sebagian dari keuntungan akan disumbangkan sebagai bagian dari rencana ulang tahun perusahaan. Ada beberapa catatan yang kemudian ditambahkan Baron.

Setelah ini tinggal membuat daftar informasi dan proposal pengajuan untukk kegiatan yang kami rencanakan sebelum diteruskan ke rapat bersama tim lain besok. Aku menghela napas lega.

"Thanks, Cass! Gue hubungi gudang sambil minta rencana rapat. Lo besok ke mana?" tanya Baron.

"Gue sama Reno harus ngecek gudang pusat buat cek prosedur penyimpanan barang. Kenapa?"

Baron menggertakkan gerahamnya sampai aku heran kenapa dia tiba-tiba marah. Belum sempat bicara, mataku menangkap catatan pada tanggal hari ini di kalender yang dilingkari. Date with Cassandra.

Hah?

***

Catatan Peribahasa:

Elok lenggang di tempat datar = Bersuka hati harus pada tempat atau waktu yang tepat.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Di Seberang Rumah Wulan Fadila

Любовные романы

282K 40.6K 37
Dunia Adit sedang hancur ketika bertemu Mona. Pernah melalui apa yang Adit lalui, Mona membantu Adit bangkit kembali merangkai dunia baru. Namun, sia...
862K 103K 46
OPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Hidup Anindita...
152K 7.1K 29
𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________🕳️____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Menurut saya perc...
55.2K 6.1K 42
Happy Quarantine by Anneliese Shofia [Winner Wattys 2021 - Fiksi Penggemar] Pandemi virus ini tidak hanya dialami oleh para Muggle. Di dunia sihir pu...